oleh

Pemda Diminta Dukung Program DMI Dalam Memakmurkan Masyarakat

image_pdfimage_print
Kabar6–Wakil Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Banten, Budi Prajogo meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk bisa ikut mendukung program-program DMI, dalam memakmurkan masyarakat.
Karena menurutnya, Masjid tidak hanya sebagai sarana untuk beribadah. Namum banyak manfaat lainnya yang bisa dilakukan di Masjid, mulai dari sebagai pusat pendidikan, kesehatan dan perkembangan ekonomi masyarakat yang ada disekitar dilingkungan Masjid.
“Sehingga perlunya sinergitas antara Pengurus DMI dengan Pemda, terutama dalam hal penganggaran kegiatan untuk mendukung program-program DMI,” terang Budi usai menghadiri pelantikan pengurus DMI Banten yang dihadiri langsung ketua Umum PP DMI, Jusuf Kalla, di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (26/2/2020).
Hadir dalam kesempatn tersebut Gubernur Banten, Wahidin Halim, Kapolda Banten Irjen Pol Agus Sabar Santoso, tokoh Banten, Taufiqurrahman Rukki, Ketua MUI Banten HM Romly, Kepala Kanwil Kemenag Banten, Bazari Syam dan uncur forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) Banten.
Sementara itu, dalam sambutannya ketua Umum PP DMI, Jusuf Kalla memaparkan, masjid harus difungsikan seperti pada zaman Rasulullah. Dimana masjid sebagai pusat pendidikan, kesehatan, perkembangan ekonomi masyarakat.
“Oleh karena itu dakwah yang dilakukan di masjid tidak hanya masalah ibadah, tetapi juga perekonomian, perdagangan, pertanian, pendidikan. 60 persen keagamaan, 40 persen untuk kemakmuran masyarakat,” kata JK.
Mantan Wakil Presiden RI itu juga mendorong agar masjid tidak hanya dijadikan tempat beribadah. Masjid juga memiliki fungsi lainnya sebagai pengembangan ekonomi untuk memakmurkan masyarakat.
“Kita selaku umat muslim harus dapat memakmurkan masjid dan masjid dapat memakmurkan jamaahnya. Sesuai dengan tema yang diusung saat ini, mantapkan akselerasi kemakmuran dan dimakmurkan masjid,” katanya.
Untuk menjalankannya, kata dia, masjid bisa juga digunakan sebagai tempat pertemuan dan berdiskusi. Mengajak orang-orang yang ahli dalam bidang pengembangan ekonomi kerakyatan sehingga masyarakat bisa menyerap ilmunya.
“Di bidang kesehatan pangggil dokter bicara di masjid, soal pertanian panggil ahli pertanian ke masjid,” ujarnya.
JK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu mengungkapkan, Banten sudah sangat memiliki modal untuk menjalankan konsep tersebut. Sebab, provinsi paling barat di Pulau Jawa itu memiliki sejumlah masjid bersejarah dan berusia ratusan tahun.
Pada kesempatan itu juga dia membantah, anggapan masjid jadi tempat penyebaran radikallisme. JK menegaskan, selama ini masjid tidak pernah dijadikan tempat perencanaan teror-teror yang berasal dari paham radikalisme.
“Banyak yang mengatakan masjid banyak radikalisme. Saya bilang bedakan radikalisme dan amar ma’ruf nahi mungkar. Khatib itu berbicara amal ma’ruf nahi mungkar, yang merencanakan teror kita lihat beritanya dilakukan di kontrakan, bukan di masjid,” jelasnya.
Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) memastikan, memakmurkan masjid adalah salah satu perhatiannya. Hal itu selaras dengan visi misi Provinsi Banten sebagai daerah yang berakhlakul karimah.
“Salah satunya (penerapan akhlakul karimah) dalam membangun keagamaan mendapat penghargaan dari Kementerian Agama. Termasuk pula penghargaan dari KPK untuk pencegahan korupsi,” kata WH.
Selanjutnya banyak program pembangunan keagamaan yang dilakukan pemprov. Seperti misalnya revitalisasi kawasan Kesultanan Banten atau Banten Lama. Kemudian juga setiap tahunnya dianggarkan membangun masjid bagi kampung atau masyarakat yang belum memiliki fasilitas tersebut.**Baca juga: DPRD Banten Ajak Masyarakat Sukseskan Sensus Penduduk 2020 Secara Online.
“Kita juga ada program 1.000 tahfidz untuk pembinaan imam dan khatib ke desa-desa,” ujarnya.(Den)
Print Friendly, PDF & Email