33 Kecamatan Terendam & 4 Warga Tewas, Banten Nyaris Tenggelam

Kabar6-Hujan deras yang terus mengguyur Banten menyebabkan 33 kecamatan di 5 Kabupaten se Provinsi Banten terendam banjir.

Kelima kabupaten dimaksud adalah, Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang dan Kota Serang. Banjir terjadi sejak Senin (7/1) hingga sekarang, Kamis (10/1/2013).

Saat ini banjir makin meluas. Banjir akibat meluapnya Sungai Ciujung dan sejumlah anak sungai seperti Sungai Ciliman, Sungai Cilember hingga Sungai Cidurian. Kondisi itu semakin diperparah dengan air pasang laut (rob).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Suyadi Wiraatmaja, mengatakan di Kabupaten Serang banjir telah merendam 3.240 KK yang tersebar di 7 kecamatan.

Di Pandeglang banjir juga merendam 11 kecamatan, dimana 6.060 KK di 10 kecamatan terkena dampak dan satu kecamatan masih dalam proses pendataan.

Di Kabupaten Lebak, banjir merendam sebanyak 1.053 KK. Di Kabupaten Tangerang banjir merendam 40 KK dan di Serang ada 73 KK pada satu kecamatan yang terendam.

Sementara, korban meninggal akibat banjir tercatat sudah 4 orang. Yaitu 3 orang di Kabupaten Lebak dan 1 orang di Pandeglang.

Ke 3 korban meninggal di Kabupaten Lebak yaitu, Warsiti (65) warga Talun, Desa Panancangan, Kecamatan Cibadak. Dadang (35), warga Kujang Sari, Kecamatan Cibeber dan Mustopa (16), warga Sindangsari, Kecamatan Sajira.

Sedangkan 1 korban meninggal lainnya berasal dari Pandeglang, diketahui bernama Sari (75).

Selain bencana banjir, di Kabupaten Lebak juga terjadi tanah longsor, sedangkan di Kabupaten Pandeglang terjadi tanah longsor dan puting beliung.

Akibat banjir, Jalur Tol Jakarta-Merak juga telah ditutup sejak Kamis (10/1) pukul 03.00 Wib. Pasalnya, ruas jalan sudah tergenang air dengan ketinggian hingga 1 meter pada KM 57-59.

Arus lalulintas Tol dari Jakarta menuju Merak dialihkan keluar dari Balaraja Barat. Sedangkan dari Merak menuju Jakarta dialihkan keluar di pintu Tol Ciujung.

Sementara, upaya penanganan darurat dilakukan oleh BNPB Banten, BPBD Banten, BPBD Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak, Korem 064/Maulana Yusuf, Brimob Polda Banten, Tagana Banten, Dinsos Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak, Polres Serang, Pandeglang, Lebak, Kodim Kab, PP MMS Ciujung dan masyarakat.

Pendirian Posko darurat bencana, dapur umum, pendistribusian personil, peralatan dan logistik untuk membantu masyarakat yang terkena banjir sedang dilakukan.

Sampai saat ini, kerusakan pada fasilitas umum, pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana lainnya masih dalam proses pendataan.

Untuk membantu penanganan darurat, BNPB memberikan bantuan dana siap pakai kepada BPBD Banten sebesar Rp 5 milyar dan BPBD Pandeglang sebesar Rp 250 juta.

Selain itu, sebelumnya BNPB juga telah memberikan bantuan logistik dan peralatan berupa tambahan lauk pauk, paket sandang, kidsware, tenda gulung, selimut, tikar, perahu karet dan lainnya senilai Rp 2,14 milyar pada (9/12/2012) lalu.

Sehubungan dengan banjir yang makin meluas, maka BNPB memberikan bantuan logistik dan peralatan kembali senilai Rp 1,4 milyar untuk BPBD Provinsi Banten, Rp 1,05 milyar kepada BPBD Lebak, Rp 726 juta kepada BPBD Pandeglang, Rp 443 juta kepada Kota Serang, dan Rp 485 juta kepada Tangerang Selatan (Tangsel).(bad)




Ini 2 Penyebab Sulitnya Penanganan PMKS di Tangsel

Kabar6-Kepala Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Purnama Wijaya, mengungkapkan ada dua permasalahan krusial yang menyulitkan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) diwilayahnya.

Kedua masalah tersebut menurutnya menjadi benang kusut yang sulit diurai. “Adanya oknum tokoh masyarakat yang masih melindungi keberadaan tempat prostitusi terselubung dan belum adanya panti sosial dan rehabilitasi sama,” ungkap Purnama, usai menggelar razia wanita penghibur, Kamis (10/1/2012) dinihari.

Purnama menjelaskan, seperti hasil penyisiran razia petugas gabungan ke sejumlah tempat hiburan malam yang seringkali bocor. Petugas hanya mampu menjaring 38 perempuan malam karena banyak tempat hiburan yang “mendadak” sudah tutup saat didatangi petugas.

