Satpol PP Segera Tertibkan Pengelola Parkir Off Street Kadaluarsa

Kabar6-Pengelola parkir off street (dalam gedung) di selruuh wilayah Kota Tangsel diperingatkan agar segera mengurus izinnya sesegera mungkin.

Jika tidak, aparat terkait akan melakukan penyegelan. Surat peringatan itu sudah dikirimkan dinas terkait dan ditengat hingga akhir pekan ini.

Demikian dikatakan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel Sukanta, Kamis (17/1/2013). “Bila tetap membandel, ya nanti akan kita tertibkan,” ujarnya.

Satpol PP bahkan sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pehubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) dan juga diperintah langsung Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk menertibkan parkir off street tersebut.

“Ada banyak parkir off street yang habis masa izinnya dan bahkan tidak ada izinnya yang masuk kepada kami dari Dishubkominfo,” tegas Sukanta.

Menurut Sukanta, dalam surat rekomendasi itu, pihak Dishubkominfo sudah mengirimkan surat kepada semua pengelola parkir dalam gedung untuk segera menguru izinnya hingga Jumat (18/1), besok.

Artinya, jika sampai saat itu tidak ada pengurusa izin dan didapati saat razia tidak berizin, akan disegel. “Kami akan lakukan penyegelan. Ketaahuan ditempat tidak ada surat izin, pasti kami tindak,” imbuhnya.

Ditanya berapa jumlah parkiran yang direkondasikan untuk ditertibkan, Sukanta mengaku tidak hafal jumlahnya. Hanya saja, sudah ada titik-titik parkir yang diremoendasikan dan siap ditertibkan.

“Kita lihat sampai besok (hari ini), jika saat didatangi tidak ada izin maka akan ditindak. Kami juga sudah siapkan plang penyegelannya,” tegas Sukanta.

Kepala Dishubkominfo Tangsel Mursan Sobari menyatakan, pihaknya telah sejak lama akan melakukan penertiban atas parkir off street. Hal itu dilakukannya, menyusul telah ditertibkannya parkin on street (di jalanan) pada akhir tahun lalu.

“Benar, memang akan ditertibkan. Dan kami sudah membentuk tim bersama Satpol PP. Tinggal pelaksanaannya saja,” singkat Mursan tanpa merinci pula berapa jumlah yang akan ditertibkan.

Menurutnya, penertiban ini dilakukan dalam rangka taat aturan dan juga untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang kerap bocor dari sisi parkir.

“Semua parkiran akan kami tertibkan. Sebab, dari parkiran itu ada pemasukannya. Makanya perlu ada ketentuan jelas. Dan hanya parkiran yang berizin yang bisa diterik pajaknya, sedangkan yang tidak akan sulit ditarik. Dan masih ada yang tidak berizin,” pungkasnya.(iqmar)




Anak Tiri Nazar “KDI” Diduga Diculik Mantan Pengasuh

Kabar6-Penculikan terhadap Siti Nurjanah alias Nana (11), putri tiri Nazar “KDI”, diduga dilakukan oleh mantan pengasuh korban yang bernama Wati.

Kabar terkait dugaan itupun dibenarkan Dewi Nurmania (17), kakak kandung Nana. Sedianya, Nana yang kini duduk di bangku kelas V, diculik orang tak dikenal saat sedang membeli makanan di sekolahnya, SDN 6, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Suka Asih, Kota Tangerang, Kamis (17/1/2013).

Menurut Dewi, kecurigaan mengarah kepada Wati, karena Wati secara tiba-tiba minta berhenti tanpa alasan yang jelas.

“Mbak Wati itu baru dua bulan bekerja, tapi tiba-tiba mengundurkan diri. Apalagi perginya juga gak pamit,” ujar Dewi lagi.

Anehnya, lanjut Dewi, beberapa jam setelah Nana diculik, Wati sempat mengirim pesan singkat kepada orang tuanya, menanyakan kebenaran kabar tentang penculikan Nana.

“Bahkan tadi siang dia (Wati) kirim sms menanyakan apakah benar Nana diculik,” kata Dewi tanpa merinci kepada siapa pesan singkat itu dilayankan Wati.

Sementara, sejak beredarnya kabar terkait penculikan Nana, kini kediaman Nazar dan Musdalifah di Kelurahan Blendung, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, ramai dikunjungi kerabat.

Keluarga berkumpul untuk berdoa bersama demi keselamatan siswi kelas 5 SD tersebut. Sejumlah polisi berpakaian preman dikabarkan telah disebar untuk memburu pelaku penculikan tersebut.

