1

30 PMKS Tangsel Terjaring Razia Petugas Satpol PP

Kabar6-Sebanyak 30 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terdiri dari Anak Jalanan (Anjal), Gelandangan Pengemis (Gepeng) dan Wanita Pria (Waria), terjaring dalam razia aparat gabungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/9/2012).

aksi razia mendadak yang digelar petugas, tak urung sempat membuat PMKS panik dan berupaya kabur. Namun, setelah sempat terlibat kejar-kejaran, para PMKS itupun akhirnya berhasil diringkus petugas.

Kabid Operasional Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel, Ponco Budi Santoso, mengatakan, para gelandangan (Gepeng) dan anak jalanan (Anjal) setelah terjaring langsung didata.

Setelah itu diberikan pengarahan, pihaknya meminta agar mereka tidak kembali ke jalan. “Keberadaan mereka (Gepeng dan anjal-red) sudah meresahkan masyarakat, maka kita tertibkan,” ungkap Ponco di Aula kecamatan Ciputat, Rabu (5/9/2012).

Ponco menjelaskan, setelah pendataan, kemudian pihaknya menyerahkan kepada Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) untuk ditindaklanjuti.

Pihaknya akan lebih mengintensifkan operasi seperti ini di setiap kecamatan lainnya guna meminimalisir PMKS di Kota Tangsel.

“Pascalebaran PMKS semakin banyak berkeliaran di Kota Tangsel terutama di tempat umum seperti stasiun dan pasat serta di lampu merah,” katanya.

Razia ini digelar di tempat keramaian yakni, perempatan Gaplek Pamulang, Jalan Dewi Sartika Ciputat dan Jalan Djuanda Ciputat.

Selain itu, disepanjang jalan raya Serpong hingga BSD. Kebanyakan gepeng beroperasi di Jembatan Penyeberangan Orang dan U-turn.

Puluhan PMKS yang terjaring penertiban petugas saat sedang melakukan aksi minta-minta kepada para pengendara serta menjadi pengamen jalan yang dinilai mengganggu ketertiban umum.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Napza Dinsosnakertrans, Hadiana, menuturkan setelah pendataan dan pembinaan. Puluhan gepeng ini bakal diberikan peringatan.

Jika tiga kali berturut-turut terjaringan razia yang sama diancam dibawa ke tempat rehabilitasi di Bekasi Timur dan Bambu Apus, Jakarta Timur.

“Kalau masih saja membandel. Kita akan antarkan langsung ke tempat asalnya,” tegasnya.(yud)




Verifikasi 2 Hari Lagi, KPU Warning Parpol Siapkan KTA

Kabar6-KPU Kota Tangerang mewarning seluruh partai politik (Parpol) yang akan mengikuti Pemilu 2014, agar segera menyerahkan kartu tanda anggota (KTA) parpolnya.

Hal itu bagian dari persyaratan verifikasi faktual yang akan dilakukan KPU, dimana waktunya tinggal 2 hari lagi, atau berakhir pada 7 September mendatang.

Ketua KPU Kota Tangerang Syafril Elain mengatakan, sejauh ini baru ada 4 parpol yang sudah menyerahkan data KTA-nya kepada KPU. Setelah sebelumnya Partai Nasional Demokrat (Nasdem), pada Rabu (5/9), Partai Demokrat (PD), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) juga ikut menyerahkannya.

“PD sudah menyerahkan sebanyak 1.789 KTA, PKS 1.086 KTA dan PKPI sebanyak 964 KTA. Adapun yang kami minta adalah sebanyak 1.756 KTA atau seperseribu dari jumlah penduduk Kota Tangerang (1.764.805 orang, red) yang disyaratkan sesuai peraturan KPU nomor 7/2012 tentang Tahapan Program dan Jadwal Pemilu DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kota dan Kabupaten,” jelasnya.

Menurut Syafril, parpol yang belum menuntaskan persyaratan yang dibutuhkan, dipersilahkan untuk menambah lagi KTA-nya sebelum tutup masa pendaftaran yang berakhir pada 7 September 2012.

