oleh

Pemkot Tangsel Khawatir Investasi Dititik Nadir

image_pdfimage_print

Kabar6-Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus menggeliat dan sektor industri hunian menjadi primadona. Sayangnya, hal itu diprediksi tak akan berlangsung lama, mengingat ketersediaan lahan yang semakin menyempit.

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, mengatakan, tingkat kejenuhan pertumbuhan ekonomi bakal melanda wilayah itu bila didominasi oleh kalangan swasta. Terus menjamurnya sektor hunian seperti perumahan dan hotel, nyatanya tidak seimbang dengan ketersediaan lahan.

“Tapi memang pajak BPHTB (Bea Pengenaan Hak Tanah dan Bangunan) pada 2012 mencapai Rp 402 miliar,” terang Benyamin di Serpong Utara, Selasa (22/4/2014).

Ia khawatir, pertumbuhan itu akan melambat dan berada di titik nadir. Oleh karena itu, pemerintah daerah sudah harus mempersiapkan diri sejak dini. Terutama dari hal yang menyangkut sumber daya alam dan regulasi.

“Kami hanya memiliki area seluas 147 hektare,” terang mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang itu.

Menanggapi itu, Staf Khusus Presiden RI Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah, menguraikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel harus sudah melakukan kajian atas hal itu. Khususnya menghitung laju pertumbuhan perumahan dan penempatan lokasinya.

Lantas, bila percepatan pertumbuhannya telah mengkhawatirkan dan tidak ada lagi lahan yang bisa dibangun perumahan, maka beberapa alternatif yang bisa dilakukan adalah, dengan membuat kebijakan khusus, yakni menerapkan alihfungsi lahan. **Baca juga: Pertumbuhan Industri di Tangsel Tembus Rp 29 Triliun.

“Melalui penerapan sistem vertikal, karena kalau horizontal maka tingkat kejenuhan pertumbuhan ekonomi akan terjadi,”  sarannya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email