oleh

Picu Kontroversi di Tiongkok, Tren Baru Putuskan Saraf Kaki Demi Miliki Betis Indah

image_pdfimage_print

Kabar6-Demi memiliki tubuh indah dan kecantikan yang mengundang decak kagum, tidak sedikit orang rela menjalani beragam prosedur, sekalipun harus ‘mengorbankan’ kesehatan mereka.

Dan belakangan ini, melansir Odditycentral, ada tren kecantikan baru di Tiongkok yang bisa dibilang cukup ekstrem, karena harus memutuskan salah satu saraf di kaki mereka demi memiliki betis yang tampak lebih ramping dan tegak. Tren kecantikan ekstrem itu disebut ‘calf blocking’ atau ‘pemblokiran betis’.

Ya, para wanita muda dan sehat memotong bagian saraf kaki mereka yang dianggap ‘kurang penting’ secara permanen. Menurut wakil direktur bedah sendi dan kedokteran olahraga di Affiliated Hospital 3 of Southern Medical University, Dr. Zeng Chun, tren kecantikan itu cukup berbahaya bagi kesehatan. Dirinya bahkan terkejut saat mengetahui para wanita mau memotong saraf kaki mereka secara sengaja.

“Pasien dengan cedera saraf dan atrofi otot betis mengalami rasa sakit yang terus menerus, dan sangat ingin menemukan cara untuk pulih. Saya tidak menyangka ada orang sehat yang secara sadar merusak saraf mereka,” ungkap Dr. Chun.

Dijelaskan Dr Chun, tidak ada yang namanya saraf kurang penting. Sekali saraf tersebut rusak, maka tidak akan pernah pulih sepenuhnya seperti semula. ** Baca juga: Sebanyak 19 Karyawan Restoran Ditahan Karena Ogah Beri Burger Gratis pada Polisi Pakistan

Salah seorang wanita yang mengaku telah menjalani prosedur calf blocking menceritakan pengalamannya dalam situs Good Doctor Online. Dikatakan, dua bulan setelah operasi, dirinya tak bisa berjalan dengan benar, kaki bagian bawahnya selalu mati rasa dan wanita itu tak bisa berdiri. Ia pun kemudian mulai merasa khawatir dan bertanya kepada dokter melalui situs informasi kesehatan online di Tiongkok itu.

Tak ayal, tren kecantikan yang tengah viral di Tiongkok ini mengundang beragam kontroversi. Tak sedikit yang menyalahkan beberapa influencer karena mempromosikan tren tersebut dan juga para wanita yang mau mengikutinya.

Manusia memang tidak pernah merasa puas.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email