“Kalau PD, PKS dan Nasdem sudah lengkap, PKPI bisa menambah, dan partai lain yang belum kami tunggu sampai batas akhir. Sebab, selanjutnya kami akan lakukan verifikasi faktual atas KTA yang sudah mereka berikan,” singkatnya.

Nasih kata Syafril, proses verifikasi yang berlangsung di KPU Kota Tangerang bukanlah verifikasi final yang menentukan apakah sebuah partai bisa lolos mengikuti Pemilu. Sebab, setelah penyerahan berkas-berkas di KPU, berkas-berkas tersebut selanjutnya akan diserahkan ke KPU Pusat.

Selanjutnya, katanya pada 3 Oktober 2012, KPU pusat akan menyampaikan hasil verifikasinya ke seluruh KPU di Kabupaten dan Kota. “Lolos atau tidaknya partai yang melakukan verifikasi itu ditentukan oleh KPU pusat. Baru nanti tanggal 4 Oktober, hasil verifikasi faktualnya kami yang umumkan ke partai-partai,” pungkas Syafril.

Ketua DPC PD Kota Tangerang Baehaki mengatakan, pihaknya yakin bahwa KTA yang diserahkan dan fakta di lapangan tidak akan ada masalah.

Malah, dia yang awalnya meyakini bahwa PD tidak perlu menyerahkan KTA sebelum ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah yakin akan keabsahan keanggotaan, dan persyaratan lainnya.

“KTA yang kami serahkan sudah lebih dari cukup. Itu jelas semua, silahkan di verifikasi di bawah,” imbuhnya.

Senada, Ketua DPD PKS Kota Tangerang Hilmi Fuad mengatakan, pihaknya juga yakin bahwa kelengkapan persyaratan yang dimiliki PKS akan sesuai di lapangan.

Pihaknya pun mempersilahkan KPU untuk melakukan verifikasi sesuai dengan tugasnya. “Kami juga sudah tuntaskan persyaratan lain yang dibutuhkan KPU. Silahkan diverifikasi,” imbuhnya.(Iqmar)




Pasca Didemo, PT PEMI Balaraja Batalkan PKB

Kabar6-Pasca munculnya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ribuan buruh terkait keberataan mereka atas perubahan jam kerja, PT PEMI Balaraja, Kabupaten Tangerang, membatalkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

“Alhamdulillah, hasil ini wujud dari jerih payah, kerja keras dan do’a semua pihak. Hari ini, keputusan tentang jam kerja shift dua sudah deal dan dibatalkan,” ungkap Bustomi, salah seorang buruh yang ikut memperjuangkan pembatalan PKB yang telah di tandatangani oleh pihak manajemen perusahaan dengan perwakilan karyawan, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) kepada Kabar6.com, Rabu (5/9/2012).

Menurutnya, dirinya merasa senang terkbulnya tuntutan mereka soal perubahan jam kerja tersebut. Jam kerja itu, di kembalikan seperti semula yakni, masuk pukul 16.15 Wib dan keluar pukul 23.55 Wib. “Kami juga sangat berterima kasih kepada rekan-rekan buruh yang telah berjuang untuk pembatalan PKB ini,” katanya.

Senada, dikatakan Limah, keputusan yg diambil manajemen pabrik produsen onderdil mobil dan sepeda motor dengan FSPMI tersebut, meerupakan hasil musyawarah mereka yang dilakukan secara tertutup tanpa disosialisasikan  sebelumnya kepada buruh.

“Buruh sangat senang atas pembatalan PKB ini, karena mereka kuatir akan timbulnya dampak terhadap kesehatan para buruh. Ketika hal itu, tetap diberlakukan, maka bisa di pastikan kondisi kesehatan buruh pasti terganggu,” ujaranya.

Apalagi lanjutnya, dalam seminggu dua kali saja para buruh ikut shift dua atau over time(lembur) sampai dengan pukul 17.00 wib, maka fisik buruh pasti ngedrop dan mereka akan sakit semua.

Diinformasikan, sehari sebelum dibatalkannya PKB tersebut, ribuan buruh PT PEMI Balaraja, menggeelar aksi unjuk rasa damai di dalam lokasi pabrik itu.

