1

Kepala DPKAD: Tak Ada Aset Daerah yang Hilang

Kabar6-Menanggapi temuan DPRD Kabupaten Tangerang, terkait hilangnya aset daerah berupa lahan seluas 7 ribu meter persegi senilai Rp7 miliar yang berlokasi di Desa Cijantra dan Medang, Kecamatan Pagedangan, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Iskandar Mirsad, berang.

Pria yang merangkap jabatan sebagai Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang ini menganggap informasi hilangnya aset daerah itu terlalu mengada-ada.

Dia menuding, informasi yang didapat para wakil rakyat tersebut adalah informasi sesat dan tak bisa dipertanggungjawabkan.

“Tak ada aset daerah yang hilang. Informasi itu sesat dan terlalu mengada-ada. Aset itu masih tercatat kok,” katanya.

Dikatakan Iskandar, pihaknya meminta kepada legislatif untuk lebih selektif menjaring informasi. Pasalnya, isu hilangnya aset daerah ini, cukup membuat dirinya tertekan, karena isunya sudah menyebar kemana-mana.

“Kami, gak mau repot dipanggil sana-sini, karena informasi sesat seperti ini. Sebab, masih banyak pekerjaan lain yang harus kami selesaikan,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Amran Arifin beserta rombongan dari Komisi IV belum lama melakukan inspeksi mendadak ke lokasi aset yang diduga hilang atau beralih fungsi tersebut.

Para wakil rakyat tersebut, menuding buruknya pengelolaan aset daerah yang dilakukan pemerintah Kabupaten Tangerang. Sehingga, aset-aset itu berpindah tangan tanpa melalui persetujuan dewan setempat.(din)

 




Ratusan Mahasiswa KOMANDO Kepung PN Tangerang

Kabar6-Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam KOMANDO (Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia) menggelar aksi demo di halaman Pengadilan Negri (PN) Tangerang, Selasa (29/1/2013).

Kehadiran ratusan mahasiswa dari UNiversitas Pamulang (Unpam), Universitas Surya Kencana, Universitas Sunan Gunung Jati, STMIK Raharja dan BSI Depok ini guna mendesak pembebasan 5 mahasiswa Unpam yang ditahan.

“Kami hadir khusus untuk mengawal jalannya sidang sekaligus mendesak Majelis Hakim PN Tangerang untuk mengabulkan permohonan penangguhan penahanan ke 54 rekan kami yang ditahan polisi sejak 19 Oktober 2012 lalu,” ujar Humas Unpam, Fahmi.

Dalam orasinya, ratusan mahasiswa tersebut juga sempat mengecam tindakan arogansi yang dilakukan polisi. “Polisi bertugas melindungi. Bukan mendzolimi,” teriak salah satu mahasiswa.

Ya, hari ini PN Tangerang kembali melanjutkan sidang kasus 5 mahasiswa Unpam yang didakwa melakukan pengeroyokan terhadap anggota polisi dalam bentrok antara polisi dan mahasiswa di Kampus Unpam 18 Oktober 2012 lalu.

Kelima mahasiswa yang duduk di kursi terdakwa adalah, YRM (Hukum), RSP ( Fakultas Tekhnik), SK (Pendidikan), BMP (Hukum), IF (Hukum).(ali)




2500 Buruh di PHK, Disnakertrans Belum Terima Laporan Pailit dari PT SJF

Kabar6-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang, mengaku hingga saat ini belum menerima laporan dari PT Shyang Ju Fung (SJF), terkait adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal sebanyak 2500 buruh pabrik sepatu tersebut.

“Secara formal, kami belum terima laporan dari manajemen PT SJF. Apakah penyebabnya karena pailit atau ada sebab lain,” ungkap Kepala Disnakertrans Kabupaten Tangerang, Heri Heriyanto, kepada Kabar6.com Selasa (29/1/2013).

Menurut Heri, informasi PHK massal buruh pabrik alas kaki merek Assic asal Taiwan yang berlokasi di Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa tersebut, diperoleh dirinya hanya secara lisan melalui HRD Manajer PT SJF.

