oleh

Pengelolaan 3R Hingga Pembangkit Listrik Demi Atasi Sampah di Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat terus gencar atasi persoalan sampah bersama masyarakat hingga menjadi barang ekonomis.

Upaya tersebut diaplikasikan melalui pengadaan bank sampah ditiap Rukun Warga (RW), hingga pembangkit listrik tenaga sampah.

Berdasarkan data yang ada, saat ini ada lebih 200 bank sampah dengan pendekatan berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Kepala DLH Kota Tangsel Toto Sudarto mengutarakan, tiap harinya, volume sampah di Kota Tangsel mencappai 850 ton.

“Kita terus lakukan pengelolaan sampah secara terpadu mulai dari hulu ke hilir. Ada 600-an RW di Tangsel. Kami sebagai pembina (ke masyarakat) akan terus penuhi kebutuhan. Tujuannya juga untuk mempererat tali silaturahmi dan mengurangi sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir),” terang Toto disela acara Gebyar 3R di Tandon Jaletreng, Ciater, Kecamatan Serpong, kemarin.

kabar6.com
Gebyar 3R di Jaletreng, Ciater, Kecamatan Serpong.(DLH)

Ditambahkan, persoalan penanganan sampah seperti di kota-kota besar hampir seluruhnya sama, yakni keterbatasan lahan. Sejauhini, Kota Tangsel masih mengandalkan TPA Cipeucang untuk menampung seluruh sampah yang ada tiap harinya.

“Mindset-nya (pola pikir) memang harus sudah diubah, jangan cuma memikirkan gimana caranya membuang, tapi juga gimana cara mengolahnya,” utaranya.

Tahun mendatang, diproyeksikan TPA Cipeucang sudah mulai berbenah menjadi tempat pemrosesan sampah. Sementara, untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang, Pemkot Tangsel sudah bekerjasama dengan Bogor terkait penyediaan lahan tempat pembuangan sampah.

“Pertengahan tahun 2020, kita sudah bisa buang sampah ke Sentul. Nanti sampah yang tidak bisaa diolah setelah dipilah kita buang kesana. Disatusisi, penggunaan sampah plastik terus ditekan,” jelasnya.

Ditempat sama, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menambahkan, apabila sampah tidak terkelola dengan baik, tak dipungkiri bakal membawa dampak tidak baik kedepan. Berbicara teknologi, Benyamin mengatakan bahwa hal itu ada batasannya.

“Seperti masalah sampah, sebenarnya itu yang paling penting dan dibutuhkan adalah perubahan prilaku kehidupan individu masyarakat. Sebisa mungkin, bagaimana menggunakan plastik sekali pakai, karena dapat membantu dalam menangani sampah dari hari kehari,” papar Ben, sapaan akrab Benyamin.

Menurutnya, dalam Rencana Program Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangsel, sudah dianggarkan sebesar Rp 1,8 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah.**Baca juga: Pokja WHTS: Penghargaan Jadi Suplemen Penyemangat Kawal Lingkungan Hidup.

“Jadi kedepan jangan sampai lagi banyak kita lihat sampah-sampah plastik di jalan apalagi saluran irigrasi,” ujarnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email