oleh

Peneliti AS Sebut, COVID-19 Dapat Hidup Berjam-jam di Udara dan Permukaan Barang

image_pdfimage_print

Kabar6-National Institue of Allergy and Infectious Deaseases (NIAID) yang menjadi bagian dari National Institute of Health dari Amerika Serikat melakukan penyelidikan daya tahan COVID-19.

Penelitian ini, melansir Grid, menemukan bahwa COVID-19 dapat berada udara selama berjam-jam dan permukaan barang selama berhari-hari. Penelitian dikerjakan dengan berusaha meniru virus dari orang yang terinfeksi ke permukaan benda yang berada di lingkungan rumah dan rumah sakit, melalui batuk atau menyentuh benda terkait.

Dalam penelitian digunakan alat untuk mengeluarkan aerosol yang menggandakan tetesan mikroskopis, dibuat dalam batuk dan bersin.

Hasil tes yang diunggal di New England Journal of Medicine menunjukkan, virus dapat dibawa oleh tetesan yang dilepaskan ketika seseorang batuk atau bersin. Di mana virus dapat tetap hidup atau masih dapat menginfeksi manusia dalam aerosol setidaknya selama tiga jam.

Sementara untuk permukaan benda plastik dan stainless steel, virus masih dapat dideteksi selama tiga hari. Namun di atas kertas, virus tidak dapat hidup setelah 24 jam. Sedangkan pada tembaga, butuh empat jam hingga virus tidak aktif.

Tim peneliti juga menemukan, butuh sekira 66 menit bagi partikel virus untuk kehilangan fungsinya jika berada di tetesan aerosol. Artinya, setelah satu jam enam menit berikutnya, tiga perempat partikel virus tidak aktif, namun 25 persen lainnya masih dapat hidup.

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh Neeltje van Doremalen dari fasilitas Montana NIAID di Rocky Mountain Laboratories, jumlah virus pada akhir tiga jam akan menurun menjadi 12,5 persen.

Untuk stainless steel, dibutuhkan lima jam 38 menit untuk setengah dari partikel virus menjadi tidak aktif. Pada plastik adalah enam jam 49 menit. Di atas kertas karton sekira tiga jam 30 menit. ** Baca juga: Tetap Jaga Kesehatan Mental Selama Pandemi COVID-19 dengan Cara Sederhana

Namun ada banyak variabilitas dalam hasil tersebut sehingga sulit untuk dipastikan angka yang jelas. Waktu bertahan hidup terpendek bagi COVID-19 adalah pada tembaga, di mana setengah virus menjadi tidak aktif dalam waktu 46 menit.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email