Hingga Saat Ini, Tol Ciujung “Jamer” Masih Lumpuh

Kabar6-Hingga berita ini ditayangkan, lalu lintas di jalan tol “Jamer” (Jakarta-Merak) antara Balaraja sampai Serang masih lumpuh akibat banjir yang masih merendam ruas jalan di sekitar Ciujung. Dari pantauan di lokasi, ketinggian air sudah surut hingga rata-rata dari 70 sentimeter dinihari tadi hingga sekitar 50 sentimeter saat ini.
Namun, cuaca mendung yang masih memayungi wilayah tersebut, tetap menimbulkan kekhawatiran hujan deras akan kembali turun dan ketinggian air meningkat lagi. Oleh sebab itu, petugas jalan tol masih menutup jalur dari Jakarta menuju Merak. Sedahkan untuk arah sebaliknya, sudah mulai dibuka satu jalur.

Jalan tol Tangerang-Merak ditutup sejak kemarin, Kamis (10/1/2013), akibat banjir luapan Sungai Ciujung. Warga yang tinggal di daerah aliran Sungai Ciujung terpaksa dievakuasi karena rumah mereka terendam banjir. Kondisi di pinggir jalan tol dipenuhi tenda darurat serta jejeran sepeda motor dan barang-barang milik warga, termasuk aktivitas warga yang mengungsi.

Banjir mengakibatkan kemacetan hingga puluhan kilometer ke arah Ciujung. Kemacetan panjang juga menjalar hingga ke akses keluar tol Balaraja Barat dan Balaraja Timur.
Titik kemacetan terjadi mulai dari KM 30 hingga keluar tol Balaraja Timur, sementara jalur kearah Balaraja Barat lengang.

Kemacetan kembali terjadi di KM 36 hingga keluar tol Balaraja Barat. Macet yang cukup panjang membuat banyak pengemudi turun dari kendaraannya. Kemacetan juga terjadi di KM 58 dimana ketinggian air mencapai 50-60 cm. Dibadan jalan, setiap kendaraan yang hendak melintas harus bergantian satu persatu disisi sebelah kanan dengan arahan petugas.(rani)




Wow, 2.000 Jiwa Mengungsi di Pinggir Jalan Tol Tangerang-Merak

Kabar6-Banjir yang merendam ruas jalan Tol Tangerang – Merak di KM 56-58 akibat meluapnya Sungai Ciujung, membuat warga di sekitarnya terpaksa mengungsi. Bahkan, pengungsi memilih mendirikan tenda darurat di ruas jalan tol.

“Sekitar 2.000 jiwa dari 954 kepala keluarga mengungsi di jalan tol, kata Koordinator Team Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten, Hayatun Wiguna, Jumat (11/1/2013).

Dijelaskan Wiguna, ke 954 KK yang mengungsi di jalan tol itu berasal dari tiga desa, masing-masing Desa Undar Andir, Picon dan Mean, Kecamatan Kragilan, Serang.

“Sampai saat ini, terdata sudah ada 10 unit rumah di tiga desa itu yang roboh akibat diterjang banjir,” kata Wiguna lagi.  

Sementara, Rohman (70), warga desa Undar Andir yang mengungsi di pinggir jalan tol mengatakan, sejak 2 hari mengungsi dia dan warga lainnya belum menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.

Saat ini, kata Rohman, dia dan ribuan pengungsi lainnya sangat membutuhkan bantuan selimut, makanan, dan obat-obatan. “Ya sekarang kami hanya bisa pasrah,” ujarnya seolah putus asa.

Meski saat ini banjir sudah mulai surut, namun warga belum berani kembali ke rumahnya, mengingat ketinggian air banjir masih melebihi 1 meter.

