1

Motif Perampokan Minimarket Karena Uang Jajan Game Online Distop

Kabar6-Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Nico A Setiawan, mengatakan, GAT (25) pelaku perampokan minimarket ‘ngambek’ setelah orangtuanya berhenti memberikan uang saku main game online. Hal inilah yang mendorong pelaku merampok sejumlah minimarket di kawasan Tangerang dalam sepekan terakhir.

“Biasa anak orang kaya. Dia ngambek sama orangtuanya,” ungkap Nico, kepada Kabar6.com dikantornya, Rabu (28/8/2012) siang.

Menurut keterangan GAT saat diperiksa petugas, terang Nico, pelaku setiap hari mendapatkan jatah uang jajan bermain game online. Jumlah uang tersebut berkisar antara Rp 25-50 ribu per hari.

Namun, terhitung mulai 15 Agustus kemarin orangtua pelaku mulai berhenti memberikan uang saku untuk bermain game online di Warnet. Merasa kesal, GAT kemudian merampok minimarket berbekal pistol mainan (korek api) untuk menakut-nakuti korban.

“Dengan merampok pelaku ingin menunjukan dan melampiaskan rasa kesal ke orangtuanya,” terang Nico.

Perwira menengah ini menambahkan, Sabungan L Tobing, orangtua pelaku sudah datang dan menanyakan alasan anaknya ditahan aparat kepolisian. Dan, polisi sudah menjelaskan bahwa GAT telah merampok sejumlah minimarket yang tentunya melanggar pasal 365 KUH Pidana tentang pencurian dengan kekerasan.

“Rencananya besok (Kamis, 30/8/2012) kita akan memanggil orangtua pelaku guna mengkonfrontir alasan pelaku yang ngambek karena uang jajannya di stop,” papar Nico.

Secara terpisah, Soujuaon Tobing (29), kakak kandung pelaku mengakui bila adik bungsunya ini keranjingan main game online di Warnet 69 dekat Eka Hospital BSD. Bila dirinya tengah berkunjung ke kediaman orangtuanya dan bertemu GAT, mereka juga kerap bersama main game play station (PS).

“Iya memang, karena dirumah ga pasang jaringan internet saya juga sama dia (pelaku) kalau dirumah main PS bareng,” kata Souju, ketika ditemui Kabar6.com dikediaman orangtuanya di Perumahan Anggrek Loka Blok H/30, BSD City, Serpong, pagi harinya.(yud)




Isi Perut Berantakan, Biker Tewas Digilas Kontainer di Jayanti

Kabar6-Seorang pengendara sepeda motor (biker) tewas seketika akibat di gilas sebuah truk kontainer. Peristiwa naas yang menimpa Saryadi (25) itu terjadi di Jalan Raya Serang KM 45, Kampung Sempur RT02/04, Desa Pasir Muncang, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan Informasi yang dihimpun wartawan di lokasi kejadian, peristiwa tersebut berlangsung sekitar pukul 15.00 Wib. Saat itu, biker yang menunggangi Yamaha Mio Soul  B 3948 NTE menyalip kontainer, dari arah Tangerang menuju Kota Serang.

Karena kondisi jalan didepannya sempit, Saryadi yang waktu itu menyalip dari bahu kiri jalan terperosok masuk ke kontainer tersebut.

Tak ayal, warga Leuwi Awi RT04/03 Sindang Resmi, Pandeglang ini terseret bersama motornya hingga masuk ke bawah kontainer.

Akibatnya, pemuda ini langsung terlindas ban kontainer yang tengah melaju dan Saryadi pun tewas seketika dengan kondisi badan remuk dan seluruh isi perutnya tercecer sepanjang jalan 20 meter.

Menurut Apud, salah seorang saksi mata, pihaknya terkejut saat warga di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) lokasi kejadian menjerit histeris, karena melihat seorang pemotor terlindas ban kontainer.

“Saya kaget, setelah melihat kejadian itu saya langsung telpon ke Polsek Cisoka,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (29/8/2012).

Dikatakan Apud, kecelakaan di lokasi ini kerap terjadi. Pasalnya, di lokasi tersebut, saat ini tengah ada pengecoran jalan yang hingga kini belum juga kelar. Ia berharap agar pemerintah atau pihak terkait bisa membantu memasang plang peringatan di proyek jalan itu.

