1

Seluruh Calhaj Indonesia Telah Tinggalkan Madinah

Kabar6- Semua jamaah calon haji asal Indonesia, Selasa (16/10) telah meninggalkan Madinah untuk menuju ke Makah. Rombongan terakhir yang meninggalkan Madinah adalah calhaj asal Nusa Tenggara yang tergabung dalam Kloter Lombok 7. Mereka bertolak ke Makah selepas shalat subuh kemarin.

Kepala Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah, Ahmad Jauhari, mengatakan, pemberangkatan calon haji menuju Makah relatif lancar. Jika muncul kendala, prosentasenya amat kecil.

“Jamaah terakhir yang diberangkatkan ke Makah dari Embarkasi Lombok, yakni Kloter LOB 7 dengan jumlah jamaah 325 orang,” kata Jauhari

Total jamaah yang sebelumnya ”mampir” di Madinah sebelum menunaikan ibadah haji mencapai 103. 141 orang. Mereka berasal dari 254 kloter.

Pada pemberangkatan kemarin, ada satu jamaah yang tercecer. Hingga rombongan berangkat pukul 07.00 waktu Arab Saudi, jamaah tersebut belum juga muncul. Jamaah itu ternyata tersesat di area Masjid Nabawi. Dia segera disusulkan untuk mengambil miqat (niat ihram haji) di Bir Ali, Dzilhulaifah, dan kemudian ke Makah.

”Pergerakan jamaah berjalan lancar, hanya sedikit hambatan. Ketika akan diberangkatkan tadi ada satu jamaah tertinggal dan berada di Nabawi. Dia langsung kami susulkan ke miqat kemudian ke Makah,” tambahnya.
Seluruh jamaah calon haji dari Madinah ini akan bergabung dengan sesama calhaj asal Indonesia yang masuk gelombang dua di Makah.

Jamaah haji asal Indonesia memang dibagi dua gelombang. Gelombang pertama sebanyak 103 ribu diberangkatkan antara 21 September-10 Oktober. Jamaah gelombang pertama menunaikan ibadah shalat arbain (shalat wajib 40 waktu berturut-turut) di Masjid Nabawi Madinah, kemudian melaksanakan ibadah haji.

Jamaah gelombang kedua langsung dikirim ke Makah. Mereka akan menunaikan ibadah haji telebih dahulu, baru kemudian bergeser ke Madinah untuk menunaikan shalat arbain. Ketika jamaah gelombang kedua menjalankan arbain, rombongan gelombang pertama secara bertahap kembali ke Tanah Air. (Sumber:Kementrian Agama RI/sak)




Banyak SKPD di Tangsel Masih Abaikan Instruksi Airin

Kabar6-Sejumlah Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) dilingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) kiranya menggerar rapatnya jauh ke luar daerah.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan intruksi yang disampaikan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, agar pegawainya lebih banyak menggelar kegiatannya di dalam kota.

Pantauan wartawan di sejumlah SKPD, Selasa (16/10), sejumlah kantor banyak ditinggalkan pegawainya lantaran pergi dinas ke luar kota.

Alasannya, mulai dari kegiatan rapat koordinasi sampai dengan kenyamanan menyusun program. Salah satunya, Bagian Humas Pemkot Tangsel. Beberapa pejabatnya menggelar rapat koordinasi jauh ke kawasan Puncak, Bogor.

“Hari ini (kemarin) saya tidak ada tempat. Kami (humas) sedang menyiapkan beberapa agenda kegiatan dan menggelar rapat di luar kota,” kata Azhar Syamun, Kepala Bagian Humas Kota Tangsel, kemarin.

Meskipun begitu, tidak semua SKPD yang masih melakukan kegiatan rapatnya di luar kota. Masih di hari yang sama, kegiatan rapat dilakukan di salah satu gedung Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangsel.

Salah satu agenda yang dibahas adalah persiapan hari ulang tahun (HUT) Kota Tangsel. “Kami sengaja kesini ada rapat persiapan HUT Tangsel,” kata Yudi, Sekretaris Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan (BKPP) Kota Tangsel.