Perlu diketahui, banjir di Kragilan menyusul luapan Sungai Ciujung sehingga tiga desa terpaksa mengungsi di pinggir jalan. Sebagian diantara warga yang kelaparan bahkan terpaksa mengemis kepada pengemudi kenderaan yang melintas.(Evan)




Banjir di Provinsi Banten Meluas, 46 Kecamatan Terendam

Kabar6-Banjir di Provinsi Banten Meluas, Dari 34 Kecamatan Menjadi 46 KecamatanKabar6- Banjir di  Provinsi Banten makin meluas. Sebelumnya  34 kecamatan kini bertambah menjadi 46 kecamatan. Penyebab banjir di Banten ini akibat meluapnya beberapa air Sungai  di Ciujung, Sungai Ciliman, Sungai Cilemer, Sungai Cidurian, dan anak-anak sungai lainya.

Bertahannya banjir yang ada di Banten ini, karena kondisi air laut di perairan Banten utara dan Perairan Banten selatan sedang mengalami pasang, sehingga air sulit mengalir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Suyadi Wiraatmadja mengatakan, banjir yang terjadi di Banten telah menerjang 46 kecamatan di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang dan Kota Serang. Banjir terjadi sejak Senin (7/1) dan hingga Jum’at (11/1) masih belum surut.

Di Kabupaten Serang, banjir  merendam 11 kecamatan, Kecamatan Kopo, Binuang, Kibin, Kragilan, Cikande, Tunjungteja, Padarincang, Pamarayan, Bandung, dan Jawilan. “Sebanyak 3.760 Kepala Keluarga (KK) harus mengsungsi,” katanya.

Di Kabupaten Pandeglang  12 kecamatan,  Kecamatan Munjul, Pagelaran, Patia, Sukaresmi, Cisata, Saketi, Picung, Bojong, Sorong, Panimbang, Labuan, dan Mandalawangi. Sekitar  6.062 KK dievakuasi.

Di wilayah  Kabupaten Tangerang,  Kecamatan Jayanti, Kresek, Gunung Kaler, Tiga Raksa, dan Solear. Jumlah rumah  terendam dihuni 779 KK

Di Kabupaten Lebak  12 Kecamatan, Rangkasbitung Cibadak, Kalanganyar, Cimarga, Cikulur, Banjarsari, Gunung Kencana, Penggarangan, Wanasalam, Lebak Gedong, Cilograng dan Muncang direndam banjir dan tanah longsor.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Lebak, banjir dan longsor di Lebak merenggut 4 warga meninggal dunia. Keempat korban, Arsiti, 60, warga Kec. Cibadak, Saefudin, 37, dan Sajira, Mustofa, 16, keduanya warga Kec. Sajira dan Atja, 50, warga Kec. Cilograng.(pk/sak)

 




Kelaparan, Lansia Korban Banjir Mengemis di Jalan Tol

Kabar6-Sejumlah warga korban banjir di Kampung Undar Andir, Kecamatan Kragilan, Serang, terpaksa mengemis di ruas Jalan Tol Jakarta – Merak, KM 57, Jumat (11/1/2012). 

Laporan : Koesna Bad & Rani

Warga memanfaatkan kemacetan yang terjadi di ruas tol, guna meminta bantuan langsung dari penumpang dan pengemudi kenderaan yang ada dilokasi.

“Sudah dua hari ini rumah saya yang berada dibawah tol ini terendam. Saya terpaksa mengemis, karena sudah dua hari ini keluarga saya tidak makan,” ujar Rasiah, salah seorang warga yang mengemis di Jalan Tol.

Ditanya soal bantuan dari pemerintah, Rasiah mengaku hingga kini belum ada bantuan untuk warga korban banjir dilingkungannya. “Beluma da bantuan, keluarga saya kelaparan dibawah sana” ujar Rasiah sambil menahan tangis.

Ya, Rasiah adalah satu dari sejumlah warga lanjut suai (lansia) yang terpaksa mengemis di ruas Tol Jakarta Merak. Tak hanya berharap uang, warga yang kelaparan juga menerima makanan sisa yang diberikan penumpang dan pengemudi kenderaan yang ada dilokasi.

Kondisi warga korban banjir yang kelaparan tersebut tentunya sangat menyayat hati. Padahal, sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), DR. Sutopo Purwo Nugroho menyatakan telah mengucurkan dana bantuan yang tidak sedikit untuk warga korban banjir di Banten.