Ya, Siti Nurjanah alias Nana (11), putri tiri pedangdut Nazar “KDI” dikabarkan diculik orang tak dikenal. Peristiwa itu berlangsung di sekolah Nana, di SDN 6, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Suka Asih, Kota Tangerang, Kamis (17/1/2013).(tom migran/abie)




Pengembang Perumahan di Tangsel Bangun Drainase Semaunya

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, melihat banyak pengembang perumahan yang tidak membuat saluran air (drainase). Kalau pun ada, konstruksinya sangat buruk sehingga menjadi salah satu penyumbang banjir.

“Setelah saya turun ke lapangan, ternyata ada drainase dari pengembangan perumahan yang tidak terintegrrasi dan dibuat secara asal-asalan,” ungkapnya, Kamis (17/1/2013).

Akibat dari tidak terintegrasinya drainase menyebabkan air mudah meluap sehingga terjadi genangan ke jalan dan rumah warga.

Pemkot Tangsel pun telah memberikan teguran kepada pengembang perumahan yang berada di kawasan kecamatan Pondok Aren itu.

“Kedepannya, perizinan akan lebih ketat agar tidak ada kejadian seperti ini,” kata Airin.

Selain drainase asal-asal, tambah Airin, penyebab lain banjir adalah karena saluran drainase yang kecil dan kali yang masih dalam proses normalisasi.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemprov Banten agar ukuran kali di Kota Tangsel dapat dilebarkan. Ada lahan yang perlu dibebaskan,” ujarnya.

Menurutnya meskipun genangan air yang menimpa sejumlah wilayah surutnya air satu hingga dua jam. Tetap saja hal itu harus dianggap banjir dan jadi ancaman buat warga.

“Saat ini ada 31 titik banjir yang sudah saya minta untuk dipantau terus menerus. Jadi, saya minta petugas yang sudah saya instruksikan siaga penuh selama 24 jam,” terangnya.

Guna penanganan banjir, terang Airin, pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk setahun kedepan. Kalau pun kurang, nanti akan ditambah lagi pada APBD perubahan 2013.

“Jumlahnya saya tidak hapal, tapi saya jamin cukup. Bahkan ada anggaran tak terduga Rp 3 miliar yang juga disiapkan jika memang mendesak,” terangnya.

Selain itu, menurutnya saat ini sudah ada bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan tersebut berupa peralatan dapur umum.

“Pemkot sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menangani banjir di Kota Tangsel,” katanya.

Secara terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Dwi Suryani, mengatakan pihaknya terus memotoring ketinggian air di sejumlah lokasi.

“Kami terus monitoring dan berkoordinasi dengan petugas dan relawan dilapangan,” ucapnya.

Dwi menuturkan, sejumlah titik banjir yang terus dipantau yakni, di perumahan yang diwaspadai antara lain, perumahan Villa Mutiara Kayu Gede I, perumahan Sekretaris Negara, Pondok Maharta, Taman Mangu Permai dan Pondok Pucung Indah II.

Perumahan Pondok Payung Mas, Inhutani, Pondok Hijau, Cirendeu, Bukit Nusa Indah, Griya Bintaro, Ciputat Baru, jalan Arya Putra, Rooswood Garden dan perumahan Puri Bintaro.

“Kamipun melakukan pemantauan terhadap ketinggian air di situ agar dapat diantisipasi jika terjadinya luapan,” terangnya.(yud)




Air Banjir Bisa Picu Kebakaran, Warga Dihimbau Waspada

Kabar6-Seiring dengan bencana banjir yang melanda akibat tingginya curah hujan saat ini, warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga dihimbau untuk mewaspadai konsleting (hubungan arus pendek) listrik.

Pasalnya, air yang membasahi instalasi listrik di dalam rumah, sangat berpotensi memicu terjadinya korsleting. Terlebih, sepanjang tahun 2012, mayoritas kebakaran disebabkan hubungan arus pendek.

Data yang dilansir pihak Kantor Pemadam Kebakaran Kota Tangsel menyebutkan, sepanjang tahun 2012 sedikitnya terjadi 59 kasus kebakarandiwilayah tersebut. Dimana, sebanyak 38 kejadian kebakaran dipicu oleh konsleting listrik.

Kepala Kantor Damkar Kota Tangsel Uci Sanusi mengatakan, pihaknya menyiagakan seluruh armada Damkar selama musim hujan ini.

Terdiri dari 4 unit pemdam kebakaran dan 1 unit mobil water suplay. Termasuk juga penyiagaan 24 jam petugas Damkar di Posko untuk mengantisipasi adanya laporan warga soal kebakaran.

