Cekcok di Wisma PKPN,Suami Tikam Istri Sampai Tewas

Kabar6-Setelah sempat bertengkar seorang suami tega menikam istrinya. Peristiwa berlangsung, Kamis (3/1/2013)  di Wisma PKPN Jalan Arya Santika no 72 RT 03/02 Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.

Adalah Hermansayah, suami sadis tersebut. Sedangkan  istri M. Nurhasanah (37),warga Nabung RT 01/04, Sukadana Lampung Timur, terbujur kaku di RSUD Tangerang.

Menurut informasi yang dihimpun kabar6.com, pelaku dan korban menginap di kamar 208.
Kedua pasangan tersebut datang ke Wisma PKPN sekitar Pukul  23.00 WIB,
kemudian sekitar jam 04.00 WIB, saksi Suhendrik (29), karyawan hotel  mendengar suara seorang wanita dari kamar tersebut  minta  tolong. Kemudian saksi datang membantu dengan  cara mendobrak pintu kamar tesebut.

Suhendrik melihat korban sudah tergeletak di lantai bersimbah darah dan pelaku sedang memegang pisau. Ketika pelaku akan menusuk korban kembali,  dicegah oleh saksi, selanjutnya korban di bawa ke RS namun tidak tertolong.Korban meninggal akibat  tusukan pisau dibagian uluhati.
Sementara pelaku saat ini  diamankan di Polsek Karawaci  berikut barang bukti  pisau.
Hingga berita ini disusun belum ada konfirmasi jajaran Polsek Karawaci. (Har/ir)




Penarik Kapal Feri di Pelabuhan Merak Tewas Tenggelam

Kabar6-Jumani, 22, penarik tambang kapal feri atau kepil yang tercebur ke laut pada Selasa (1/1) malam akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa.Warga Lingkungan Ciporong, Kel. Mekarsari, Kec. Pulomerak, Kota Cilegon, itu ditemukan Rabu (2/1)sore tidak jauh dari lokasi Dermaga V Pelabuhan Merak .

Tim pencari terdiri dari petugas tim Search and rescue (SAR) gabungan dari PT ASDP Merak, Polair Polda Banten, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) dan Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Merak (KSKP) semula sempat kesulitan korban mencari korban karena kendala cuaca buruk.  dihentikan.

Mayat korban akhirnya ditemukan sekitar pukul 16:00. Tim SAR langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon untuk di visum.

Manager Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry Merak, Nana Sutisna mengatakan peristiwa tersebut terjadi akibat petugas kepil tersebut terpeleset ketika menarik tali kapal ferry KMP Caitlyn yang akan sandar di Dermaga V Pelabuhan Merak, Selasa (1/1) sekitar pukul 23:30 WIB.

Kepala Sektor Kepolisian Pelabuhan (KSKP) Merak, AKP Kamarul Wahyudi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan peristiwa tersebut. Pihaknya tengah mencari keterangan dari petugas yang pada saat itu bekerja bersama di Dermaga V ketika kejadian berlangsung. (pk/sak)




Gedung SDN 3 Padasuka Ambruk

Kabar6-Gedung Perpustakaan milik Sekolah Dasar Negeri 3 Padasuka, Kecamatan Maja,Kabupaten Lebak,Banten,  Selasa sore (2/1/2013) ambruk. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.

Ambruknya gedung perpustakaan terjadi diduga akibat buruknya kontruksi bangunan. Beberapa bagian gedung rata dengan tanah.

Bangunan gedung ini dibangun melalui dana alokasi khusus atau DAK tahun 2010, namun pihak sekolah tidak dilibatkan dalam pengerjaannya.

Adnan Arifin, Bendahara Sekolah SD Negeri 3 Padasuka berharap pihak terkait segera memperbaiki sarana gedung perpustakan SD Negeri  ini agar tidak mengganggu proses kegiatan belajar dan mengajar (bad)




Calo Tiket dan Asongan Marak, AP II Komplen ke Pemkot Tangerang

Kabar6-Pihak Bandara Soekarno Hatta, Tangerang komplain terhadap tidak becusnya langkah Pemkot Tangerang mengatasi masalah sosial di bandar udara itu.

Dengan tidak teratasinya masalah sosial, bandara terbesar di Tanah Air itu kian tidak diminati penumpang pesawat.