Namun, dijelaskan Heri, besok (Rabu, 30/1/2013-red), pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap manajemen perusahaan, untuk dimintai klarifikasi seputar persoalan tersebut.

“Informasi itu, saya dapat semalam. Itu pun hanya lewat lisan. Besok, PT SJF akan kami panggil,” kata Heri.

Ditambahkan Heri, persoalan PHK massal itu, belum masuk keranah dinas. Pasalnya, persoalan itu masih dibahas secara Bipartit dan belum diperselisihkan oleh buruh dan perusahaan.

“Kami, hanya menunggu aduan. Jika, ada pengaduan dari kedua belah pihak dan membawa permasalahnnya kesini, barulah kami punya kewenganan atau masuk Triipartit,” bebernya.

Sekitar dua atau tiga minggu yang lalu lanjut Heri, Disnakertrans mendeteksi bahwa di PT SJF belum tampak adanya tanda-tanda PHK.

Sebab, berdasarkan laporan dari para pengawas di lapangan, kegiatan produksi di perusahaan itu masih berjalan normal.

“Kalau sudah terjadi hal demikian, kami harus berpikir keras untuk mencari solusinya. Karena, jumlah pengangguran baru cukup tinggi. Kami, berharap PHK massal di PT SJF tidak terjadi,” jelasnya.

Sementara itu, Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsad mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya PHK massal yang dilakukan PT SJF.

Namun demikian, dirinya akan mencari solusi terbaik untuk mengantisipasi membludaknya pengangguran di daerah ini.

“Kami, telah membuat program untuk menjaring para buruh yang di PHK itu. Dan, bursa lapangan kerja akan lebih ditingkatkan lagi,” tandasnya.(din)




Sekolah Pelanggar Jam Pelajaran Agama Bakal di Sanksi

Kabar6-Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Mathodah, mengatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan guru agama terkait sosialisasi penambahan jam mata pelajaran agama.

“Rencananya untuk SD penambahan menjadi empat jam dalam seminggu, untuk SMP dan SMA selama tiga jam,” kata Mathodah, Selasa (28/1/2013).

Mathodah menambahkan, dalam kegiatan sosialisasi tersebut pihaknya juga memanggil narasumber dari Departemen Agama Pusat. Demi mendukung pemahaman guru agama mengenai pentingnya palajaran agama.

“Penerapannya bulan Juli 2013, jika tidak dilaksanakan atau dimasukkan dalam kurikulum, pihak sekolah akan kita kenakan sanksi,” ujarnya

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Tangerang Selatan, Sugeng Santoso, menjelaskan, belum mendapat kabar dari Dinas Pendidikan Kota Tangsel. Tapi pada prinsipnya dia sangat mendukung.

Karena dirinya melihat dibutuhkannya pemahaman agama bagi siswa. “Selain teori, diharapkan ada prakteknya juga,” ujarnya.

Diberitakan kabar6.com sebelumnya, Pemberlakuan penambahan mata pelajaran agama pada sekolah-sekolah di Tangerang Selatan (Tangsel) segera bergulir. Kebijakan tersebut mendapatkan respon dan antusiasme positif dari kalangan tenaga pengajar.

“Ini bagus untuk mendukung moral siswa,” Ujar Kepala Sekolah SDN IV Pamulang Barat, Samlan.

Menurut Samlan, program pemambahan jam mata pelajaran yang tadinya dua jam menjadi empat jam sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari di SDN IV Pamulang Barat. Ini sesuai dengan moto Tangsel yang Religius.

“Salah satu program kita adalah Baca Tulis Al-quran untuk mengasah pemahaman agama siswa,” ujarnya.(yud)




Warga Pamulang Protes Lahan Fasos Fasum Diserobot Pengembang

Kabar6-Pembangunan Cluster Bambu Hijau di RT 04/04, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, diprotes warga sekitar. Protes tersebut ditenggarai karena pihak pengembang menggunakan area lahan Fasos dan Fasum warga Vila Pamulang Mas.