Bantuan dana siap pakai dimaksud dikucurkan melalui BPBD Banten sebesar Rp 5 milyar dan BPBD Pandeglang Rp 250 juta.

Selain itu, BNPB juga telah memberikan bantuan logistik dan peralatan berupa tambahan lauk pauk, paket sandang, kidsware, tenda gulung, selimut, tikar, perahu karet dan lainnya senilai Rp 2,14 milyar pada Rabu (9/12/2012) lalu.(tom migran)




Perampok Toko Emas Sejahtera Juga Rampok Indomaret Tanah Tinggi

Kabar6-Pelaku perampokan Toko Emas Sejahtera di Jalan KH. Wahid Hasyim, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sebelumnya juga merampok sebuah Indomaret di Jalan Daan Mogot, Tanah Tinggi, Kota Tangerang.

Demikian diungkapkan Kepala Polres Kota Tangerang, Kombespol Bambang Priyo Andogo dalam jumpa pers yang digelar, Jumat (11/1/2013).

“Dari hasil pemeriksaan terungkap, bahwa ketiga tersangka, FA (21), AS (18) dan FZM ternyata sebelumnya juga merampok Indomaret dikawasan Tanah Tinggi, Kota Tangerang,” ujar Kapolres.

FA yang diketahui sebagai pengguran ditangkap di kawasan Cikande, Serang. Sedangkan FZM yang tak lain adalah guru ngaji di salah satu pondok pesantren diringkus dirumahnya dikawasan kawasan Tanah Tinggi, Kota Tangerang.

Sementara AS yang berstatus sebagai pelajar ditangkap di sebuah pom bensin di Jalan Daan Mogot, Tanah Tinggi, Kota Tangerang.

Sayangnya, Kapolres Kombespol Bambang Priyo Andogo tidak memberikan kesempatan pada wartawan untuk melakukan wawancara langsung dengan ketiga tersangka.

Dia juga tidak merinci terkait kronologis perampokan yang dilakukan ketiga tersangka di minimarket dikawasan Tanah Tinggi tersebut.

Diketahui, aksi perampokan di Indomaret, Jalan Daan Mogot KM 20, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, berlangsung Selasa (8/1/2013) dini hari lalu.

Dua perampok bersenjata golok masuk ke Indomaret itu. Setelah mengancam karyawan Indomaret, kawanan pelaku sukses menggasak uang tunai hasil penjualan sebesar Rp. 600 ribu berikut 30 bungkus rokok.

Namun, belum diketahui pasti apakah Indomaret itu yang sebelumnya dirampok oleh kawanan pelaku atau bukan.(ali/tom migran)




Pelajar & Guru Ngaji Rampok Toko Emas Sejahtera di Pondok Aren

Kabar-Jumlah pelaku perampokan Toko Emas Sejahtera di Jalan KH. Wahid Hasyim, RT 03/04, Kelurahan Jurangmangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Rabu (9/1) lalu, bertambah lagi.

Setelah meringkus FA (21) dan AS (18), polisi juga meringkus tersangka lain yang diketahui berinisial FZM (19). Hingga Jumat (11/1/2013), ketiga tersangka masih diperiksa lebih lanjut oleh penyidik Polres Kota Tangerang.

Dari ketiga tersangka, dua diantaranya, AS diketahui sebagai pelajar dan FZM tak lain adalah guru ngaji disalah satu pondok pesantren di Kota Tangerang. Sedangkan seorang tersangka, FA adalah seorang pengangguran.

“AS kita tangkap di kawasan Pom Bensin Daan Mogot, Kota Tangerang. FZM diringkus dirumahnya dikawasan kawasan Tanah Tinggi, Kota Tangerang dan FA di daerah Cikande, Serang,” ujar Kapolres Kota Tangerang, Kombespol Bambang Priyo Andogo.

Sedangkan barang bukti yang disita adalah, 1 unit Air Soft Gun berikut pelurunya, 1 buah tas ransel, 2 buah syal untuk menutupi wajah, 5 buah kantong plastik berisi emas putih, 5 buah gelang emas anak-anak, 8 buah kantong berisi kalung emas putih.