Bersamaan dengan Yudi, sejumlah kepala dinas seperti Kepala Dinas Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tangsel Haerudin, Kepala BP2T Kota Tangsel Dadang Sofyan, dan sejumlah pimpinan SKPD lain juga nampak hadir di dalam rapat tersebut.

Masih adany SKPD yang menggelar rapat di luar kota dikrtisi Anggota Komisi III DPRD Kota Tangsel Heri Somantri. Menurutnya, di Kota Tangsel masih banyak tempat yang bisa digunakan hanya untuk sekedar rapat.

“Keinginan kami juga banyak rapat di dalam kota. Dan itu juga harusnya dilakukan oleh SKPD di Tangsel, untuk efesiensi dan penghematan anggaran,” sindirnya.

Sebelumnya, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengintruksikan agar SKPD banyak mengeglar rapat di dalam kota. Tujuannya, selain memudahkan koordinasi, juga untuk efesiensi dan meminimalisir pengeluaran langsung SKPD.

“Kebijakan Walikota ini sudah benar. Namun tidak efektif mana kala infastruktur bagunan untuk rapat saja minim. Ini juga harus jadi perhatian Walikota agar segera mengebut bangunan perkantoran yang memadai,” imbau Somantri.(iqmar)




Ketersediaan Rambu ZOSS di Tangsel Masih Minim

Kabar6-Keberadaan sarana dan prasarana Zona Selamat Sekolah (ZOSS) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sangat penting dan dibutuhkan.

Namun, sayangnya keberadaan sarana tersebut masih minim hingga angka kecelakaan yang menimpa murid-murid sekolah masih tinggi.

“Iya memang (masih minim) karena keterbatasan anggaran,” ungkap Kasi Bimbingan Keselamatan Dishubkominfo Kota Tangsel, Budi Jatmiko, ditemui wartawan di SDN Jurang Mangu Barat 01, Pondok Aren, Selasa (16/10/2012).

Budi menjelaskan, saat ini pihaknya baru mampu menyediakan ZOSS di dua titik lokasi. Kedua rambu tersebut berada di jalan Raya Parakan, Pamulang 2 dan jalan Raya Viktor, Buaran, Serpong.

Keberadaan ZOSS menurut Budi sangat penting, sebagai rambu peringatan bagi para pengguna jalan. Selain diberikan tanda warna merah pada badan jalan, juga dipasang redam kejut agar pengguna kendaraan bermotor dapat mengurangi kecepatan saat melintas di area tersebut.

“Dengan adanya ZOSS ini anak-anak sekolah bisa lebih aman saat menyeberang jalan raya. Memang sudah banyak pihak sekolah yang minta agar disediakan sarana ZOSS didepan sekolah-sekolahnya,” jelas Budi.

Ia menambahkan, pihaknya pada tahun 2013 mendatang akan menambah sarana ZOSS di sekolah-sekolah lainnya. Dishubkominfo hanya akan membuat ZOSS di ruas jalan yang statusnya milik kota.

“Nantinya di tujuh kecamatan akan dibuatkan ZOSS seperti yang sudah ada sekarang ini,” tambahnya.

Ditempat terpisah, Muchtar, warga desa Babakan, Setu, mengaku bila di depan SDN Babakan IV sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Murid sekolah menjadi korban tabrakan ketika ingin melintasi jalan.

“Keseringan anak ketabrak motor mas. Di sini kan arus lalu lintasnya rame,” terang pedagang makanan tersebut.

Ketika disinggung apakah di depan sekolah itu perlu dipasang rambu-rambu ZOSS, Muchtar menyetujui. Menurutnya keberadaan ZOSS sangat diperlukan pihak sekolah dan diyakini dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

“Tapi ya sebaiknya jangan milih-milih status jalan. Emang yang namanya kecelakaan mau tau status jalan,” harapnya, saat mengetahui bahwa status jalan yang ada di raya Puspiptek itu. (yud)




Gara-gara Jam Tangan, Perampokan SPBU Tigaraksa Terbongkar

Kabar6-Kawanan perampok SPBU 34.15704, di Jalan Raya Bojong Pemda, Kampung Bugel, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, pada Senin (15/10/2012) ternyata kurang cerdik alias lupa.