Mereka, menuntut dibatalkannya PKB yang telah ditandatangani pihak perusahaan dengan FSPMI dan para buruh juga menuntut pembubaran perwalikan serikat pekerja tersebut, karena tak mampu membela hak-hak mereka. (Din)




Sidang Pembunuhan Pemulung di PN Tangerang Kisruh

Kabar6-Kisruh mewarnai sidang kasus pembunuhan pemulung di PN Tangerang, Rabu (5/9). Keluarga korban Suhendi (29), yang masih belum terima dengan peristiwa itu, tiba-tiba mengamuk dan nyaris mengeroyok terdakwa Ahok (58).

Hal itu terjadi, ketika terdakwa dikeluarkan dari ruang tahanan PN Tangerang untuk menjalani sidang dengan agenda putusan sela. Namun, ketika akan dibawa ke dalam ruang persidangan, belasan keluarga korban yang sudah menunggu terdakwa mencaci dan hendak mengeroyok-nya.

Akhirnya, terdakwa yang dikawal petugas kepolisian langsung diamankan ke ruang tahanan PN Tangerang. Setelah sempat diundur, sidang akhirnya dipindah ke ruang yang berbeda.

Sidang yang diketuai Majelis Hakim Viktor Pakpahan dan dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rosliana langsung dibuka dengan pembacaan putusan sela. Hakim memutuskan untuk melanjutkan sidang dan menolak eksepsi kuasa hukum terdakwa.

“Eksepsi terdakwa tidak dapat diterima. Majelis hakim memutuskan untuk melanjutkan persidangan,” kata Viktor.

Kemudian hakim melanjutkan sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi. Ada dua saksi yang dihadirkan dalam persidangan tersebut, yakni ayah korban, Subur dan rekan korban Dana.

“Saya tidak menyangka, Ahok membunuh ayah saya. Padahal sehari sebelumnya, Ahok mampir ke rumah saya untuk menyetorkan uang hasil pengelolaan limbah di TPA. Saya juga sempat memberinya kopi,” tutur Subur.

Sementara Dana mengatakan, pembunuhan berawal ketika Ahok dan Suhendi cekok mulut, namun tidak diketahui penyebabnya.

Kemudian Ahok pulang mengambil pisau serta membawa anaknya Samsul dan kembali lagi menemui Suhendi. Tanpa basa-basi Samsul memukul Suhendi, disusul Ahok menyabetkan pisaunya ke korban.

“Perkelahian itu menyebabkan Suhendi mengalami luka di tangan, pundak dan perutnya sobek hingga ususnya terburai. Korban sempat dibawa ke rumahs akit, tapi dia meninggal dalam perjalanan,” katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, Ahok yang berprofesi sebagai pemulung membunuh Suhendi di TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang, Senin, 9 April 2012.

Pembunuhan tersebut diduga berlatar belakang perebutan lahan TPA. Suhendi berniat memiliki sendiri lahan olahan di TPA RT.01/01, Kelurahan Kedaung Baru.(Iqmar)

 




Kekeringan, Harga Cabai Merah Keriting Naik 100 Persen

Kabar6-Kekeringan yang terjadi akibat kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, kiranya berimbas pada naiknya harga cabai merah dan cabai rawit di sejumlah pasar.

Di Kota Tangerang, kenaikan harga kedua jenis abai dimaksud bahkan sudah terjadi merata di sejumlah pasar yang ada. Kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya pasokan sayur, akibat kemarau yang terjadi.

Pantauan kabar6.com di Pasar Anyar Tangerang, kenaikan harga paling signifikan terjadi pada harga cabai merah keriting.

Jika sebelumnya cabai merah keriting dijual dengan harga hanya Rp. 7 ribu rupiah perkilogram, kini melonjak 100 persen menjadi Rp. 15 ribu perkilogram.

Sedangkan harga cabe rawit yang sebelumnya dijual Rp. 13 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp. 15 ribu per kilogram. Sementara, harga bawang merah dan tomat masih pada tataran stabil.

Tak pelak, kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit itu langsung menuai keluhan dari kalangan ibu rumah tangga dan pedagang nasi.