“Saat ini ketiga tersangka itu masih menjalani pemeriksaan intensif, guna mengetahui kemungkinan adanya aksi kejahatan lain yang pernah mereka lakukan,” ujar Kapolres.

Diketahui, sebelumnya kawanan bersenjata api ini nekat menyatroni dan merampok Toko Emas Sejahtera yang berada di Jalan KH. Wahid Hasyim, RT 03/04, Kelurahan Jurangmangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Rabu (9/1/2013) sore.

Pelaku yang menggunakan sepeda motor itu masuk ke dalam toko emas sambil menodongkan senjata api kepada karyawati dilokasi. Dengan leluasa pelaku kemudian menggasak perhiasan senilai Rp 200 juta yang dipajang di dalam etalase toko.(ali)

 




Kendaraan Besar Membelah Banjir di Tol “Jamer”

Kabar6-Kendaraan-kendaraan besar seperti truk kontainer saat ini mulai diperbolehkan melintas di jalan tol “Jamer” (Jakarta-Merak), meski harus membelah genangan air yang tinggi sekitar 70 sentimeter. Demikian pantauan Kabar6 di Tol Ciujung “Jamer”, Serang, Banten, Jumat (11/1/2013).

Indah Permanasari, Kepala Divisi Hukum dan Humas PT Marga Mandalasakti, dalam keterangannya membenarkan dibolehkannya kendaraan besar melintasi banjir. Tindakan ini sebagai uji coba untuk melewati genangan air yang mulai surut. Namun, kendaraan harus berjalan satu per satu dan hanya untuk kendaraan yang menuju Jakarta.
“Sedangkan tujuan sebaliknya yaitu ke Merak masih ditutup, karena sampai saat ini masih digunakan untuk warga pengungsi dan genangan airnya masih terbilang tinggi. Sedangkan genangan jalur menuju Jakarta sudah surut hingga ketinggian sekitar 70 sentimeter,” tambahnya.

Sebab itu, kendaraan yang menerjang banjir pun hanya menggunakan satu jalur dan satu per satu, karena genangan air di jalur mendahului masih tergenang air lebih tinggi. Pihaknya, masih mengkhawatirkan terjadi mogok atau kecelakaan.

Dengan mulai menguji coba kendaraan besar untuk melintasi genangan air yang mengubur ruas jalan tol Ciujung, diharapkan dapat mengurai kemacetan yang terjadi di jalur alternatif. Selain itu Indah juga mengingatkan kepada masyarakat yang ingin pergi ke Merak dari Jakarta dengan kendaraan roda empat, sebaiknya mempertimbangkan dengan matang, bahkan kalau bisa batalkan saja.

Pasalnya, keadaan jalan tol hingga saat ini masih memprihatinkan, sedangkan jalur alternatif terjadi kemacetan yang sangat parah dan sulit dilalui. Jalan tol Tangerang-Merak ditutup sejak kemarin, Kamis (10/1/2013), akibat banjir luapan Sungai Ciujung.

Warga yang tinggal di daerah aliran Sungai Ciujung terpaksa dievakuasi karena rumah mereka terendam banjir. Kondisi di pinggir jalan tol dipenuhi tenda darurat serta jejeran sepeda motor warga, termasuk aktivitas warga yang mengungsi. (w)




Kios Pedagang di Stasiun KA Tangerang Dibongkar Paksa

Kabar6-Hingga akhir bulan Janari 2013, pemilik kios di kawasan Stasiun Kereta Api (KA) Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diminta untuk mengosongkan kios mereka.

Jika tidak, maka keberadaan kios-kios yanag dianggap telah menganggu ketertiban umum, khususnya para pengguna jasa Kereta Api itu akan ditertibkan paksa.

“Kami sudah memberikan surat edaran kepada seluruh pemilik kios yang ada disekitar kawasan Stasiun ini. Mereka kami minta untuk mengosongkan kios hingga 31 Januari mendatang,” ujar Kepala Stasiun Serpong, Satya, Jumat (11/1/2013).