Marketing Proyek Cluster Bambu Hijau, Yepi, mengatakan nantinya akan dibangun 33 unit di kawasan ini. Ia enggan ketika dimintai keterangan lebih lanjut.

“Kalo untuk masalah itu saya ga tau karena bukan kewenangan saya,” terang Yepi, ditemui dikantornya, Selasa (28/1/2013).

Dihubungi terpisah, Ketua RW 04 Adi Aryo, membenarkan bahwa lahan tersebut merupakan Fasos Fasum, warga setempat banyak yang tidak setuju pembangunan Cluster yang memakan jalan Fasos Fasum.

Kemarin warga sempat membuat spanduk berupa penolakan lahan Fasos Fasum dijadikan jalan masuk Cluster Bambu Hijau. “Kita akan diskusikan lebih lanjut, bagaimana baiknya,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Pamulang Suhendar mengatakan, belum melihat lokasi Cluster yang menggunakan Fasos Fasum, karena tidak ada yang melapor dari ketidaksetujuan warga.

Suhendar hanya mengetahui warga yang marah dengan pos yang sudah lama tidak dibangun. “Saya akan mencari jalan keluar yang terbaik,” ujarnya.

Suhendar melanjutkan, jika benar pembangunan Cluster Bambu Hijau melanggar dengan memakan lahan Fasos Fasum, dia akan melapor dan mengkonsultasikan ke pihak yang memiliki kewenangan.”Saya cek dahulu, kalau melanggar pasti ditindak,” katanya.(yud)

 




Terbukti Pungli, Kepsek SDN Uwung Jaya Kembalikan Uang 700 Wali Murid

Kabar6-Protes spontan yang digelar 100 wali murid di SDN Uwung Jaya, Jalan Dipati Ukur, Kampung Uwung Girang, RT 02/12, Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, pada Selasa (29/1/2013), akhirnya tuntas.

Emosi para wali murid mereda, setelah Kepala Sekolah SDN Uwung Jaya, Madsani, menyatakan siap untuk mengembalikan uang sebesar Rp. 95.000 untuk buku LKS tahun 2013 kepada 700 wali murid.

Caranya, Madsani akan mencicil pengembalian uang buku tersebut. Hal itu mengingat jumlah uang buku LKS tahun 2013 yang harus dikembalikan Madsani nilainya cukup besar, mencapai 65,5 juta.

“Terserah bagaimanapun caranya, Kepsek harus tetap mengembalikan uang kami yang telah dipungut dengan dalih pembayaran buku,” ujar Basuki Rahmad, salah satu wali murid yang turut dalam aksi demo tersebut.

Sementara, terkait protes wali murid atas pungli yang berlangsung sejak tahun 2010 sampai sekarang, akan di kroscek oleh UPTD Kecamatan Cibodas dan kemudian akan ditindak lanjuti sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku.

Dialog antara wali murid dengan pihak SDN Uwung Jaya tersebut juga dihadiri oleh Madsani selaku Kepsek Uwung Jaya, Junaedi selaku anggota DPRD Kota Tangerang, Hj Yani Suryani selaku Kepala UPTD Kecamatan Cibodas, Akhyar Chaerudin selaku Lurah Uwung Jaya.

Diketahui sebelumnya, sekitar 100 wali murid menggelar protes spontan di SDN Uwung Jaya, Jalan Dipati Ukur, Kampung Uwung Girang, RT 02/12, Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa (29/1/2013).

Aksi para wali murid tersebut pecah sebagai bentuk protes terkait adanya indikasi pungutan liar (pungli) pada buku paket pelajaran sekolah bersubsidi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sejak tahun 2010 sampai skarang.(dani/bad/tom migran)




Diduga Terapkan Pungli, 100 Wali Murid Demo Kepsek SDN Uwung Jaya

Kabar6-Sekitar 100 wali murid menggelar protes spontan di SDN Uwung Jaya, Jalan Dipati Ukur, Kampung Uwung Girang, RT 02/12, Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa (29/1/2013).