“Kalau gak ada sambel, pasti makanan jadi kurang seru. Tapi, karena naiknya harga cabai hingga seratus persen, terpaksa deh saya stop dulu makan sambel,” ujar Laila (25), ibu muda yang tinggal dibilangan Cikokol, Kota Tangerang.

Keluhan serupa juga dilontarkan  Yusuf, pedagang cabai di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Rabu (5/9/2012). Akibat meroketnya harga cabai, Yusuf mengaku kerap kena omel oleh para pelanggannya.

“Kenaikan harga cabai ini justru merepotkan saya sebagai pedagang. Selain omset dagangan menurun, juga saya harus siap menerima omelan pelanggan,” ujar Yusuf lagi.

Yusuf berharap, curah hujan segera turun, hingga pasokan cabai dan harganya bisa kembali normal seperti sediakala. “Mudah-mudahan kemarau ccepat berakhir,” ujar Yusuf lagi.(rani)




60 Persen Warga Kabupaten Tangerang Masih Anut Pola Hidup Jorok

Kabar6-Ternyata, sebagian besar warga Kabupaten Tangerang ternyata masih berkutat pada pola hidup jorok dan buruk. Pasalnya, hingga kini masih banyak warga wilayah itu yang buang air besar sembarangan.

“Survey Environmental Heads Risk Accesment (EHRA) menyebutkan, 60 persen warga Kabupaten Tangerang masih buang air besar sembarangan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaeni, Rabu (5/9).

Naniek mengatakan, survey dilakukan pada tahun 2011 meliputi 10 kecamatan dari total 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Ke 10 kecamatan itu antara lain, Sepatan, Sepatan Timur, Mauk dan Balaraja.

“Survey dilakukan dengan metode kuisioner. Dan, salah satu pertanyaannya adalah, dimana mereka melakukan buang air besar. Dan, sebagian besar warga menjawab sembarangan, ada yang di kebun, sungai dan kakus tanpa septitank,” ujar Naniek lagi.

Menurut Naniek, selain tingkat pendidikan yang rendah, masih membudayanya kebiasaan jorok warga itu lebih disebabkan karna fasilitas mandi cuci kakus (MCK) warga yang belum memenuhi standar kesehatan.

Terpisah, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti mengatakan bahwa survey yang menunjukkan masih tingginya kebiasaan buruk masyarakat itu tidak mewakili kebiasaan seluruh warga Kabupaten Tangerang.

“Saya kira, hasil survey itu tidak mewakili kebiasaan seluruh warga. Ini lebih dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang dan interprestasi dikalangan responden saja,” katanya.

Meski responden yang disasar adalah mewakili seluruh kalangan dari berbagai usia, namun Yulli menilai tidak semua masyarakat mengisi kuisioner dengan jujur dan rasa tanggungjawab.

“Tugas kita saat ini adalah, berupaya mengubah pola hidup masyarakat agar menjadi lebih baik,” ujar Yulli lagi.(ras)




Protes Angkot Bodong, Ratusan Supir Tigaraksa-Cimone Mogok

Kabar6-Maraknya Angkutan Kota (Angkot) bodong dan omprengan yang beroperasi secara liar di wilayah Kabupaten Tangerang, membuat ratusan sopir jurusan Tigaraksa-Cimone gerah.

Ratusan supir angkot tersebut melakukan aksi mogok operasi dan melakukan sweeping terhadap bus karyawan dan angkot bodong, pada Rabu (5/9/2012).

Ratusan supir batangan dan supir serep ini memadati jalan di bundaran Jalan Raya Bojong-Pemda, Desa Bugel Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Mereka, menolak Jalan itu dilalui bus jemputan karyawan dan angkot omprengan atau bodong.

Pantauan wartawan, sejak pukul 05.00 Wib. secara serentak ratusan supir ini menggelar aksi unjuk rasa menutup dua lajur di Jalan Raya Pemda ini.

Aksi sweeping bus jemputan karyawan pabrik dan angkot omprengan teersebut, mengakibatkan ratusan buruh dan pengguna jasa angkot jurusan Tigaraksa-Cimone terlantar.