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II, Trisno Heriyadi mengatakan, sampai saat ini bandara belum terbebas dari masalah sosial seperti calo tiket, pedagang nasi bungkus, pengemis, tukang semir sepatu dan tidak terlaksanya Perda larangan merokok di terminal bandara.

Ini karena Pemkot Tangerang belum melakukan upaya tindakan dalam penanganan masalah sosial itu.

“Pemerintah seharusnya memberantas calo dan pedagang di bandara, jadi bukan domain kami,”kata Trisno,Rabu (2/1/2013).

Trisno menjelaskan, meskipun sebagai pengelola bandara, PT AP II bukan selaku pihak yang harus memberantas masalah sosial tersebut.

Tugas pengelola bandara adalah mengatur sistem penerbangan dan memberikan rasa kenyamanan bagi penumpang dalam pelayanan penerbangan.

Artinya, sudah menjadi tugas dari pemerintah untuk mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan masalah sosial yang terjadi dari bandara. Apalagi, pemerintah daerah telah memiliki peraturan daerah (Perda) mencegah masalah sosial tersebut.

“Mereka (pemda) yang memiliki perda dan perda itu harus dilaksanakan jika ada yang melanggar. Misalnya perda larangan merokok di bandara, dan sampai saat ini masih saja ada penumpang yang merokok dan tidak diberikan sanksi,” kata Trisno.

Ia mengakui, dengan tidak ditertibkannya masalah sosial itu, masyarakat menengah ke bawah yang mencari nafkah di bandara harus beradu domba dengan pihak bandara.

Mengenai persoanal ini, pemda setempat seharusnya melakukan tindakan, dengan memberdayakan, memberikan bea siswa, atau setidaknya  mempekerjakan masyarakat pelaku masalah sosial agar mendapatkan penghidupan yang lebih layak.

Jika masalah sosial ini terus dibiarkan menjamur di bandara tanpa diatasi, kesan buruk terhadap bandar udara international itu terus menjadi bahan pergunjingan penumpang pesawat dari luar negeri.

“Bandara ini salah satunya bandara terbesar didunia yang ada calo, pedagang asongan dan ada penumpang yang merokok diarea publik bandara. Satpol PP seharusnya menangani masalah ini,” kata Trisno.

Terpisah Kepala Humas Pemkot Tangerang, Amal Herawan mengatakan, PT AP II tidak patut melakukan komplain itu kepada pihaknya. Otoritas bandara yang memiliki tanggung jawab mengatasi masalah sosial di bandara.

Meskipun bandara berada di teritorial wilayah Kota Tangerang, Pemkot Tangerang tidak punya wewenang masuk dan menangkap pelaku masalah sosial.

“Jika kita menempatkan petugas Satpol PP di bandara sangat tidak mungkin menangkap calo dan pedagang, karena bandara juga punya banyak petugas keamanan. Jadi itu ya tugas mereka,” kata Amal.(Rah)




Tiga Pembunuh Supir Bertato Burung Garuda Ditangkap, 1 Tewas Ditembak

Kabar6-Jajaran Polres Kota Tangerang berhasil menangkap 3 tersangka kasus pembunuhan. Satu dari 3 tersangka tewas ditembak  karena berusaha melawan petugas.

Dalam menjalankan aksinya tersangka beranggotakan 6 orang, masing-masing  masing Iyan (tewas),DD (DPO),EK (DPO), Heru dan Nani yang  meminjam mobil dari pemilik rental dan menyuruh Ridwan alias RD, supir rental bertemu di Pasar Banjaran, Bandung dengan tujuan Tangerang.

Sesampainya di Rajeng Kabupaten Tangerang Banten, korban warga Bandung  dibunuh dengan cara digorok lehernya dan di tusuk beberapa kali di bagian belakang. Mayat korban yang bertato burung garuda,  Minggu (16/12/2012)  ditemukan di  Kampung Gadaria RT01/01 Kelurahan Sukatani,Kecamatan Rajeg,Kabupaten Tangerang Banten.

Kapolres Kota Tangerang,  Kombes Pol Bambang Priyo Andogo  mengatakan,
Kejadian bisa di bilang pembunuhan sadis karena membuat korban tewas. Bahkan para tersangka  sudah berulang kali  melaKukan tindak kejahatan tersebut dengan modus yang sama.

Kapolres menghimbau, untuk seluruh pemilik rental mobil agar lebih berhati-hati jika ingin melepaskan kunci mobil kepada supir. Dalam kasus ini, peminjam hanya order lewat telepon, tanpa  bertemu terlebih dahulu.

