oleh

Pandemi Corona, Gaji Tenaga Medis di RSUD Banten Bakal Dipotong?

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemerintah Provinsi Banten jugs berencana akan memotong gaji tenaga medis yang di RSUD setempat menangani pasien Covid-19. Pemotongan ini disebut sebagai bentuk efisiensi APBD untuk menangani pandemi virus corona .

“Untuk tenaga medis berstatus PNS, katanya untuk efisiensi, saya harap tidak untuk mereka para PNS yah yang sekarang ada disini tidak dilakukan efisiensi,” kata Sekretaris Komisi V DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan, Kamis (02/05/2020).

Menurutnya, para tenaga medis bukan hanya mengorbankan waktu untuk pribadi dan keluarganya saja. Mereka bahkan harus mempetaruhkan nyawa karena sudah banyak kasus terjadi tertular virus corona.

“Jadi kebijakan efisiensi, pengurangan tunjangan, jangan sampai kena. Bahkan kalau bisa ditambah,” tegas Fitron.

Para tenaga medis juga telah menyampaikan harapannya kepada politisi Partai Golkar itu. Mereka me Minta agar vitamin, makanan berat dan makanan penunjangnya ditambah.

Terutama makan dan minuman yang bervitamin. Sehingga kesehatan, tenaga dan imunitas tubuh mereka selalu terjaga selama menangani pasien Corona di RSUD Banten, sebagai rumah sakit rujukan utama tingkat provinsi.

“Dalam rentang waktu cukup panjang, tiga bulan, harus di jamin makan dan minum nya. Mereka mengusulkan ada beberapa yang harus dipenuhi, terkait vitamin, kl bisa bukan hanya tablet, tapi secara kesehatan mereka juga bisa minta vitamin C yang lebih. Kemudian berharap peralatan mandi, cuci, masih kurang,” terangnya.

Dari 90’an tenaga medis yang beristirahat di Pendopo Lama Gubernur Banten, menurut Fitron sebagian besar tenaga medis berstatus honorer atau kontrak. Mereka berharap, jika pandemi Corona sudah berakhir, bisa di angkat status nya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh pemerintah. Karena telah mengorbankan banyak hal bagi penyembuhan pasien covid-19.

**Baca juga: Pria Sakit Paru, Ditemukan Gantung Diri di Serang.

“Mereka harus dikarantina, meninggalkan keluarga, karena persoala protokoler covid, mereka tidak bisa bersentuhan, ini kan pengorbanan yang luar biasa. Terutama yang honorer, mereka berharap bisa jadi PNS,” jelasnya.

Sebelumnya pelayanan miris diterima oleh tenaga medis yang tidur di atas kasur tanpa ranjang. Kasur tersebut digelar begitu saja di atas lantai tanpa alas dan jaraknya berdekatan. Bahkan satu kamar harus di isi sampai 25 orang.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email