“Damkar tetap siaga 24 jam setiap hari. Saat ini musim hujan dan kami khawatir kebakaran terjadi karena konsleting listrik,” ucapnya, Kamis (17/1/2013).

Guna mengantisipasi konsleting listrik akibat air hujan, warga diminta untuk mematikan arus listrik dari MCB atau yang lebih familiar dengan istilah meteran listrik apabila meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

Termasuk juga memeriksa sambungan-sambungan kabel. “Dikhawatirkan ada yang usang atau terkelupas. Itu bisa bahaya jika kena bocoran air hujan,” imbaunya.(iqmar)




Tol Sediyatmo Bandara Terendam, Penerbangan Masih Normal

Kabar6-Banjir kiranya semakin tak terkendali. Bahkan, Jalan Tol Sediyatmo Bandara Soekarno Hatta (BSH), persisnya di KM 24, Kamis (17/1/2013), juga terendam banjir.

Meski demikian, kondisi tersebut belum sampai menganggu operasional penerbangan di BSH. Bahkan, hingga malam ini belum ada penghentian jadwal penerbangan akibat pengaruh kondisi cuaca buruk yang terjadi.

“Sejauh ini penerbangan di bandara masih baik-baik saja. Faktor cuaca tidak menyebabkan pesawat delay. Runway juga tidak closed dan tidak ada genangan air,” ujar Manajer Umum Kantor Cabang PT Angkasa Pura II BSH, Yudis Tiawan.

Sementara, Sekertaris Perusahaan PT Angkasa Pura II, Trisno Heriyadi mengatakan, banjir yang menggenangi TOl Sediyatmo juga tidak banyak mengakibatkan penumpang terlambat, atau membuat pesawat delay.

Namun demikian, kata Trisno, sebagai antisipasi, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya untuk melancarkan proses pemberangkatan calon penumpang yang tertahan di gerbang Tol Cengkareng atau Sedyatmo menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Upaya itu antara lain menyiapkan kendaraan besar berupa truk maupun bus untuk menembus banjir. “Kami menyediakan perahu karet untuk mengangkut calon penumpang yang tertahan banjir dari area Tol Sedyatmo,” ujar Trisno.

Selain itu, langkah lain yang disiapkan adalah dengan mengkoordinasikan seluruh maskapai penerbangan agar memberikan toleransi kepada seluruh calon penumpang yang terlambat terbang akibat tertahan banjir untuk diterbangkan dengan pesawat berikutnya.(rah/bad)

 




Pengurus MUI Tangsel Dilarang Berpolitik Praktis

Kabar6-Seluruh tokoh agama serta alim ulama yang tergabung di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan(Tangsel) diharapkan tak terlibat dalam kegiatan politik praktis.

Sebab, tugas pokok dan fungsi utama lembaga ini adalah menyebarkan aqidah serta syariat islam juga menjadi suri tauladan semua umat.

Demikian disampaikan Ketua MUI Kota Tangsel, KH Saidih, di gedung Joeang PGRI, Pamulang, kemarin. “Jangan terlalu tajam bergerak dibidang politik,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tak larangan khusus bila ada tokoh agama di MUI Kota Tangsel ingin terjun ke dunia politik. Baik kapasitas untuk pencalonan dirinya menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif atau pun menjadi tim sukses bagi pasangan calon atau kandidat tertentu.

Apalagi negara telah mengatur didalam Undang-undang Dasar 1945. Bahwa negara menjamin kemerdekaan dan kebebasan berserikat serta berkumpul bagi seluruh masyarakat.

Namun, KH Saidih, mengingatkan ada satu catatan penting yang harus dipegang teguh oleh seluruh para tokoh agama dan alim ulama di MUI Kota Tangsel.

Mereka hendaknya tidak mendompleng nama lembaga tersebut demi meraih simpati dari masyarakat sebagai konstituennya.

“Nama MUI-nya jangan dibawa-bawa dalam berpolitik. Tapi bawa saja nama pribadi sebagai masyarakat umum,” pesannya.

Tokoh masyarakat dan pemuka agama yang bermukim di Pamulang ini menyatakan bahwa pada 2013 telah tahun politik. Sebab, pesta demokrasi pemilihan presiden dan calon legislatif sudah didepan mata.

Sebagian besar masyarakat diseluruh penjuru nusantara, tambahnya, di tahun 2014 mendatang bakal larut dalam euforia politik.

Sayangnya, ia melihat seringkali momentum tersebut kerap dimanfaatkan oleh segelintir oknum selalu mengatasnamakan agama dan umat untuk meraih keuntungan pribadinya.

