oleh

Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan

image_pdfimage_print

Kabar6. Bocah perempuan itu terus menangis dalam dekapan ibunya. Matanya melotot kepala membesar. Sang bunda terus menepuk-nepuk pantat sang bayi untuk menenangkan tangisnya.

Adalah Zhafira Kirania Putri Main (4 bulan) nama putri pasangan Muhammad Zairin Main dan Supriah. Zairin yang berprofesi sebagai tukang urut panggilan ini harus pontang-panting mencari uang untuk mengobati penyakit anak keduanya itu. Sementara sang istri hanya ibu rumah tangga tak bisa berbuat banyak.

“Sejak lahir 2 Januari 2017 lalu, memang sudah ada benjolan di bagian kepala anak saya. Ternyata benjolan itu makin besar dan makin besar,” ujar Zairin saat disambangi di kontrakannya yang bersahaja di bilangan Kampung Gedong, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (24/04/2017).

Zairin dan Supriah sudah membawa Zhafira ke RSUD Pamulang. Namun rumah sakit itu tak sanggup menangani. Ia membawa sang bayi ke RS Fatmawati yang lebih besar atas rujukan dokter. “Menurut dokter, anak saya menderita penyakit hydrocephalus. Harus dilakukan penanganan khusus,” ungkapnya.

Ia sudah mengurus kartu BPJS kesehatan untuk meringankan biaya, namun dokter di RS Fatmawati tetap menyarankan Zairin mencari bantuan dana lain. “Soalnya biayanya tidak sedikit. Ada obatnya yang harganya mencapai Rp 2 juta. Belum lagi nanti kalau dioperasi itu dananya juga tidak sedikit. Saya ragu apakah BPJS bisa menanggungnya,” ujarnya lirih.

“Saya tak tahan mendengar tangisan dan rintihan putri saya. Kepalanya dari hari ke hari kian membesar,”Ratapnya

Inilah yang membuat Zairin pusing tujuh keliling. Dari profesinya sebagai tukang urut tak mampu mengumpulkan dana buat pengobatan buah hatinya. Ukuran tangan pemerintah, lembaga sosial, masyarakat dan siapa pun amat dibutuhkan untuk membantu biaya pengobatan putrinya.(cep)

Print Friendly, PDF & Email