Terbukti, aksi kejahatan yang telah dipersiapkan dengan matang itu akhirnya terbongkar hanya gara-gara tersangka lupa mengamankan jam tangan yang sebelumnya dilaporkan ikut dirampok.

Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang, Kompol Shinto Silitonga mengatakan, kecurigaan pihaknya berawal dari pengakuan Ahmad (60), security yang awalnya juga mengaku sebagai korban dalam perampokan itu.

“Pada pemeriksaan awal, Ahmad mengaku selain disekap jam tangan miliknya juga dirampas oleh kawanan pelaku. Namun, belakangan kami mendapati Ahmad kembali mengenakan jam tangan tersebut,” ujar Shinto.

Dari situlah, kata Shinto, pihaknya langsung memfokuskan pemeriksaan terhadap Ahmad. Hungga akhirnya, pria gaek itupun mengaku sebagai dalang dibalik aksi perampokan itu.

“Ternyata saat melakukan pembagian hasil rampokan, Ahmad langsung mengenakan kembali jam tangannya. Padahal sebelumnya dia mengaku jam tangan miliknya juga ikut dirampas,” kata Shinto.

Dan, lanjut Shinto, dari mulut Ahmad pulalah, pihaknya berhasil mengorek informasi terkait identitas tersangka lainnya.

“Syahdi Gunawan kami tangkap dirumahnya tak jauh dari TKP. Sedangkan A.A Dahyani alias Okay kami tangkap saat berada di kantor DPRD Kabupaten Tangerang,” ujar Shinto.(rah)




Security Dalangi Perampokan SPBU Karena Terlilit Hutang

Kabar6-Motif perampokan SPBU 34.15704 di Jalan Raya Bojong Pemda, Kampung Bugel, keamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, pada Senin (15/10/2012) kemarin, karena pelaku  dipicu oleh faktor ekonomi.

Tiga dari 6 tersangka perampok tersebut, masing-masing Ahmad (60), A.A Dahyani alias Okay (27), Syahdi Gunawan (29), memiliki problem ekonomi yang tidak jauh berbeda.

“Ahmad sedang dililit hutang. Sedangkan Okay sendiri istrinya sedang hamil. Maka, Ahmad yang tak lain adalah security SPBU tersebut merencanakan perampokan itu,” ujar Kapolres Kota Tangerang, Kombespol Bambang Priyo Andogo, Selasa (16/10/2012).

Sedangkan 3 pelaku lain yang sudah diketahui identitasnya, kata Kapolres, kini dalam status buron. “Semua tersangka adalah warga Tigaraksa. Dan, mereka semua bahkan masih memiliki hubungan family,” ujar Kapolres lagi.

Sedianya, kata Kapolres, komplotan pelaku mengincar uang hasil penjualan BBM di SPBU itu yang jumlahnya mencapai Rp. 200 juta. Tapi sayang, beberapa jam sebelum komplotan ini beraksi, salah satu karyawan terlanjur menyetorkan uang tersebut kepada Yassin, pemilik SPBU.
“Karena uang Rp. 200 juta tidak ada, komplotan inipun akhirnya menggasak uang Rp. 14 juta yang ada di dalam brankas kantor SPBU. Mereka juga membawa kabur 3 unit handphone dan sebuah laptop,” ujar Kapolres lagi.

Ketiga pelaku berhasil diringkus 16 jam setelah melakukan aksinya. 2 pelaku diringkus dirumahnya masing-masing disekitar SPBU. Sedangkan satu pelaku lainnya yang bernama Okay diringkus saat berada di kantor DPRD Kabupaten Tangerang,” katanya.(rah)

 




Mutasi Kepsek di Kota Tangerang Dianggap Abaikan Estetika

Kabar6–Langkah mutasi sejumlah kepala seolah di lingkup Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang, menuai kritik tajam dari kalangan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT).

Proses mutasi tersebut dianggap tidak mengindahkan estetika dan prestasi kepala sekolah yang sudah mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.

Rektor UMT Ahmad Badawi mengatakan, mutasi kepala sekolah yang dianggap berprestasi mengemban amanah pimpinan sebuah sekolah harusnya meningkat.