Sementara ketika petugas gabungan menggelandang para wanita malam untuk didata dan diberikan pembinaan. Menurut Purnama, tak sedikit oknum tokoh masyarakat yang mengintervensi dan mendesak agar “pegawai binaannya” segera dilepaskan.

“Lihat saja diluar sana udah pada ngumpul. Kita hargai ketokohannya, tapi sangat disayangkan melindungi tempat-tempat hiburan malam,” jelas mantan Camat Ciputat Timur ini.

Ditambah lagi hingga kini Pemkot Tangsel belum memiliki panti sosial dan rehabilitasi bagi Pekat yang beroperasi terjaring razia.

Meski telah terjalin kerjasama dengan Panti Mulya Jaya di Pasar Rebo, Jakarta Timur dan itu pun masih sangat terbatas jumlah Pekat yang bisa ditampung.

“Hanya 52 orang per enam bulan kuota yang bisa ditampung di seluruh kabupaten/kota di Indonesia,” ujarnya.(yud)




Khawatir HIV/AIDS, Darah 187 PMKS di Tangsel Diperiksa

Kabar6-Puluhan wanita Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjalani tes pemeriksaan darah (sero survey). Mereka terjaring razia petugas gabungan menyusul terus meningkatnya jumlah penderita virus HIV/AIDS.

“Sero survey atau ambil darah ini untuk mendeteksi apakah mengandung virus HIV/AIDS atau tidak,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular (P2M), Muhammad Rusmin, dikantor Satpol PP di Ciputat, Kamis (10/1/2013)dinihari.

Rusmin menjelaskan, sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan bahwa setiap kabupaten/kota di Indonesia diwajibkan mengumpulkan 200 sampel darah. Setelah masing-masing sampel yang telah dikumpulkan dan didata maka tiga hari berikutnya akan dikirim ke laboratorium pusat.

Setelah diketahui hasil uji laboratorium terhadap sampel yang dikumpulkan dari PMKS, lanjut Rusmin. Bila hasilnya positif. HIV/AIDS maka pemerintah daerah di setiap kabupaten/kota wajib mengkarantina.

Hingga kini, terang Rusmin, pihaknya baru mengumpulkan 187 sampel darah. Pada kegiatan dengan titik sasaran di jalan Raya Puspiptek terjaring 38 orang PMKS. Beberapa sebelumnya di sejumlah wilayah terpisah, seperti Pondok Aren, Pamulang dan Ciputat telah diambil sampel darah terhadap 149 orang.

“Tes darah ini untuk pemetaan wilayah zona merah HIV/AIDS. Bila hasilnya positif maka PMKS ini diamankan dan dilarang untuk keluar,” jelasnya.(yud)




Imbas Penutupan Tol Jamer, Jalan Raya Serang Lumpuh Total

Kabar6-Jalan arteri mulai dari Jln. Gatot Subroto, Tangerang hingga jalan raya Serang lumpuh total.

Kemacetan parah yang terjadi di jalan arteri tersebut, akibat ditutupnya akses tol Jakarta-Merak (Jamer), tepatnya di KM 57 Ciujung, karena terendam banjir hingga mencapai ketinggian satu meter.

Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Kabupaten Tangerang, AKP Darto mengatakan, kepadatan terjadi mulai Pukul 06.00 Wib hingga sekarang.

Kemacetan sepanjang 12 kilometer diakibatkan adanya pengalihan arus Lalu Lintas (Lalin) dari gerbang tol Balaraja Barat, Balaraja Timur, Bitung dan Kedaton Cikupa.

“Sebanyak 25 petugas Lalin dari Polresta dan puluhan personil dari Polsek yang ada di wilayah ini diterjunkan di sejumlah titik rawan macet,” ujar Darto.

Menurut Darto, saat ini jalur tol menuju Serang-Banten praktis tak bisa dilewati. Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada pengguna jalan agar mencari jalan alternatif lainnya.

“Hingga saat ini, kami masih mengatur dan mencari untuk mengurai kemacetan,” katanya.(din)

 




Korban Banjir Lebak Berjubel di Tenda Pengungsian

Kabar6-Sejumlah kamp pengungsian di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, tampak penuh sesak oleh ribuan warga yang menjadi korban banjir. Mereka terpaksa meninggalkan pemukiman yang hingga hari ini (10/1/2013) masih terendam air.

Pantauan Kabar6 di lokasi, kamp pengungsian dipenuhi kaum ibu dan anak-anak berbagai usia. Jumlah seluruh warga yang berada di pengungsian diperkirakan sekitar 1.500 orang yang tersebar di Gedung Juang, masjid, sekolah, dan pinggir jalan. Sekitar 600 orang tinggal di Gedung Juang dan 400 di masjid serta sekolah. Sisanya mengungsi di pinggir jalan.