Aksi para wali murid tersebut pecah sebagai bentuk protes terkait adanya indikasi pungutan liar (pungli) pada buku paket pelajaran sekolah bersubsidi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sejak tahun 2010 sampai skarang.

Sambil membentangkan beragam poster berisi kecamatan, para Wali murid bahkan menuding pungli tersebut sengaja dilakukan oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Uwung Jaya, Madsani, untuk memperkaya diri.

“Hapuskan pungli di SDN Uwung Jaya. Kembalikan uang buku kami segera. Ganti Kepala Sekolah SDN Uwung Jaya,” teriak para orang tua wali kurid di depan SDN Uwung Jaya.

Aksi spontan wali murid itu tak urung membuat sejumlah guru di SDN Uwung Jaya kalang kabut. Hingga akhirnya, pihak sekolah meminta para wali murid untuk bermusyarah di dalam ruang kelas.

Hingga berita ini disusun, pihak sekolah masih belum mau berkomentar terkait aksi spontan para wali murid tersebut. Pasalnya, masih dilakukan dialog antara pihak sekolah dan para wali murid yang memprotes pungli dalam paket buku pelajaran tersebut.(dani/bad/tom migran)




Jelang Pilkada, Hubungan AMK & Wiranto Kian Mesra

Kabar6-Kedekatan Direktur PDAM Tirta Benteng (TB), Kota Tangerang, Ahmad Marju Kodri (AMK) dengan Partai Hanura terasa kian nyata.

Kedekatan itu bahkan terlihat saat Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto, menyempatkan diri hadir mengunjungi warga korban banjir di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Minggu (27/1/2013) kemarin.

AMK bahkan sempat menyambut cukup hangat saat mantan Panglima Abri (Pangab) itu tiba di lokasi banjir Kecamatan Periuk.

Akankah ini pertanda AMK yang digadang-gadang sejumlah lembaga survey sebagai salah satu bakal calon (balon) dalam Pilkada Kota Tangerang tahun ini bakal “disunting” Partai Hanura?

Sayangnya, kepastian akan hal itu masih “abu-abu”. Pasalnya, sampai kini belum ada kepastian dari Partai Gerindra terkait dukungannya terhadap AMK.

“Kita masih melakukan tahap komunikasi dengan AMK. Jadi, hari ini bukan deklarasi,” ujar Ketua DPD Hanura Provinsi Banten, Inaz Nz saat ditanya wartawan dilokasi banjir Periuk.

Hal senada juga diungkapkan Ketua DPC Hanura Kota Tangerang, Eddy Mahfudin. “Tidak ada apa-apa. Hanura baru saja melakukan bakti sosial, pengobatan gratis bagi warga Kota Tangerang yang terkena banjir,” kata Edy.(BP/Arsa)




Jam Pelajaran Agama Sekolah di Tangsel Bakal Ditambah

Kabar6-Pemberlakuan penambahan jam pada mata pelajaran agama pada sekolah-sekolah di Tangerang Selatan (Tangsel) segera bergulir. Kebijakan tersebut mendapatkan respon dan antusiasme positif dari kalangan tenaga pengajar.

“Rencana pemberlakuan mata pelajaran agama itu bagus untuk mendukung moral siswa,” Ujar Kepala Sekolah SDN IV Pamulang Barat, Samlan, Selasa (29/1/2013).

Menurut Samlan, program pemambahan jam mata pelajaran yang tadinya dua jam menjadi empat jam sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari di SDN IV Pamulang Barat.

Ini sesuai dengan moto Tangsel yang Religius. “Salah satu program kita adalah Baca Tulis Al-quran untuk mengasah pemahaman agama siswa,” ujarnya

Guru Pelajaran Agama SDN IV Pamulang Barat, Ely mengatakan, penambahan pelajaran agama dalam kurikulum membuat siswa lebih mengenal islam.

Banyak anak jaman sekarang yang sudah jauh dari agama, mereka fokus di game online yang sedang marak. “Setidaknya ada yang menghandle perilaku mereka,” ujarnya.