Sementara itu, Kapolsek Cisoka AKP Agus Hermanto menjelaskan, dirinya membenarkan adanya kejadian itu. Korban   meninggal dilokasi kejadian dan telah dibawa ke rumah sakit dan kasus ini dilimpahkan ke Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) Polresta Kabupaten Tangerang.(din)




Dirpolair Polda Banten:Tidak Ditemukan Kapal Tenggelam

Kabar6-Pencarian kapal motor yang mengangkut 150 imigran yang dikabarkan tenggelam di Perairan Pulau Panaitan, Pandeglang dihentikan. Pasalnya tim gabungan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Ditpolair Polda Banten tidak menemukan tanda-tanda adanya kapal tenggelam di sekitar lokasi yang dilaporkan. Dalam pencarian ini Direktorat Polair Polda Banten mengerahkan KP Enggano 5015 sedangkan Basarnas mengerahkan 2 helikopter.

Diberitakan sebelumnya,  kapal yang mengangkut imigran ini tenggelam di sekitar 15 kilometer, perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang, atau diposisi berada dititik koordinat 06 drajat 46.445 – 105.05.15. Diduga imigran gelap yang kerap kali melintasi jalur laut Baten Selatan ini berencana menuju Christmas Island di Australia untuk mendapatkan suaka politik.

Direktur Kepolisian Perairan (Dir Polair) Polda Banten, Kombes Pol Budi Hermawan ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kabar yang diterima polisi . “Kita sudah kerahkan anggota ke lokasi, namun tidak ditemukan adanya kapal yang tenggelam,” ungkap Budi Hermawan saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (29/8).

Menurut Kombes Pol Budi, selain menerjunkan anggotanya, pencarian juga melibatkan tim Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan mengerahkan kapal KP Enggano. “Pencarian lewat udarapun kami lakukan dengan menggunakan 2 helikopter. Karena tidak ditemukan adanya kapal tenggelam, anggota kami perintahkan untuk kembali,” ujarnya.(pk/sak)

 




3 Bulan Buslane Masih Sepi Peminat, PPD Merugi

Kabar6-Transportasi massal buslane sepi peminat. Bahklan, sejak diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Wali Kota Tangerang, Wahidin Halim pada 20 Juni 20012 lalu, hingga kini buslane masih belum mampu menarik minat masyarakat.

Kondisi itu tak urung mengakibatkan Perusahaan Umum (Perum) Pengangkutan Djakarta (PPD) yang mengoperasikan buslane mengaku rugi besar.

Demikian diungkapkan Kepala Humas Perum PPD Joko Sawarno, Rabu (29/8/2012).  Menurutnya, sejak buslane di operasikan tiga bulan lalu, hingga kini masih belum ada peningkatan jumlah penumpang. Sebagai operator buslane, PPD mengalami kerugian cukup tinggi.

Pasalnya, dalam pengoperasian buslane, PPD tidak hanya sekedar membiayai ongkos isi bensin buslane, tetapi juga membayar gaji sopir, teknisi, cleaning servis, dan operator pendukung buslane.

“Kalau dihitung untung rugi, PPD memang mengalami kerugian besar karena pemasukan dari pengoperasian buslane sangat kecil. Tetapi demi pelayanan bagi masyarakat, kami harus melanjutkan transportasi itu,” kata Joko.

Menurut Joko, minimnya penumpang buslane lebih dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan Pemkot Tangerang, dalam hal ini Dinas Perhubungan, terkait keberadaan dan pengoperasian buslane.

Selain itu, sepinya buslane juga disebabkan tidak matangnya perencanaan pengoperasian buslane, khususnya soal minimnya peran pemerintah dalam upaya merebut hati masyarakat agar mau menggunakan buslane.

Persoalan lain dibalik kasus sepinya penumpang buslane, juga disebabkan Dishub Tangerang tidak menyediakan kantong halte baru bagi penumpang buslane yang akan naik di tengah jalan, sebab buslane hanya menaikan dan menurunkan penumpang pada setiap terminal, tidak mengangkut penumpang ditengah jalan.

“Meski belum bisa memutuskan apakah akan meneruskan atau tidak pengoperasian buslane ini kedepan, namun kami percaya buslane akan diminati masyarakat. Sementara ini, kami hanya mengoperasikan delapan dari sepuluh buslane yang ada,” ujar Joko.