Mereka berasal dari Kampung Lebak Saninten, Salahur, Kalimati, Kaum Lebak, Muara, dan Kebon Kelapa. Pengungsi yang tidak sempat menyelamatkan perabot rumah tangga dan membawa pakaian, sehingga di pengungsian pun mereka terlihat dalam kondisi seadanya. Banyak juga warga korban banjir mengaku hanya memiliki pakaian yang melekat di badan, sehingga sangat membutuhkan selimut dan pakaian bekas.

Banjir yang menimpa pemukiman warga begitu deras karena sepanjang Selasa (8/1/2013) terus-menerus diguyur hujan hingga Rabu dini hari. Diperkirakan, beberapa hari ke depan banjir yang menimpa warga Rangkasbitung belum surut. Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyalurkan bantuan makanan nasi bungkus, mie instan, dan beras. (w)

 




Sungai Ciujung Meluap, Jalan Tol Tangerang-Merak Terputus

Kabar6-Akibat huja deras, air sungai Ciujung meluap. Akibatnya,  arus lalulintas di jalan tol Tangerang – Merak terputus.

Banjir yang menerjang jalur bebas hambatan yang menghubungkan trans Jawa-Sumatera ini terendam banjir sepanjang KM 58 hingga 59. Petugas PT Marga Mandalasakti terpaksa mengalihkan arus kendaraan dari arah Tangerang tujuan Merak melalui gerbang Tol Balaraja.

“Kendaraan dari Merak ke Jakarta,  kita keluarkan melalui gerbang Tol Ciujung,” ungkap Supardjiono, Manager Lalulintas dan Ketertiban PT MMS, Kamis (10/1).

Menurut Supardjiono, banjir yang merendam jalan tol ketinggiannya mencapai hampir satu meter. Menurut Supardjono, banjir mulai memasuki jalan tol Rabu malam. Sejumlah kendaraan terjebak banjir karena memaksakan kehendak.

Sementara itu, akibat meluapnya air sungai Ciujuing, ratusan warga Desa Dukuh dan Undar Andir, Kec. Kragilan, Kab. Serang, mendirikan tenda darurat di pinggiran jalan tol Tangerang-Merak KM 57  Banjir diakibatkan curah hujan yang tinggi selama beberapa hari.

Walapun saat ini baru beberapa rumah warga yang mulai terendam dengan ketinggian air 30 cm namun, masyarakat hawatir dan resah, sehingga mendirikan tenda darurat di ruas jalan Tol Tangerang – Merak.(pk/sak)

 




DPRD Minta SKPD Buka Akses Pengaduan Masyarakat

Kabar6-DPRD Kabupaten Tangerang, meminta kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di daerah itu untuk membuka akses pengaduan khusus untuk masyarakat.

Hal ini, cukup jelas diatur dalam UU Nomor 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

“Pemkab Tangerang melalui SKPD harus membuka ruang publik. Dengan begitu, kita semua akan tahu seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja mereka,” ungkap Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Barhum HS, kepada wartawan, Kamis (10/1/2013).

Menurut Barhum, selain membuka ruang pengaduan, kepala daerah dan SKPD juga harus sering turun ke lapangan dan berdialog langsung dengan masyarakat secara intensif.

“Saat ini, temu wicara langsung merupakan metode tepat untuk menangkap keinginan warga,” katanya.

Ditambahkan Ketua DPC PDIP Kabupaten Tangerang ini, DPRD siap membantu Pemkab Tangerang agar pengaduan publik bisa berjalan efektif.

Pasalnya, selama ini dirinya sudah mengimplementasikan hal itu dalam bentuk reses dan turun langsung menyerap aspirasi masyarakat.

“Kalau secara formal ada reses dan Musrenbang, tapi secara informal setiap hari hakekatnya anggota dewan selalu berhubungan langsung dan siap menerima pemgaduan masyarakat,” tandasnya.

Idealnya lanjut Barhum, di seluruh kantor kecamatan ada kotak pengaduan untuk penyampaian aspirasi masyarakat. Sebab, cara itu bisa efektif untuk ajang evaluasi.

“Berawal dari kecamatan, kemudian ditindaklanjuti keluhan itu ke tingkat SKPD,” katanya.

Masih kata Barhum, jika memang memungkinkan, keluhan berbentuk SMS pun bisa dilakukan.

“Jadi kami harap seluruh SKPD untuk bisa membuka akses pengaduan dan informasi publik terkait program kegiatan, baik itu jangka menengah maupun jangka panjang,” pintanya. (din)




PT Aetra Air Tangerang Diminta Jangan Asal Tanam Pipa

Kabar6-Warga Kabupaten Tangerang meminta kepada pihak perusahaan penyedia air bersih, PT Aetra Air Tangerang agar tidak asal-asalan dalam memperbaiki ruas jalan yang dibongkar untuk pemasangan saluran pipa.

