Kabar6-Berdasarkan pengamatan NASA, fenomena alam berupa pancaran cahaya di lapisan ionosfer Bumi atau aurora terbesar tercatat memecahkan rekor 500 tahun terakhir. Warna-warni yang dihasilkan kemungkinan terlihat hingga ke daerah ekuator akibat sebaran badai geomagnetik di Bumi.
Badai tersebut juga disebut sebagai yang terkuat selama lebih dari 20 tahun terakhir. Melansir Livescience, badai geomangnetik yang terjadi medio 10-12 Mei 2024 lalu teridentifikasi terjadi setelah lima badai matahari menghantam secara beruntun. Badai matahari ini, disebut lontaran massa korona (CME) diluncurkan oleh semburan matahari dari bintik matahari besar yang dikenal sebagai AR3664.
Bintik matahari ini 15 kali lebih lebar dari Bumi menjadikannya yang terbesar dalam satu dekade. Beberapa semburan matahari ini terklasifikasi sebagai ‘kelas-X’, yang berarti jenis ledakan paling kuat di matahari.
Aurora biasanya terjadi di daerah kutub medan magnet Bumi paling lemah. Namun, selama badai geomagnetik yang signifikan, radiasi matahari dapat meluas lebih jauh. Di Belahan Bumi Utara, aurora dari badai baru-baru ini terlihat sejauh selatan Florida dan Meksiko dan di beberapa bagian Eropa.
Fotografer aurora Chris Wickland di platform sosial X (Twitter) menulis, di Belahan Bumi Selatan, aurora diamati sejauh utara Kepulauan Galapagos. Namun, penglihatan ini belum diverifikasi oleh organisasi ilmiah atau sumber berita.
Selain itu, aurora terlihat di Belahan Bumi Selatan sejauh utara Kaledonia Baru, negara kepulauan di Samudra Pasifik antara Australia dan Tonga.
Fotografer Frédéric Desmoulins menangkap gambar mencolok dari cahaya merah muda yang menerangi langit, kemungkinan foto aurora pertama yang diambil di pulau itu.(ilj/bbs)