Pengamatan kabar6.com, dalam beberapa hari terakhir ini, buslane yang dioperasikan terlihat sepi, cuma satu dua penumpang yang tampak duduk di dalam bus warna biru putih itu. Penumpang umumnya lebih banyak mengunakan angkutan mikrolet rute Kali Deres-Poris Plawad maupun sebaliknya.

Kepala UPT Angkutan Massal dan Buslane Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Yunianto, menjelaskan, kendati penumpang buslane tidak banyak, pihaknya juga masih optimis dengan perkembangan Buslane.

Jika dibandingkan dengan bulan lalu, penumpang pada bulan Agustus mengalami sedikit peningkatan. “Sifatnya butuh kesabaran dalam mematau perkembangan buslane,” kata Yunianto.(rah)




Tiga Pengacara Siap Dampingi Perampok Mini Market

Kabar6-GAT (25), pelaku tunggal perampokan enam minimarket yang berhasil ditangkap menjalani tes urine. Status sosial dan ekonomi pelaku dapat dipastikan berasal dari kalangan atas.

“Hasilnya (tes urine) semua negatif,” ungkap Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Nico A Setiawan, kepada Kabar6.com di kantornya, Selasa (29/8/2012).

Nico menjelaskan, langkah tes urine ditempuh untuk memastikan apakah pelaku saat beraksi tengah dalam pengaruh narkoba. Sebab saat diperiksa petugas dan diwawancara wartawan usai tertangkap selalu memberikan keterangan berubah.

Terkait dengan status GAT, perwira ini membenarkan bahwa pelaku sebagai mahasiswa. Kepastian tersebut diketahui setelah pihaknya didatangi utusan dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera, Serpong.

“Pelaku mahasiswa semester 2. Mau naik ke semester 3, kan sekarang lagi liburan,” tegas Nico.

Sementara itu, seorang petugas penyidik yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa pihaknya juga didatangi oleh tiga orang pengacara. Menurut keterangan tamu tersebut, mereka telah ditunjuk oleh keluarga pelaku sebagai kuasa hukum.

“Barusan datang ada tiga pengacara,” jelasnya. Petugas ini juga mengaku merasa kesulitan dalam mengorek keterangan pelaku. Selain tatapannya kosong juga tampak pilon.

“Terserah gue. Tanya aja deh ke petugas,” sahut pelaku ketika ditanyai Kabar6.com tentang motif pelaku hingga berbuat kejahatan. (yud)




Kasus Perdata Koperasi Langit Biru Mulai Disidangkan di PN Tangerang

Kabar6-Persidangan perdana kasus perdata Koperasi Langit Biru yang dihadiri ratusan investor KLB digelar di Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (29/8) siang.

Dalam persidangan yang mengagendakan pembacaan gugatan kepada pihak tergugat , akhirnya ditunda setelah mejelis hakim menilai isi gugatan kurang lengkap karena tergugat dua , yakni pimpinan KLB Jaya Komara kini sudah berhasil ditangkap.

Ratusan investor KLB menghadiri persidangan perdana dala kasus perdata yang mengagendakan pembacaan gugatan penggugat terhadap tergugat KLB dan pengurusnya.

Safarudin, kuasa hukum tergugat mengatakan pihaknya menuntut kembali uang para investor senilai Rp.90 milyar. Pihaknya akan memperbaiki isi gugatan yang dibuat sebelum terdakwa Jaya Komara Diamankan.

Guntur ismail, salah satu investor meminta agar simpanan pokok dan bonus yang dijanjikan pihak KLB segera dikembalikan kepada mereka. “Kasus pidananya kami serahkan kepada pihak penyidik.”ujar Guntur.

Sementara itu, usai menghadiri persidangan , para inverstor langsung melakukan orasi dan berteriak-teriak agar pengelola KLB segera mengembalikan modal dan bonus mereka. Salah satunya dengan menjual aset koperasi yang ada.

Dalam persidangan perdana ini majelis hakim dipimpin Gerchat Pasaribu menunda persidangan karena materi gugatan kurang lengkap. Dimana tergugat dua Jaya Komara, selaku pimpinan KLB keberadaannya kirang jelas, padahal yang bersangkutan sudah diamankan pihak kepolisian. Sidang ditunda sampai minggu depan dengan  agenda pembacaan gugatan. (rani)

 




Supir Nekat Gelapkan Fortuner Majikan Demi Beli Motor

Kabar6-Setelah sempat kabur 2 hari, WDD (52) supir yang nekat membawa kabur mobil mewah milik majikannya akhirnya dibekuk polisi.