Bukan justru dipindahkan secara struktural menjadi seorang pengawas. “Seperti kepala sekolah SMPN 13 (Nazarudin, red), harusnya dia naik bukan jadi pengawas,” sebut Badawi.

Dia juga menduga, bahwa mutrasi itu lebih didasari unsur suka dan tidak suka. Terlebih, Nazarudin selama ini sudah banyak membantu pengembangan dunia pendidikan yang bukan hanya mengembangkan sekolah SMPN 13, juga membantu perkembangan pendidikan tingkat sekolah tinggi, seperti yang diberikan untuk UMT.

“Ada indikasi dia (Nazarudin) dipindahkan kerena memberikan fasilitas SMPN 13 untuk perkulihan UMT. Itu yang kami sayangkan,” jelasnya.

Padahal, jika dilihat dari kiprah Muhammadiyah bagi dunia pendidikan di Kota Tangerang, tidak sedikit yang sudah diberikan. Khususnya dalam membantu sarana dan fasilitas tempat bagi proses belajar dan mengajar bagi siswa didik yang dinaungi Dinas Pendidikan Kota Tagerang.

“Yang lebih disayangkan, kenapa hanya dasar Nazarudin memberikan fasilitas sekolah kepada UMT dia dimutasi. Dan asal tahu saja, Muhammadiyah tidak sedikit membantu Pemkot, seperti memberikan sarana dan fasilitas SDN Muhammadiyah Gondrong kepada Dinas Pendidikan selama 6 bulan. Jadi, kalau bantu membantu dalam pengembangan pendidikan harusnya didukung, bukan disingkirkan,” keluhnya.

Seharusnya lagi, lanjut Badawi, Pemkot Tangerang, sebagai penangungjawab tumbuh kembangnya pendidikan di Kota Tangerang ini juga bisa memberikan perhatian kepada sekolah-sekolah swasta yang ada.

“Kalau Pemkot menafrikan keberadaan sekolah swasta itu tidak benar. Harusnya didukung, dan sikap beberapa pihak di Dinas Pendidikan yang membantu sekolah swasta harusnya tidak diusik,” singkatnya.

Sementara itu, Kepala Dindik Kota Tangerang Tabrani hingga berita ini ditulis belum bisa memberikan komentar apapun atas kritikan yang dilayangkan pihak rektorat UMT.

Sebab, berkali-kali dihubungi dan dikirimkan pesan singkat oleh wartawan koran ini, yang bersangkutan tidak menjawab maupun tidak membalas pesan singkat tersebut.

Pihak SMP N 13 melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Bagio menyatakan, mutasi merupakan hal yang wajar dan bisa saja lakukan pimpinan. “Bagi kami tidak ada masalah soal mutasi itu. Itu keputusan pimpinan,” katanya.(Iqmar)

 




Jarang Ngantor, Anggota DPRD Tangsel Dibela BK

Kabar6-Minimnya tingkat disiplin para anggota DPRD Kota Tangerang selatan (Tangsel), kiranya tidak membuat Badan Kehormatan (BK) menjadi galak.

Bahkan alat kelengkapan dewan itu terkesan mati suri, karena sampai saat ini mereka adem-adem saja meski tahu anggotanya jarang masuk kantor.

Namun, Ketua BK DPRD Kota Tangsel Heri Sumardi menolak jika BK disebut mati suri.

“Kita kan bukan PNS, yang setiap hari harus ngantor. Jika ada pengaduan baru kita akomodir untuk selanjutnya kita bahas, lalu para anggota dewannya kita hubungi biar kita bahas. Yang pentingkan tidak semua pengaduan gak kita abaikan, semua pekerjaan kita beres kok,” dalihnya kepada kabar6.com, Selasa (16/10/2012).

Menurut Heri, para anggota dewan itu mempunya banyak sekali kesibukan. Disinggung mengenai anggota dewan yang jarang masuk kerja dan tingkat disiplin anggota yang kurang apalagi dalam mengikuti paripurna ataupun masuk kantor.

Heri mengatakan, dirinya akan membuat rekomendasi kepada fraksi yang bersangkutan. Apabila tindakan pertama yang diberikan oleh fraksi tersebut tidak diperhatikan oleh anggota dewan yang bersangkutan, maka BK akan melayangkan peringatan kedua dan selanjutnya peringatan ketiga kepada fraksi-fraksi untuk melakukan tindakan secara tegas.