“Ini  sangat riskan bagi keselamatan supir rental jika sistem rentalnya seperti ini,”ujar Kapolres Rabu (2/1/2013).(Ali)

 




Kondisi Pasar Tradisional di Kota Tangsel Kumuh

Kabar6-Kondisi sejumlah pasar tradisional di Kota Tangerang Selatan kian kumuh dan tidak terawat. Belum lagi infrastruktur jalan menuju pasar rusak berat, sampah juga masih menumpuk dan pedagang nekad menjual barang dagangan di bahu jalan.

Sebaliknya, otoritas daerah setempat menolak untuk bertanggung jawab.

Pantauan kabar6.com, kondisi paling parah terjadi di pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan yang berada di Jalan Arya Putra, Ciputat.

Aspal jalan terlihat rusak berat harus dilalui kendaraan roda dua dan roda empat serta angkutan umum. Kondisi jalan rusak di sekitar pasar menuju fly over Ciputat terdapat sejumlah kubangan besar. Sehingga menyulitkan penguna kendaraan bebas melalui jalan tersebut dan menyebabkan terjadinya kemacetan.

Apalagi sampah di pasar tersebut masih saja mengunung di sekitar pinggir Jalan Arya Putra. Bahkan, pedagang juga nekad berdagang pada setengah badan jalan Arya Putra sampai di bawah fly over Ciputat. Tindakan pemda untuk melakukan penertiban sepertinya manis dibibir saja.

“Ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari di pasar Ciputat. Macet, bau sampah, jalan rusak dan pedagang seenaknya jualan di pinggir jalan. Jadi serba sulit,”kata penguna kendaraan roda dua, Musdalifah pada kabar6com, Rabu (2/1/2012).

Hal serupa juga terlihat di pasar Serpong di Jalan Raya Serpong. Kubangan jalan rusak membuat penguna jalan harus berhati-hati melintas jalan didepan pasar Serpong tersebut.

Moment jalan rusak ditambah kemacetan dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan dibahu jalan. Kondisi kumuh itu juga tampak dimana sampah pasar dibuang ke pingir jalan yang tanpa dibersihkan petugas kebersihan.

Erwin, penjual somay di pasar Serpong mengatakan, jalan rusak di pasar Serpong sudah lama terjadi semenjak pasar tradisional Serpong di kemas menjadi pasar modern dengan dilakukan revitalisasi beberapa tahun lalu.

Namun, sampai kini kerusakan jalan di pasar Serpong yang dilalui berbagai jenis kendaraan tidak dilakukan perbaikan jalan oleh Pemkot Tangerang Selatan.

“Kalau jalan rusak di pasar Serpong sudah lama. Janjinya pemerintah akan dibangun fly over Serpong di jalan pasar ini, tetapi belum ada kejelasannya kapan di bangun,” kata Erwin.

Menangapi kondisi pasar tradisional yang kian tidak nyaman. Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan, Bambang P Rachmadi mengakui kondisi pasar tradisional di Tangsel memang tidak nyaman.

Perawatan pasar Ciputat dan pasar Serpong jauh dari harapan yang diinginkan pihaknya. Masalah sampah, kemacetan, jalan rusak dan tidak tertibnya pedagang sudah menjadi pemandangan biasa di pasar ciputat.

“Tata kelola terhadap pasar tradisional belum terjamah dengan baik. Jadi pemerintah belum bisa melakukan upaya pembenahan,” kata Bambang.

Bambang mengatakan, belum dilakukan pembenahan pasar tradisional di Kota Tangsel karena pengelolaan pasar itu masih dibawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun tidak bisa berbuat tindakan apapun untuk melangkahi Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Tahun 2013, Pemkot Tangsel berencana untuk mengambil alih aset pasar tradisional itu dari Pemkab Tangerang mengacu kepada Raperda Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang disyahkan pada akhir tahun 2012 lalu.

“Pasar tradisional merupakan BUMD yang harus diserahkan. Kita akan kelola dengan baik jika pasar itu sudah dibawah kewenangan Pemkot Tangsel,” kata Bambang.(Rah)




DPRD Kabupaten Tangerang Pertanyakan Target PAD Sarang Burung Walet

Kabar6-DPRD Kabupaten Tangerang mempertanyakan target pendapatan daerah dari pajak sarang burung walet dengan target Rp 50 juta setahun. Angka itu dirasa kecil, karena jumlah sarang burung walet di wilayah itu sangat banyak.

