oleh

Peneliti Ungkap Kelelawar Mampu Hasilkan Suara Menggeram Seperti Vokalis Death Metal

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang peneliti postdoctoral yang mempelajari vokalisasi kelelawar di University of Southern Denmark di Odense dan University of Colorado di Colorado Springs bernama Jonas Hakansson mengatakan, kelelawar menggetarkan lipatan vokal khusus untuk menghasilkan geraman bernada rendah seperti penyanyi Death Metal.

Padahal sebelumnya, kelelawar diketahui hanya mampu membuat panggilan bernada tinggi untuk ekolokasi sebagai navigasi dalam berkelana atau berburu. Seperti vokalis Death Metal, melansir Livescience, kelelawar mencapai frekuensi rendah ini dengan menggunakan lipatan vokal palsu, yaitu lipatan tebal selaput lendir yang muncul di laring sebagian besar mamalia.

“Apa yang membantu mereka menggeram adalah lipatan ventrikel, disebut juga lipatan vokal palsu, yang berada di atas lipatan vokal yang sebenarnya. Ini bergetar pada frekuensi yang relatif rendah sehingga menghasilkan suara geraman,” ungkap Hakansson. ** Baca juga: Akibat Serangan Siber yang Minta Tebusan Uang, Rumah Sakit di Prancis Batalkan Operasi

Suara seperti itu hampir tidak pernah diucapkan oleh manusia, kecuali oleh penyanyi tenggorokan terlatih Mongolia, dan tentu saja vokalis Death Metal. Tim peneliti juga mengetahui bahwa jangkauan vokal kelelawar lebih luas dari yang mereka perkirakan, mencakup tujuh oktaf.

Sebagai perbandingan, manusia dan sebagian besar mamalia lainnya hanya dapat mengatur tiga atau empat oktaf. Penyanyi seperti Prince, Mariah Carey, dan pentolan Queen legendaris Freddie Mercury, yang memiliki rentang empat hingga lima oktaf, merupakan pengecualian yang jarang terjadi.

Para ilmuwan belum mengetahui mengapa kelelawar membuat suara geraman seperti vokalis Death Metal. Namun, Hakansson dan rekan-rekannya mencatat bahwa kelelawar mulai menggeram saat berkerumun, mungkin menunjukkan agresi atau gangguan.

Para peneliti baru-baru ini memeriksa kemampuan vokal yang tidak biasa ini pada kelelawar Daubenton (Myotis daubentonii). Menurut Animal Diversity Web, kelelawar ini hidup di seluruh Eropa dan Asia, memiliki lebar sayap sekira 25 cm.

Rekaman berkecepatan tinggi mengungkapkan, suara yang dihasilkan oleh lipatan vokal palsu bernada sangat rendah, dalam kisaran satu hingga lima kHz. Berbeda dengan frekuensi tinggi pada kelelawar yang didorong membran memanjang dari pita suara tebal, fitur yang tidak dimiliki manusia.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email