oleh

Pemulihan Batas Sawah Terdampak Banjir Ditarget Rampung Tiga Bulan

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten, Agus Tauchid menargetkan pemulihan kontruksi batas sawah milik warga yang terdampak banjir dan longasor di Kabupaten Lebak untuk bisa dikerjakan dalam waktu dua sampai tiga bulan kedepan.

Pemulihan kontruksi sawah yang rusak karena terkena dampak banjir mulai dari penetapan patok sawah akibat terendam lumpur, hingga pemulihan jaringan irigasi tersier yang rusak dan menjadi kewenangannya Distan, karena diterjang bencana banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Banten beberapa waktu kemarin, khususnya di Kabupeten Lebak.

“Dalam waktu jangka pendek ini kami ingin pemulihan kontruksi selesai,” terang Agus, kepada Kabar6.com, Sabtu (11/1/2020).

Menurut Agus, sedikitnya ada 500 hektar sawah di Kabupaten Lebak rusak karena diterjang banjir bandang kemarin, dan 439 diantaranya telah dinyatakan puso karena terendam lumpur.

Lanjut Agus, untuk penanganan jangka pendek sendiri yang akan dilakukannya adalah dengan mengirimkan alat berat berupa exavator untuk membantu pemulihan sawah warga akibat terendam lumpur, termasuk perbaikan saluran irigasi yang rusak.

“Nanti melalui bantuan cepat, bantuan exavator, karena disitu banyak galengan sawah yang ilang. Itu progres jangka pendek yang harus segera dituntaskan. Setelah normal baru jaringan irigasinya yang menjadi kewenangannya pertanian,” katanya, pemulihan sawah yang terendam lumpur di Kabupaten Lebak, nantinya akan melibatkan peran dari pemerintah pusat dan Kabupaten Pandeglang dengan cara bersama-sama mengirimkan bantuan alat berat berupa exavator.

Selanjutnya, kata Agus, setelah sawah warga yang terendam lumpur tersebut menjadi normal, pihaknya akan mengirimkan bantuan benih kepada para petani yang terdampak secara cuma-cuma alias gratis, dengan begitu diharapkan para petani bisa segera kembali menanam disawanya masing-masing pasca kejadian banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak dan sekitarnya kemarin.

“Itu yang jangka pendeknya semua. Kalau yang jangka lebih panjang lagi, kami ingin semua petani Banten, khususnya yang berada di zona-zona beresiko gagal tanam atau gagal panen (beresiko terkena banjir, longsor dan tsunami), nanti kami akan lebih intenskan dengan mengadakan edukasi supaya para petaninya masuk ke asuransi tanaman padi atau AUTP (Program Asuransi Usaha Tani Padi),” terang Agus.

Lebih jauh, Agus mengatakan, terkait bantuan AUTP sendiri, sampai saat ini masih banyak petani Banten yang belum menyerapnya. Akibatnya, pada saat lahan sawah mereka terkena bencana dan puso, para petani tidak mendapatkan ganti rugi lahan pertaniannya karena mengalami gagal panen.

“Nah, untuk petani di Cipanas dan Sajira, kami belum mendapatkan datanya. Apakah mereka masuk AUTP atau tidak,” katanya.

Saat disinggung langkah konkrit dari Distan Banten dalam waktu dekat ini untuk membantu para petani di Kabupaten Lebak yang terdampak banjir bandang kemarin, sambung Agus, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen tanaman pangan, sambil menerjunkan petugasnya untuk membantu para petani yang terkena musibah banjir.

“Kalau yang manual dilapangan sudah jalan, dengan menggunakan pacul. Kalau yang pakai exavator kami akan coba cek ke Jakarta. Kita akan tanyakan soal percepatannya,” katanya.

Wakil ketua Komisi V DPRD Banten, Yeremia Mendrofa mengaku belum mendengar langkah konkrit yang akan dilakukan Pemprov Banten, dalam membantu para petani yang terkena dampak banjir.

Pihaknya mengaku khawatir, akibat terendamnya sawah-sawah milik warga tersebut, akan berpengaruh pada keberlangsungan pendapatan rumah tangga dari para petani yang terkena dampak, dan yang lebih jauh akan memperburuk statsistik kemiskinan dan penggangguran di Provinsi Banten pada awal semester tahun 2020 ini.

**Baca juga: 11 Kandidat Berebut Restu DPW PAN Banten.

Menurutnya, pada waktu rapat hari bersama di Kantor BPBD, Rabu pekan kemarin, pihaknya juga belum mendengar langkah-langkah dari Pemorov Banten kepada para petani yang terkena dampak banjir.

“Mestinya berbagai pertanyaan pada rapat Rabu (8/1/2020) kemarin, bisa mendapatkan tanggapan secara tertulis pada hari Jumatnya (10/1/2020). Tapi saya cek blm ada,” tandasnya.(Den)

Print Friendly, PDF & Email