Ely menambahkan, banyak kesulitan ketika mengembangkan paham keagamaan siswa, karena tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda.

Jadi untuk saat ini dibutuhkan penyesuaian melalui kurikulum, mana saja siswa yang membutuhkan tambahan pelajaran agama.

Menurut Ely, Pihak SDN IV Pamulang Barat akan menambah pelajaran agama melalui les yang diberikan seusai jam sekolah. Karena beberapa siswa Kelas IV SDN IV Pamulang Barat, belum lancar menulis huruf Arab dan membaca Al-quran.

Pengadaan jam belajar tersebut diharapkan bisa membantu siswa yang ketinggalan dalam hal pemahaman.

“Cuma masalah kita ada di kelasnya yang kurang, yang memungkinkan kita bisa memakai di Sore hari, karena Siang di pakai oleh siswa juga,” ujar Ely.

Kekurangan kelas masih menjadi masalah utama pengembangan pemahaman lebih lanjut masalah agama. Samlan menjelaskan, Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan sudah datang, dan merencanakan akan membangun kelas lebih banyak.

“Kita harapkan pembangunan ini bisa selesai, karena masih menunggu pembangunan SMP Pamulang,” ujarnya.

Salah Satu orang tua Siswa SDN IV Pamulang Mina (32) mengatakan, penambahan mata pelajaran agama ini sangat berguna untuk menjaga perilaku anak.

Anak bisa lebih menghormati orang tua dan mengerti tentang aqidah keagamaan. “Sekarang kan banyak anak yang main internet, susah disuruh solat,” ujarnya lagi.

Sementara, Kepala Sekolah SMP Plus Nusantara yang terletak di Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat, Tangsel, Faisal Bakar mengatakan, Sebelum ada kabar penambahan jam di Mata Pelajaran Agama, pihaknya sudah melakukan hal tersebut.

Di SMP Plus Nusantara sendiri pelajaran agama dilakukan selama delapan jam dalam seminggu.

Faisal menambahkan, pada hari jumat, pelajaran agama di ajarkan dengan dua sif, yang pertama dari jam 07.00 WIB pagi sampai jam 12.15 WIB siang. Yang kedua, dari jam 13.00 WIB siang sampai jam 17.30 WIB sore. “Ini dilakukan demi pemahaman agama siswa,” ujarnya.(yud)




Tidak Terima Disegel, Operator Parkir Paza Bintaro Protes Satpol PP

Kabar6-Aksi penertiban operator parkir liar yang kembali digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di kawasan Plaza Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), menuai protes dari pihak operator, Selasa (29/1/2013).

Bahkan, cek cok mulut antara pihak operator parkir dengan petugas Satpol PP pun tak bisa dihindarkan. Pihak operator parkir berdalih tidak mengurus ijin karena sulitnya prosedur serta banyaknya retribusi yang ditetapkan pemerintah.

“Pemerintah semene-mena. Saya disini sedang berusaha, bukan mencuri apalagi merampok. Usaha saya ini juga mempekerjakan sejumlah warga sekitar,” ujar H. Kirun, pengelola jasa parkir di Plaza Bintaro.

Tak hanya itu, aksi penyegelan dan penyitaan komputer perangkat parkir oleh Satpol PP itu juga dianggap H. Kirun sebagai tindakan sewenang-wenang dan telah menyakiti hati rakyat sebagai warga negara.

Sebaliknya, meski mendapat perlawanan, namun pihak Satpol PP tetap melanjutkan operasi penertiban dengan memasang segel dan menyita perangkat komputer yang ada di pos parkir tersebut.

Satpol PP melarang adanya segala bentuk perparkiran yang memungut retribusi dari pengunjung plaza, hingga pihak operator mengurus ijin operasionalnya.

Sedianya, penyegelan operator parkir dikawasan itu sebelumnya sudah dilakukan oleh Satpol PP Tangsel. Namun, pihak operator mencabut kembali segel dan membandel dengan tetap beroperasi.(rani/tur)