“Semua itu tergantung keputusan partai dan fraksi terhadap anggota mereka yang melanggar aturan. BK memberikan rekomendasi kepada fraksi,” ujar wakil rakyat dari partai Demokrat ini.

Heri pun bertekad menjalankan tugasnya sesuai amanat undang-undang meski dirinya tahu bakal berhadapan dengan rekan sesama anggota dewan maupun satu partai yang melanggar aturan.

“Saya akan jalankan amanah dan tanggung jawab berdasarkan aturan, diberlakukan kepada siapa saja,” pungkasnya.(Evan)

 




Hewan Qurban di Tangsel Belum Dimonitor Dinkes

Kabar6-Jelang perayaan hari raya Idul Adha, hewan kurban yang dijajakan di lapak-lapak penjualan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kiranya masih banyak yang belum memiliki lebel kesehatan dari dinas terkait.

Padahal, dari sisi harga, nilai jual untuk hewan kurban jenis sapi kian melambung, dengan membandrol hingga Rp20 juta per ekor.

Ketiadaan lebel kesehatan dari dinas terkait di Kota Tangsel tersebut diakui Tawab, salah satu pedagang hewan kurban di Ciputat.

Menurutnya, selama dirinya menggelar lapak belum ada pemeriksaan maupun pengawasan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangsel.

“Kalau dari dinas lokal sini belum ada yang monitor,” ujar Tawab Selasa (16/10/2012).

Meskipun begitu, Tawab mengklaim bahwa sapi-sapi kurban yang dijualnya telah mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Kementerian Pertanian. Sehingga hewan sapi asal Jawa dan Bali ini layak potong.

“Semua sapi ini sudah dapat surat keterangan sehat dari kementerian sebelum dikirim kesini. Makanya, kami menjualnya di pasar,” jelas Tawab.

Menurut Tawab, saat ini harga pasaran sapi kurban yang dijual bisa dibandrol antara Rp7 juta – Rp10 juta lebih untuk seekor jenis sapi Bali.

Sedangkan untuk jenis sapi Jawa harganya bisa lebih mahal lagi hingga Rp10 juta –Rp20 juta per ekor. “Tapi untuk pembelian masih normal, dari 48 sapi yang saya jual sudah ada yang pesan dan di tampung sementara di sini tanpa dipungut biaya,” jelasnya.

Masih kata Tawab, pihaknya juga mnyediakan jasa antar hewan kurban pesanan pembeli. Dimana, sejak buka lapak hingga H-3 hari raya Idul Adha, ia tidak menarik ongkos kirim.

“Setelah H-3 kami baru kenakan ongkos kirim Rp50 ribu, H-2 Rp100 ribu dan Rp 150ribu, seiring meningginya pesanan pembeli,” tuntas Tawab.

Senada dikatakan Syamsul, penjual hewan kurban di Pondok Aren. Menurutnya juga, belum ada monitoring dari dinas terkait setempat, khususnya soal pengecekan kesehatan hewan kurban jualannya.

“Kalau saya berani menjamin sapi-sapi kurban ini sudah ada nota keterangan kesehatannya. Tapi, kalau soal monitiring belum ada,” ucapnya.

Sebaliknya, untuk memastikan kesehatan hewan kurban dagangannya, pihaknya justru bekerjasama dengan dokter hewan sekitar tempatnya jualan.

Setiap hari, dokter hewan tersebut yang mengecek kesehatan hewan kurban dagangannya. “Di dekat sini ada dokter hewan yang sudah kerjasama dengan kita. Tinggalnya tidak jauh dari sini, jika kami panggil untuk memeriksa, dokternya datang langsung kesini,” terangnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Zainal Aminin mengatakan, pihaknya memastikan akan melakukan pengecekan, pemantauan dan pengawasan kepada penjual hewan qurban dan juga hewan kurban yang akan dikurbankan Idul Adha mendatang.