Selain menganggu ketertiban umum, penertiban kios pedagang dikawasan Statsiun Serpong juga dilakukan untuk mengoptimalkan jumlah penumpang Kereta Api. 

Ketentuan serupa juga diberlakukan terhadap belasan kios yang ada di Stasiun KA Poris Plawad, Kota Tangerang. Bahkan, di stasiun ini, pembongkaran kios mulai dilakukan.

“Penertiban ini dilakukan demi peningkatan layanan serta upaya untuk mendongkrak jumlah penumpang,” ujar Kepala Stasiun KA Poris Plawad, M. Nurdin.

Ya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebelumnya menjelaskan kalau penertiban terkait peningkatan layanan bakal diberlakukan merata diseluruh stasiun yang ada.

PT KAI juga berencana menerapkan e-ticketing yang mensyaratkan peron steril dari unsur selain penumpang dan petugas kereta api.(turnya/rani)

 




Banjir Belum Surut, Warga Pasir Nangka Dicekam Ketakutan

Kabar6-Ribuan Kepala Keluarga (KK) yang menetap di Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, masih dicekam ketakutan.

Pasalnya, hingga Jumat (11/1/2013) dini hari, curah hujan tak kunjung mereda hingga mengakibatkan luapan air banjir masih belum surut. Bahkan, saat ini ketinggian air banjir masih mencapai satu setengah meter.

Air banjir kiriman dari Bogor dan meluapnya Kali Cimanceri ini juga memaksa warga setempat mengungsi ke bangunan sekolah dan musholla yang lokasinya berada diatas pemukiman warga.

“Banjir diwilayah ini memang sudah menjadi langganan. Tapi, kali ini ketinggian air banjir sudah sangat menakutkan,” ujar Widodo, warga Desa Pasir Nangka yang sekaligus merupakan Ketua RT 05/09.

Widodo juga mengeluhkan soal belum adanya bantuan dari pemerintah terhadap mereka yang menjadi korban banjir dilokasi. Padahal, banjir sudah terjadi sejak Kamis (10/1/2013) dini hari.

“Sampai saat ini, baru dari pihak kecamatan saja yang datang memberikan bantuan berupa indomie. Padahal disini kami juga membutuhkan selimut dana obat-obatan,” ujar Widodo.(ali)




Diusulkan 2015, Lokasi Polres Tangsel di BSD

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memperkirakan pembangunan markas Polisi Resor (Polres) Tangsel bakal bisa dimulai pada akhir tahun 2013 ini.

Rencananya, markas Polres Tangsel akan dibangun diatas lahan seluas 2.000 meter persegi, dengan lokasi dikawasan perumahan elit Bumi Serpong Damai (BSD).

Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan dana dengan pola multi years untuk pembangunan Polres Tangsel melalui APBD perubahan.

“Kalau tidak ada halangan, pembangunan POlres Tangsel bisa dimulai pada tahun 2013 ini. Kemungkinan lokasinya di BSD,” katanya, Kamis (10/1/2013).

Ditanya soal konsep, Airin mengaku pihaknya tidak perlu lagi menyiapkan DED. Pasalnya, sudah ada prototipe pembangunan markas Polres dari Polda Metro Jaya.

“Kalaupun nanti pihak kita diminta untuk membuatkan, maka tentunya kita akan meminta desain gedungnya dari pihak Polri,” kata Airin.

Sementara, Kepala Biro Perencanaan Umum dan Anggaran Polda Metro Jaya, Kombespol M. Syahril mengatakan, rencana pembangunan Polres Tangsel kemungkinan baru akan diusulkan ke Mabes Polri pada akhir tahun 2015 mendatang.

Pasalnya, kata Syahril, sesuai ketentuan di kepolisian hingga tahun 2014 mendatang  tidak ada kebijakan untuk membangun gedung Polres.

“Tahun 2013 sampai 2014 belum ada kebijakan untuk pembangunan Polres. Tapi proses pembangunan harus tetap berjalan. Jadi ketika pembangunan rampung, maka pada tahun 2015 akan langsung diusulkan,” ujar Kombespol M. Syahril.(Evan)