“Kalau terus bergelimang politik ditengah masyarakat juga tidak baik,” tegas sesepuh ini dalam kesempatan penyerahan Dana Bantuan Hibah Tahun 2013 dari Pemkot Tangsel yang dihadiri langsung oleh Walikota Airin Rachmi Diany.(yud)




2 Warga Kota Tangerang Tewas Terseret Arus Banjir

Kabar6-Banjir di Kota Tangerang mulai menelan korban jiwa. Dua warga setempat ditemukan tewas akibat terseret arus banjir yang melanda wilayah tersebut sejak beberapa hari terakhir.

Kedua korban tewas tersebut adalah, Andi alias Abi (28), karyawan pabrik tahu dikawasan Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh dan Kliwon (60), warga Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah.

Jenazah keduanya ditemukan terseret arus banjir di dua lokasi berbeda, tak jauh dari kediaman masing-masing, Kamis (17/1/2013).

Eman, salah seorang teman Abi mengatakan, sedianya Abi sudah menghilang sejak Rabu (16/1/2013) kemarin, saat dirinya berenang disekitar wilayah banjir.

Derasnya arus banjir membuat Abi yang tak mahir berenang terseret hingga tenggelam. Teman-teman korban sejak kemarin terus berupaya melakukan pencarian, namun jenazah korban baru ditemukan sekarang.

“Rencananya, setelah disemayamkan di pabri tahu tempatnya bekerja, jenazah abi akan dibawa ke ke kampung halamannya di Garut, Jawa Barat untuk dimakamkan,” kata Eman lagi.

Sementara, jenazah Kliwon yang juga hilang sejak Rabu (16/1/2013) kemarin, juga ditemukan hari ini tak jauh dari kediamannya di Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah.

Seperti diketahui, banjir yang melanda wilayah Kota Tangerang sejak 3 hari terakhir, hingga kini belum juga menunjukkan tanda-tanda akan surut.

Disejumlah lokasi, ketinggian air banjir bahkan sudah pada tahap mengkhawatirkan. Di Perumahan Ciledug Indah 1 misalnya, ketinggian air banjir masih mencapai 1,5 meter.

Sedangkan di komplek DDN, ketinggian air mencapai 1 meter. Sedangkan yang terparah adalah di kawasan Perumahan Total Persada. Ketinggian air banjir dikawasan itu mencapai 2,5 meter.

Saat ini, ribuan Kepala Keluarga (KK) dilokasi banjir masih mengungsi ke sejumlah posko banjir yang telah disiapkan pemerintah setempat. Warga berharap, banjir bisa segera surut.(rani)

 




Urus Surat Kematian, Tanda Tangan Camat Cipondoh Dibandrol Rp. 100 Ribu

Kabar6-Budaya Pungutan liar (Pungli) kiranya masih menggelayuti mental pegawai di sejumlah instansi pemerintahan di Kota Tangerang. Parahnya, praktek pungli yang dilakukan tidak lagi mempertimbangkan norma-norma yang ada.

Seperti dugaan pungli yang dilakukan oleh oknum pegawai di kantor Kecamatan Cipondoh. Hanya untuk mendapatkan tanda tangan Camat pada selembar surat kematian, oknum pegawai berinisial D mematok tarif sebesar Rp. 100 ribu.

Praktek pungli ini terkuak setelah adanya pengakuan dari Ade, istri dari Almarhum Jamaludin, kontributor TVRI yang meninggal dunia beberapa hari lalu.

Untuk bubuhan tanda tangan camat pada lembar surat kematian sang suami, Ade harus merogoh kocek sebesar Rp. 100 ribu.

“Saya dimintain uang Rp.100 ribu untuk tanda tangan dan legalisir surat kematian suami saya dan surat ahli waris,” ujar Ade yang menetap di Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (17/1/2013).

Tapi, lanjut Ade, karena memang dirinya sedang butuh untuk mengurus surat ahli waris guna mengambil tabungan suami di bank, terpaksa pungli tersebut dipenuhinya.
“Uang Rp. 100 ribu itu bagi saya cukup besar dan memberatkan. Karena, saya baru saja kehilangan suami dan kini juga harus menghidupi anak yang masih berusia 3 tahun seorang diri. Kok masih di pungli juga,” ujar Ade geram.

Camat Cipondoh, Lilih Jairun yang dikonfirmasi hal itu menolak tuduhan pungli yang dilakukan stafnya. “Sepengetahuan saya, surat kematian itu dibuat dikelurahan, tidak ada tanda tangan camat,” tutur Lilih.