“Hewan yang akan dikurbankan dimonitor terus. Mulai kelayakannya sampai aspek kesehatannya. Soal sertifikasi ini nampaknya belum dibutuhkan asal ada pernyataan tim bahwa hewan yang akan dikurbankan sudah memenuhi persyaratan Islami dan juga kesehatannya,” kata Zainal.(Iqmar)

 




Puluhan Ton Besi Sitaan Reklame Tangsel Dilelang

Kabar6-Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan segera melelang limbah besi sitaan papan reklame hasil razia dinas terkait.

Hasil pelelangan tersebut pun akan dimasukkan ke dalam kekayaan negara hasil sitaan.

“Besi-besi potongan, atau limbah besi sitaan papan reklame yang kami razia akan kami segera lelang. Saat ini kami menunggu jadwal pelelangan dari KPKNL (Kantor Pengelola Kekayaan Negara dan Lelang),” kata Uus Kusnadi, Kepala DPPKAD Kota Tangsel, Selasa (16/10/2012).

Menurutnya, barang sitaan yang dikuasai negara tersebut bisa dilelang dan hasil pelelangannya bisa dimasukkan kedalam kas negara, sebagai bagian dari aset daerah yang diperoleh dari pendapatan lainnya.

“Sejauh ini, kami sudah mendapatkan putusan pengadilan untuk melelang limbah reklame tersebut. Tinggal tunggu jadwal pelelangannya saja,” kata Uus.

Masih kata Uus, limbah besi reklame yang akan dilelang tersebut, merupakan hasil sitaan dari razia yang dilakukan Satpol PP dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) selama setahun terakhir. Total, untuk seluruh limbah besi sitaan tersebut seberat 52 ton.

“Untuk nilainya kami belum bisa memastikan, sebab hitungan nilainya ada di KPKNL. Dan kami belum dapat dari mereka,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Bagian Aset pada DPPKAD Kota Tangsel Haris J Perwira mengatakan, terkait dengan pengelolaan sejumlah aset, pihaknya tengah mendata ulang beberapa potensi penambahan aset dan aset yang akan dihapuskan.

“Kami juga telah menghapus sejumlah aset dalam bentuk bangunan sekolah yang dalam masa pemugaran,” jelasnya.

Penghapusan aset 13 sekolah, lanjut Haris, disebabkan aset tersebut dihancurkan total dan akan dibangunkan gedung baru.

“Jika aset dihancurkan, maka sementara dihapus terlebih dululu catatan asetnya, dan akan diperbaharui setelah selesai pembangunannya, sebagai aset baru, dengan nilai aset yang juga membesar. Saat ini ada 13 sekolah yang sudah dihapus asetnya karena dipugar,” ucapnya.

Kaitan dengan penambahan dan penghapusan aset, pihaknya terus mendata dan melakukan perbaikan. Dimana, bagian aset itu ada yang berbentuk aset tetap, aset bergerak, dan aset yang diperoleh dari pendapatan lainnya.

“Termasuk aset yang didapat dari hasil pelelangan barang sitaan negara itu juga jadi aset dan kekayaan daerah, dari pendapatan lainnya. Ada beberapa aset yang memang sedang dalam tahap pelelangan, seperti salah satunya limbah besi reklame sitaan yang akan dilelang akhir bulan ini,” pungkasnya.(Iqmar)




Ternyata, Perampokan SPBU Tigaraksa Didalangi Security

Kabar6-Aksi perampokan SPBU No. 3415704 di Jalan Raya Bojong Pemda, Kampung Bugel, Kelurahan Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, ternyata didalangi oleh security SPBU setempat.

.

Security bernama Ahmad itu mengakomodir 5 temannya untuk melakukan perampokan. Dan, kini 3 dari 6 perampok tersebut berhasil diamankan polisi. Ketiganya adalah Ahman, AA Dahyani alias Okay serta Syahdi Gunawan. 

Kapolres Kota Tangerang Kombespol Bambang Priyo Andogo mengatakan, terungkapnya kasus itu berkat koperatifnya para saksi dan korban dalam memberikan keterangan.

“Salah satu pelaku yang bernama Okay merupakan residivis dalam kasus curanmor,” ujar Kapolres.

Atas perbuatannya, para pelaku terancam dikenakan pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana selama 15 tahun penjara.(arsa/abie)