Pelaku dan mobil Fortuner B 1244 WJA milik sang majikan berhasil ditangkap polisi saat melintas di Tol Jatibening, Bekasi. Kini tersangka dan barang bukti sedang diperiksa lebih lanjut di mapolsek Pondok Aren.

Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono mengatakan, saat ini pihaknya masih berupaya menyelidiki kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus itu.

“Kasus ini masih kami dalami. Apakah ada keterlibatan orang lain atau tidak. Tersangka da barang bukti mobil Fortuner masih kami amankan di Mapolsek,” ujar Parmono lagi.

Ditambahkan kapolsek, dari hasil pemeriksaan sementara, ppelaku nekat melakukan aksinya karena ingin membeli sepeda motor.

Namun, sebelum mobil curian itu dijual untuk kemudian dibelikan sepeda motor, pelaku justru berhasil diringkus polisi.

Diketahui, peristiwa itu berawal ketika pada Minggu (26/8/2012), Gusti warga Komplek River Park, Blok GF, 5/4 RT 01/06, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), memanggil mantan pembantu lamanya, Yuyun dan memintanya untuk bekerja kembali.

Kemudian, kepada Yuyun sang majikan juga meminta agar dicarikan supir pribadi. Dan, permintaan itupun langsung disanggupi Yuyun.

Hingga, pada keesokan harinya, saat Gusti dan istrinya sudah berangkat kerja, Yuyunpun kemudian menelpon istri Gusti guna mengabarkan bahwa supir yang diminta sudah tiba dan siap untuk bekerja.

Mendapat laporan dari Yuyun, tanpa curiga sedikitpun istri Gusti kemudian langsung menyuruh supir baru itu untuk mencuci mobil Toyota Yaris yang ada di rumah tersebut.

Selepas mencuci mobil, supir baru itupun kemudian meminta kunci mobil Toyota Fortuner warna hitam metalik B 1244 WJA kepada pembantu di rumah itu, dengan alasan hendak keluar makan.

Namun sejak saat itu, si supir yang belum diketahui namanya itu langsung menghilang entah kemana. Setelah ditunggu namun tak kembali, Gusti pun kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Pondok Aren.(evan/turnya)




Aksi Premanisme Hantui Petugas Pajak di Tangsel

Kabar6-Aksi ancaman kekerasan oleh preman tak menghalangi niatan para petugas pajak daerah di Pemkot Tangsel. Sebab tanggung jawab moril dan materil yang mereka sandar tak tanggung-tangung, pada 2012 ini harus mampu mencapai target Rp 64 miliar dari sektor restoran.

“Pernah kita diancam preman mau digebukin,” ungkap Nana, Kepala Seksi Intentivikasi dan Ekstentivikasi Pendapatan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), kepada kabar6.com di Bidex BSD, Rabu (29/8/2012).

Nana menceritakan, saat itu bersama rekan kerjanya mendatangi salah satu restoran yang tidak pernah membayar pajak daerah penghasilan. Setibanya dilokasi yang dituju, dirinya berhadapan dengan sejumlah preman dari berbagai Ormas yang ada di Tangsel.

Dia sadar bahwa para preman merupakan orang bayaran dan akan menghalangi tugasnya. Meski mendapatkan ancaman Nana tetap pada tujuan awal, yakni memasang sticker peringatan agar pemilik restoran sebagai wajib pajak harus memenuhi kewajibannya.

“Dah gebukin aja dan bakar sekalian kalo macam-macam,” ucap Nana menirukan ancaman para preman.

“Tapi saya pikir ini tugas dan ga ngaruh ancaman apa pun. Selain ada surat tugas kita punya payung hukum,” tambahnya, yakni Perda Nomor 07 Tahun 2010 tentang Retribusi Pajak Daerah.

Padahal, sebelum para pengemplang retribusi pajak daerah mendapatkan peringatan keras berupa pemasangan sticker.

Ada prosedur yang harus dilalui, diantaranya berupa pelayangan surat pemberitahuan, teguran tertulis hingga klarifikasi para wajib pajak kepada aparatur daerah terkait alasannya menunaikan kewajiban.

Namun, Nana tak menampik bila masih banyak pengusaha kuliner tetap enggan membayar pajak. Mereka selalu berdalih percuma membayar pajak karena akan “ditilep” oleh petugas pajak. Sedangkan hasil inventarisir pihaknya, para pengusaha kuliner pengemplang pajak jumlahnya mencapai puluhan.