Asep, supir angkot jurusan Tigaraksa-Cimone mengatakan, pihaknya mengaku aksi tersebut, dilakukan secara spontan dan serentak. Sekitar 120 angkot jurusan Tigaraksa-Cimone hari ini praktis tidak beroperasi dan memarkir armadanya di sepanjang Jalan Raya Pemda.

“Aksi ini berkaitan dengan larangan dan penolakan terhadap mobil omprengan plat hitam dan bus jemputan karyawan. Untuk melintas di Jalan Raya Pemda,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ratusan sopir ini juga mengaku kecewa dengan kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Tangerang dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan persoalan penolakan bus jemputan karyawan dan omprengan.

“Makanya kami juga tidak langsung menyampaikan ke Dishub, jadi kami langsung tertibkan sendiri saja,” jelasnya.

Setidaknya ada sekitar lima bus karyawan yang berhasil di sweeping para sopir dan diminta untuk berhenti. Aksi ini dilakukan karena mereka sudah kesal dengan keberadaan bus jemputan karyawan dan mobil omprengan yang terus beroperasi.

Akibat maraknya angkot bodong dan bus karyawan yang beroperasi itu, pendapatan para sopir terus mengalami penurunan drastis. “Ini sudah puncak kekesalan kami, mereka sudah membuat kami susah.
Pemasukan kami menjadi berkurang akibat adanya bus jemputan karyawan dan omprengan yang beroperasi di Jalan Raya Pemda,”ketusnya.

Bahkan, para sopir harus rela merogoh koceknya sendiri, demi menutup kekurangan setoran kepada pemilik angkot, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Padahal, sebelum ada bus jemputan dan mobil omprengan para sopir bisa untuk maksimal Rp100 ribu/hari.

“Sekang cari penumpang di pinggir jalan Pemda saja sudah, padahal banyak pabrik. Bahkan beberapa bulan ini ada bermunculan pabrik baru. Tapi kami masih sulit dapat penumpang,” ucapya.

Senada dikatakan, Sopiyan, dirinya mengaku heran dengan pengawasan Pemda setempat. Karena masih membiarkan mobil plat hitam yang digunakan menjadi angkutan, tanpa izin yang jelas.

“Dia kan tidak memiliki izin trayek jadi sebaiknya diberhentikan,” imbuhnya seraya menjelaskan, aksi mogok dan sweeping ini, akan dilakukan hingga besok.

Sementara itu, Cristin, Siti dan Yanti, karyawan swasta yang pengguna jasa angkot dan bus jemputan mengaku, aksi ini jelas merugikan mereka. Sebab, aktivitas mereka jadi terhambat dan hal ini semestinya tak perlu terjadi jika ada ketegasan dari pemerintah.

“Pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah ini, jangan buat kami terlantar,” tandasnya.(din)




PKBL PT AP 2 Belum Jangkau Seluruh Warga Sekitar Bandara

Kabar6-Kantor Cabang Utama PT Angkasa Pura (AP) II, selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta (BSH), hingga tahun 2012 telah menyalurkan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp. 19,06 Miliar kepada masyarakat sekitar bandara yang ada di kota dan Kabupaten Tangerang.

Demikian disampaikan Direktur Keuangan PT AP II, Laurensius Manurung, disela penyerahan hibah tiga unit kendaraan Puskesmas Keliling, Rabu (5/9/2012) di Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

Namun demikian, Laurensius Manurung juga mengakui bahwa hingga kini belum seluruh masyarakat sekitar bandara menikmati program kemitraan tersebut.

Hal itu disebabkan, belum terdatanya secara rinci wilayah-wilayah sekitar bandara yang paling membutuhkan program-program semacam ini.

“Kami sudah kordinasikan dan meminta arahan kepada Wali Kota dan Bupati Tangerang untuk mengarahkan wilayah mana yang perlu dibantu. Kedepan semoga kordinasi ini berjalan, sehingga progran ini dapat dirasakan seluruh masyarakat,” ujarnya.

Hingga saat ini, tercatat mitra usaha PT AP II diwilayah kota dan kabupaten sebanyak 1.333 mitra usaha.