“Untuk kedépannya, pendapatan daerah dari pajak burung walet ini lebih baik dicoret,” ujar Anggota Komisi III bidang anggaran DPRD Kabupaten Tangerang Tabrawi.

Menurut Tabrawi, angka Rp 50 juta setahun untuk pendapatan dari pajak burung walet ini sangat tidak realistis. “Kalaupun harus tetap diadakan angkanya diatas Rp 200 jutaan,” tukasnya.

Hal ini mengingat jumlah sarang burung walet di Kabupaten Tangerang ini jumlahnya sangat banyak yang tersebar di sejumlah wilayah, diantaranya Cisauk, Pagedangan, Kronjo, Pakuhajî, Kosambi dan lainnya.

“Apalagi penarikan retribusi sarang burung walet ini sudah ada Perda-nya. Tapi, masak hanya Rp 50 juta,” tanya politisi PPNUI ini.

Untuk itu, Pada pembahasan APBD Perubahan 2013 nanti pendapatan sektor pajak burung walet ini apakah ditiadakan atau ditambah jumlah targetnya. “Kalau tetap Rp 50 juta lebih baik dihapus,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan BP2T Kabupaten Tangerang Yayat Ruhiman menjelaskan, penarikan perijinan sarang burung walet ini sudah sesuai Perda yang berlaku, sedangkan untuk pajak adalah kewenangan Dispenda Kabupaten Tangerang.

“Pemkab Tangerang sudah berkomitmen untuk permudah perijinan dan transparan. Semuanya sudah diatur Perda,” singkatnya.(dre/*)

 




Apes, Pencuri Sepeda di Serpong Dikeroyok Massa

Kabar6-Tak ada rotan akar pun jadi. Ffilosofi inilah yang dipegang tersangka ES (28), pelaku pencurian sepeda merk Polygon ini ditangkap setelah pemilik rumah meneriaki maling.

“Setelah diteriaki maling pelaku kabur membawa sepeda hasil kejahatan dan ditangkap oleh petugas keamanan perumahan,” ungkap Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Leganek Mawardi, kepada wartawan saat gelar perkara dikantornya, Rabu (2/1/2013).

Ia menjelaskan, dalam menjalankan aksi kejahatannya, pelaku menumpang sepeda motor jenis Yamaha Mio warna hitam bersama YT. Setibanya di perumahan BSD Blok I.6 sektor 1-1 RT 007/01, Rawa Buntu, kecamatan Serpong Kota Tangsel. Kawanan penjahat itu melihat kediaman Nyoman Wipara sepi.

Meski pagar rumah tertutup rapat, lanjut Mawardi, ES mudah masuk karena tidak terkunci. Tanpa membuang waktu tersangka langsung menggondol sepeda milik Nyoman. Rupanya aksi jahat itu diketahui seorang empunya rumah hingga mengundang perhatian warga sekitar.

“ES mudah ditangkap karena kabur menggunakan sepeda curian sementara YT yang bertugas membawa motor dan mengawasi lingkungan melarikan diri meninggalkan kejaran massa,” jelas Mawardi.

Atas kejahatan yang dilakukan ES, tambah Mawardi, pihaknya menjerat tersangka dengan pasal 363 KUH Pidana tentang Pencurian dengan Pemberatan ancamannya sembilan tahun penjara.

“YT sudah ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang). Kita terus kejar karena diduga mereka pernah terlibat dalam kasus serupa di wilayah lain. Kalau dilihat modus dan cara-caranya mereka memang pemain (penjahat profesional),” tambah perwira menengah tersebut.

Ditempat sama, ES mengaku menyesal telah melakukan kejahatan merampas hak orang lain. Pria yang berdomisili di jalan Sumur Bor, Kalideres, Jakarta Barat ini berdalih tak ada niatan untuk melakukan pencurian.

“Bener bang, cuma niat ngambil sepeda doang,” dalihnya kepada kabar6.com sambil menundukan wajah menghindari sorotan kamera pewarta.(yud)




Pasca Libur Tahun Baru, Kantor DPRD Tangsel Sepi

Kabar6-Hari pertama kerja pasca libur tahun baru, suasana di lingkungan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel terlihat sepi.