Menurut Lilih, bahwa bubuhan tanda tangan Camat hanya ada di lembar surat waris. “Memang ada tanda tangan saya, tapi tidak ada kutipan. Saya akan tindak bila memang ada yang seperti itu di Kecamatan ini,” kilahnya.(rani)

 




Bantu Korban Banjir, Traktor Muda Golkar & KNPI Sisir Pelosok Kota Tangerang

Kabar6-Banyaknya titik banjir yang menerjang wilayah Kota Tangerang, menggugah rasa kepedulian kalangan pemuda diwilayah bervisi Akhlakul Karimah tersebut.

Sebagai wujud kepedulian, sejumlah pemuda yang tergabung dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Traktor Muda Golkar wilayah setempat turut ambil bagian dalam membantu wargaa yang menjadi korban bencana.

Tak tanggung-tanggung, kalangan pemuda dari kedua ormas inipun sengaja menyalurkan bantuannya dengan melakukan penyisiran ke sejumlah wilayah banjir yang dirasa kurang mendapatkan perhatian dan bantuan.

“Sejauh ini, hanya dua lokasi yang menjadi pusat perhatian, karena merupakan kawasan terparah yang terkena banjir, yaitu Ciledug Indah I dan Total Persada. Makanya, kami melakukan penyisiran agar penyaluran bantuan bisa alebih merata,” ujar Ketua Traktor Muda Golkar, Mustafa Kamaludin SH, M.Hum.

Seiring dengan gerakan penyaluran bantuan yang tengah digalangnya bersama aktivis KNPI, pria yang akrab dipanggil Ganyong ini mengajak seluruh kalangan pemuda diwilayah tersebut untuk terus bahu-membahu dan berperan aktif dalam gerakan sosial dalam bencana banjir kali ini.

“Kami dalam wadah Traktor Muda Golkar akan terus bahu-membahu megabdikan jiwa raga untuk masyarakat Kota Tangerang, termasuk dalam musibah banjir yang terjadi saat ini,” kata Ganyong lagi.

Sementara, Ketua KNPI Kota Tangerang, Ibrohim mengatakan seluruh organ KNPI Kota Tangerang sudah diterjunkan kelapangan guna memberikan pertolongan pada korban banjir.

“Sejumlah OKP di bawah naungan KNPI juga kami siagakan untuk memberikan bantuan. Seperti Tagana dan Karang Taruna,” katanya.

Dalam aksi sosialnya kali ini, Traktor Muda Golkar dan KNPI menyalurkan bantuan berupa mie instans dan air mineral ke sejumlah titik banjir yang tersebar di pelosok wilayah Kota Tangerang.(rani)




SDN Total Persada Jadi Posko Banjir, Jam Belajar Siswa Dikurangi

Kabar6-Gara-gara luapan air banjir yang tak kunjung surut, jam belajar siswa di SDN Total Persada, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang terpaksa dikurangi.

Selain air banjir, berkurangnya jam belajar siswa juga dilakukan karena banyak ruang kelas yang dipakai posko banjir dan untuk menampung para pengungsi.

Bahkan dari 20 ruang kelas yang ada, saat ini hanya tinggal 6 ruang kelas yang digunakan untuk belajar siswa. Sisanya habis untuk posko dan menampung para pengungsi.

Kepala Sekolah SDN Total Persada, H.Elih mengatakan, saat ini seluruh siswa hanya belajar 2 jam. “Selain ruang kelas yang dipakai untuk pengungsi, jumlah siswa yang hadir juga berkurang hingga 50 persen,” ujar H. Elih.

Sementara, ribuan warga korban banjir dikawasan Perumahan Total Persada mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana, khususnya untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang disiapkan dilokasi pengungsian tersebut. 

“Sarana MCK disini minim. Jadi, kami kesulitan bila ingin buang air. Belum lagi ketiadaan selimut, membuat anak-anak saya menggigil kedinginan pada malam hari,” ujar Leni Sedianingsih, salah seorang Perumahan Total Persada yang menjadi korban banjir.

Sementara, menyikapi kondisi banjir kini melanda, Walikota Tangerang H. Wahidin Halim menginstruksikan seluruh camat di wilayah yang terkena banjir untuk memetakan kondisi dan kebutuhan warga yang menjadi korban banjir.

Tak hanya itu, Walikota juga meminta ibu-ibu PKK untuk ikut terlibat membantu para korban banjir yang ada, khususnya untuk memenuhi kebutuhan makanan di dapur-dapur umum yang tersebar di seluruh titik banjir.

“Camat harus melakukan kontrol dilokasi banjir. Jangan sampai rakyat kelaparan kareba tidak mendapatkan makanan,” ujar Walikota lagi.(Ali/rani)