Terkait dengan anggaran yang sudah digulirkan, Laurensius Manurung mengatakan hingga tahun 2012 ini kantor cabang PT Angkasa Pura II telah menyalurkan bantuan senilai Rp. 9,55 Miliar.

Selain program kemitraan, manurung juga menjelaskan PT AP II juga menggalakkan Program Bina Lingkungan, seperti yang telah dilakukan seperti program penghijauan berupa penanaman pohon buah, pelindung dan mangrove sebanyak 8550 pohon, penebaran 5000 bibit ikan di Kali Cisadane juga program pasar murah untuk masyakat sekitar Badara.(rani)




Kolam Renang Ditutup, Puluhan Pelajar Batal Dapat Nilai

Kabar6-Puluhan pelajar dari sejumlah SMA, SMP dan SD di Kota Tangerang yang akan mengikuti penilaian renang dari sekolahnya masing-masing di kolam renang Tirta Modernland kecewa karena tempat tersebut ditutup Rabu (5/9/2012).

Ditutupnya kolam renang di perumahan Modernland tersebut terkait tewasnya Dea Amelia (7) akibat tenggelam di tempat tersebut pada Selasa petang kemarin.

“Wah udah cape-cape datang kemari, malah ditutup,” ujar Dinda Fitri, salah seorang siswi SMAN 3 Tangerang. Akibat ditutupnya kolam renang terseut, pulhan pelajar dari sejumlah SMA, SMP dan SD batal mengikuti penilaian renang dari guru olahraga masing-masing.

Sebelumnya, Dinda dan puluhan temannya mengira kolam renang tersebut akan dibuka siang hari. Namun, setelah 2 jam ditunggu belum juga dibuka. Mereka kecewa setelah melihat pengumuman bahwa kolam renang tersebut ditutup untuk sementara lalu membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing.

Diberitakan sebelumnya,  Dea Amelia tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (4/9/2012) sore, pukul 16.48 WIB.

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud, 26, karyawan kolam renang , mengatakan sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak. Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16.45 WIB, saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup. Korban tewas setiba di RS. Usada Insani.Peristiwa ini dalam pengusutan Polsek Kota Tangerang.(sak)

 




Bocah Tenggelam di Modernland Merupakan Kecelakaan

Kabar6-Kepolisian Sektor Benteng memastikan bahwa tewasnya Dea Amelia (7), yang tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, pada Selasa (4/9/2012) kemarin, merupakan sebuah kecelakaan.

“Kami sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Dan, diketahui bahwa korban datang ke kolam renang itu bersama ibunya. Dan, masuk ke dalam kolam juga sepengetahuan ibunya,” ujar Kapolsek Tangerang, Kompol Sukarna, Rabu (5/9/2012).

Menurut Kapolsek, merujuk dari hasil keterangan sejumlah saksi tersebut, kami menyimpulkan bahwa peristiwa itu merupakan sebuah kecelakaan. “Sejauh ini kami juga belum menemukan indikasi kelalaian dari pihak pengelola kolam renang,” ujar Kapolsek lagi.

Sementara, Juru bicara PT Modernland Land Tbk, Herman, mengatakan bahwa pengelolaan kolam renang tirta bukan dalam naungan PT Modernland Land Tbk. “Status kolam renang itu kami sewakan kepada swasta,” ujar Herman. 

Diketahui, Dea Amalia, tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, pada Selasa (4/9/2012) sore pukul 16.48 WIB. 

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud (26), karyawan kolam renang, sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak.

Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16.45 WIB, saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup. Kuat dugaan, korban tidak bisa berenang.

Saksi kemudian mengangkat tubuh korban yang tidak sadarkan diri. Orang tua korban, E. Kurnia (26), berusaha memberikan pertolongan pertama dengan cara mengeluarkan air dari mulut korban.

Namun, karena tidak juga sadarkan diri, korban selanjutnya korban dibawa ke RS. Usada Insani. Sayangnya, setiba di Rumah Sakit itu, korban dinyatakan telah meninggal dunia.(tom migran/hp)