Seharunya anggota DPRD Kota Tangsel yang tugasnya sebagai perwakilan rakyat ternyata malas untuk menjalankan amanah yang diembannya. Hal ini terlihat dengan kehadiran anggota DPRD untuk masuk kerja. Hanya 3 anggota yang masuk.

Berdasarkan pantauan di lokasi, hari ini Rabu (2/1/2013) kehadiran anggota DPRD Kota Tangsel yang sebentar.

Pagi hari sekitar pukul 10:00 WIB hanya menemui dua orang
anggota dewan duduk di ruang Komisi 2 dan komisi 3. Dia adalah Soleh Asnawi dari Partai Hanura dan Aminudin dari Partai Golkar.

Menjelang tengah hari, di ruangan komisi 4 dijumpai anggota DPRD Nur Kholiq dari PKB.

Sedangkan di ruangan Ketua DPRD Kota Tangsel,  Bambang P Rachamdi ruangannya   kosong. Staf yang ada menyebutkan bapak belum datang. Staf Wakil Ketua Ruhamaben mengatakan, yang bersangkutan sedang berada di Rumah sakit.

Ruang Wakil Ketua Tb. Bayu Murdani pun dijumpai kosong. Stafnya mengatakan dia belum datang. Sementara  ruangan wakil Ketua Syihabudin Hasyim pun masih kosong hanya staf saja yang terlihat di ruangannya.

Selanjutnya di ruangan komisi-komisi i  hanya dihuni staf. Begitupun d iruang fraksi hanya staf saja yang terlihat.

Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Tangsel Heri Sumardi mengatakan, pada dasarnya sistem kerja anggota dewan tidak seperti PNS ataupun pegawai kantor lainnya.

“Tidak harus anggota dewan itu masuk setelah masa liburan. Anggota dewan itu boleh masuk, boleh tidak. Anggota dewan itu masuk, kalau ada rapat Paripurna, ataupun kegiatan komisi. Toh itupun kalau tidak ada hal lain,” kata politisi partai Demokrat saat ditanya Kabar6, Rabu (2/1/2013).

Ditanya tentang sanksi yang diberikan kepada anggota dewan yang malas, Heri mengatakan, BK telah memberikan surat edaran pada seluruh anggota DPRD dan surat teguran tersebut sudah dilayangankan ketua DPRD Tangsel.

“Tentu sesuai Tatib, BK sudah layangkan surat edaran kepada anggota dewan. Apalagi sudah edaran tersebut sudah diberikan kepada Ketua DPRD sebanyak 2 kali. Coba tanyakan saja kepada ketua,”pungkasnya. (Evan)




Penentuan Dapil Pemilu 2014, KPU Kab Tangerang Jangan Otoriter

Kabar6–Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Tangerang meminta KPU setempat agar melakukan koordinasi bersama dalam penentuan daerah pemilihan (Dapil) untuk Pemilu 2014 mendatang.

“KPU Kabupaten Tangerang seyogyanya mengundang seluruh peserta Pemilu 2014 untuk membahas bersama soal penentuan Dapil di Kabupaten Tangerang,” ujar Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Tangerang, Muhlis.

Menurut Muhlis, pasca pecahnya sejumlah wilayah yang kini membentuk Kota Tangerang Selatan (Tangsel) maka Dapil di Kabupaten Tangerang menjadi berubah. Saat ini, Dapil yang sesuai aturan belum ada penetapan dari KPU sebagai penyelenggara Pemilu.

“Kami berharap KPU tidak otoriter dalam menentukan Dapil, tapi harus mengajak duduk bersama dengan seluruh parpol peserta Pemilu 2014,” katanya.

Menanggapi hal itu, terpisah, Anggota KPU Kabupaten Tangerang Hasan Mustofi mengatakan, saat ini belum ada aturan Baru terkait penentuan atau pelaksanaan Pemilu 2014. Pihaknya masih menunggu aturan Baru itu dari KPU Pusat.

“Sampai saat ini kami belum menetapkan Dapil di Kabupaten Tangerang. Apakah Dapil itu terbagi Lima atau enam, kami belum melakukan kajian,” katanya.

Untuk melakukan kajian itu, kata Hasan, membutuhkan aturan jelas sebagai dasar pelaksanaan teknisnya. Namun, dalam penentuan Dapil didasarkan Pada luas wilayah, jumlah penduduk, letak geografis dan beberapa aspek lainnya.

“Kami pun akan mengundang parpol peserta Pemilu dalam penentuan Dapilnya,” tandas Hasan Mustofi.(dre/*)