“Jangan seperti di Jalan Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Jalanan jeblos, karena pipa yang ditanam amblas,” ujar Sarbini, warga Cikupa, Rabu (9/1/2013) malam.

Sarbini menjelaskan, pada Senin (7/1/2013) lalu ruas Jalan Pasir Gadung jeblos di bagian tengah yang dilintasi jalur pipa Aetra hingga sedalam 6 meter. Akibatnya, saat perbaikan ruas jalan pun tidak bisa dilalui kendaraan.

“Kalaau sudah begitu, masyarakat jugalah yang dirugikan. Karena aktivitasnya terganggu dan terpaksa putar balik lebih jauh untuk ke tempat tujuan,” katanya.

Senada, tokoh Masyarakat Desa Pasir Gadung H Supari juga menyesalkan adanya galian pipa Aetra yang merusak jalan beton yang Baru dibangun Pemkab Tangerang. “Bagian tengah digali, tapi saat ditutup kondisi jalan jadi rusak,” katanya.

Sementara itu, sebelumnya Dirut PT Aetra Air Tangerang Abdulbar menegaskan, pihaknya berjanji akan melakukan perbaikan Dan memperindah ruas jalan ataupun area yang dibongkar karena dilalui jalur pipa.

“Dalam perbaikan jalan atau area yang dibongkar karena pipanisasi, kami tetap utamakan estetika,” janjinya.(dre/*)

 




Intensitas Hujan Lama, Tiga Desa di Jayanti Terendam Banjir

Kabar6-Hujan dengan intensitas lama yang terus-menerus mengguyur Kabupaten Tangerang dalam dua hari terakhir, mengakibatkan sejumlah wilayah di daerah itu terendam banjir.

Salah satunya terjadi di kecamatan Jayanti. Di wilayah itu, sedikitnya tiga desa terendam dengan ketinggian air mencapai setengah hingga satu meter.

Ketiga desa yang mengalami musibah banjir tersebut diantaranya, Desa Cikande, Pasir Gintung dan Pasir Muncang.

“Di desa Cikande sendiri, terjadi di perumahan Taman Cikande Permai. Di perumahan itu, sebanyak tiga RT terendam,” ungkap Camat Jayanti, Heru Ultari, kepada Kabar6.com, Rabu (9/1/2013).

Menurut Heru, warga di tiga RT di perumahan Taman Cikande Permai, telah dievakuasi petugas Tagana dan Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran setempat.

“Warga sudah dievakuasi di mesjid yang ada di kawasan itu. Saat ini, warga sudah diberi bantuan berupa beras, mie instan, air mineral dan makanan ringan lainnya,” ujar Heru.

Dijelaskan Heru, banjir yang merendam tiga desa di kecamatan Jayanti ini yakni, kiriman dari wilayah Bogor yang melewati kali Cidurian.

“Kami kuatir juga, kalau hujannya terus turun banjir bisa meluas ke desa lainnya. Kami, berharap banjir cepat surut, karena kasihan juga sama warga gak bisa berkativitas,” katanya.

Ditambahkan Heru, pihaknya beserta sejumlah staf kecamatan dan warga, masih terus melakukan monitoring di beberapa lokasi yang terendam banjir.

“Malam ini, kami masih di lokasi banjir untuk memonitoring musibah yang menimpa warga ini,” tuturnya.(din)




Ribuan Rumah Di Banten Terendam Banjir, Satu Warga Tewas

Kabar6-Sekitar 7.000 rumah di  Kabupaten Lebak, Prov. Banten, terendam banjir. Dalam musibah itu, seoang warga bernama  Warsiti, 65, warga Kec. Cibadak, Rabu (9/1) tewas.

.

Menurut keterangan,  saat  ityu Warsiti tengah berada di kebun miliknya, kemudian banjir datang tiba–tiba, sehingga membuat wanita ini hanyut. Selain itu, banjir juga memutuskan akses jalan Cibadak–Rangkasbitung, sehingga aktifitas masyarakat lumpuh.

Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Lebak, Rifai mengatakan, banjir saat ini terparah selama 5 tahun terakhir. Diperkirakan 7.000 rumah warga terendam dengan ketinggian air 2 hingga 4 meter. “Diperkirakan rumah yang terendam lebih banyak lagi. Saat ini masih dilakukan pendataan,” ujar Rifai.

Rifai juga mengatakan, hingga pukul 17:00 WIB, BPBD Lebak dibantu oleh TIM SAR dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD Provinsi dan Tagana mengevakuasi warga yang terjebak di rumah-rumah. “Tempat–tempat evakuasi dan pengungsian di masing-masing kecamatan telah kami siapkan,” ujarnya. (pk/sak)