“WP (wajib pajak) selalu alasan takut seperti kasus Gayus. Padahal kan mereka datang, daftar, hitung penghasilannya sendiri dan bayar langsung ke bank daerah. Jadi ga mungkin duit pajaknya itu kemana-mana,” tegasnya. (yud)




Penderita ISPA di Tangsel Capai 7.864 Orang, 1.079 Orang Anak-anak

Kabar6-Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA/Pnemonia) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sejak Januari hingga Agustus 2012 mencapai 7.864 orang. Kondisi itu, lebih disebabkan tingkat polusi udara yang cukup tinggi.

“Jumlah penderita ISPA mencapai 7.864 orang. Dan ini merupakan jenis penyakit yang masuk dalam kategori 10 besar tertinggi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Dadang M Epid kepada kabar6.com, Rabu (29/8/2012)

Ia menjelaskan, dari jumlah penderita ISPA tersebut, semuanya tersebar dan mendapatkan pelayanan di seluruh Puskesmas di Kota Tangerang Selatan.

“Diprediksikan jumlah penderita ISPA akan terus mengalami peningkatan, seiring masih rendahnya kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan seiring memasuki musim kemarau,” katanya.

Menurut Dadang, ISPA juga dapat menyerang semua golongan umur, mulai usia anak di bawah lima tahun (Balita) hingga manusia lanjut usia (manula). Untuk Balita sendiri kata Dadang, yang terkena ISPA/Pnemonia sebanyak 1.079 anak.

“Penderita ISPA akan mengalami flu, batuk, demam dan pilek dan ispa akut akan menyebabkan radang paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian,” ujarnya.

Menurut dia, penularan ISPA pada anak sulit diatasi karena kesadaran orang tua dan orang dewasa di sekitar mereka yang menderita ISPA seringkali tidak mengobati penyakitnya.

“Kesadaran para orang tua sangat diperlukan, jika terserang penyakit tersebut segera berobat ke rumah sakit dan puskesmas,” katanya.

Selain itu, penyebab ISPA antaranya debu jalanan, asap rokok, asap hasil pembakaran bahan bakar dapat merusak mekanisme pertahan paru sehingga akan memudahkan timbulnya Ispa.

“Umumnya ISPA tergolong penyakit yang tidak berbahaya, jika diatasi atau diobati secepatnya penyakit tersebut bisa disembuhkan dalam waktu relatif singkat. Tapi bila dibiarkan, bisa berubah menjadi penyakit radang paru-paru yang mengancam jiwa penderita,” ujarnya.   

Untuk itu, Dadang menghimbau warga untuk menjaga keadaan gizi agar tetap baik, immunisasi, menjaga kebersihan dan lingkungan dan mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

“Kami mengharapkan warga untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan mengkosumsi air bersih serta memakai masker dalam setiap beraktivitas. Selain itu bagi ibu rumah tangga yang memiliki Balita untuk rutin mengimmunisasi anaknya agar terhindar berbagai penyakit,” ujarnya.(Evan)

 




Kapal Bawa Imigran Gelap Dikabarkan Tenggelam di Perairan Pandegelang

Kabar6-Kapal motor  mengangkut sekitar 150 imigran gelap, Rabu (29/8) pagi, dikhabarkan tenggelam di sekitar Samudera Hindia tepatnya di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang.

Belum diketahui penyebab tenggelamnya  kapal motor tersebut dan adanya korban jiwa .Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) dan petugas Ditpolair Polda Banten saat ini masih dalam perjalan menuju lokasi kapal tenggelam.

Direktur Operasi Basarnas, Sunarbowo mengatakan, informasi yang diterima bahwa kapal imigran tersebut hancur dihantam gelombang tinggi.  Menurut informasi yang kami dapatkan kapal dalam kondisi hancur,” kata Sunarbowo, kepada wartawan di Pelabuhan Indah Kiat Pulp and Paper Merak, Rabu (29/8) siang.

Diperoleh keterangan, kapal yang mengangkut imigran ini tenggelam di sekitar 15 kilometer, perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang, atau diposisi berada di titik koordinat 06 drajat 46.445 – 105.05.15.
Diduga imigran gelap yang kerap kali melintasi jalur laut Baten Selatan ini berencana menuju Christmas Island di Australia untuk mendapatkan suaka politik.(pk/sak)