Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Rumah Sakit Umum (RSU) setempat terus berupaya meningkatkan pelayanan medis intensif Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Manajemen rumah sakit itu bahkan telah membuat kebijakan populis, yakni mengutamakan untuk masyarakat setempat yang tidak mampu.
“Tentunya tetap didukung fasilitas sarana dan prasarana yang tidak kalah dengan swasta,” ungkap Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Kota Tangsel, Tri Utami Pertiwi kepada kabar6.com ditemui di Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang, Senin (23/2/2015).
Menurut dokter umum itu, tak jarang tim medis sampai kewalahan menangani eksodus pasien ibu melahirkan yang berasal dari berbagai wilayah tetangga.
Pasien persalinan itu mayoritas merupakan rujukan dari wilayah asal bermukim. Alasannya, jumlah alat NICU yang dimiliki rumah sakit pemerintah di daerah masing-masing sangat terbatas.
Sedangkan konsekuensi logis untuk menjalani perawatan NICU di rumah sakit swasta tentu tarifnya malah. Hal itulah membuat banyak yang dirujuk dan mendatangi RSU Kota Tangsel.
“Banyak pasien dari daerah Depok, Kabupaten Bogor, Rangkasbitung yang menjalani perawatan NICU di sini. Tapi tentunya kita tetap memprioritaskan bagi pasien warga Tangsel,” terang Uut, sapaan akrabnya.
Pelayanan intensif NICU di RSU ini mulai diluncurkan sejak 2012 silam. Bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-4 Kota Tangsel.
Khusus bagi pasien yang mengantongi dokumen resmi e-KTP asal Kota Tangsel, pihak manajemen membebaskan biaya perawatan.
Data statistik menunjukan, sepanjang 2013 lalu total jumlah pasien yang telah ditangani RSU Kota Tangsel untuk menjalani rawat inap ada sebanyak 7.489 orang.
Dari angka itu presentase pasien layanan NICU jumlahnya mencapai 885 orang atau 11,82 persen.
Selama kurun 2014, dari total pasien sebanyak 48.965 orang pasien, jumlah pasien pada pelayanan NICU ada 393 orang.
Sementara untuk kurun waktu Januari kemarin, jumlah total pasien NICU yang ditangani sebanyak 39 orang.
“Dari angka di atas, paling banyak adalah pasien yang menggunakan fasilitas e-KTP alias gratis. Jumlahnya mencapai 30 orang, dan sisanya 7 orang pasien umum serta 2 orang BPJS,” papar Fitriyani, salah satu dokter jaga yang ditemui di ruang NICU.
Kondisi tersebut tentunya telah ditunjang dengan intensnya pemantauan tenaga dokter spesialistik yang profesional.
Jumlahnya ada lima dokter jaga dan satu dokter penanggung jawab. Serta 11 orang tenaga perawat yang terlatih dengan baik dengan kualifikasi khusus NICU yang terampil.
Ditambah lagi dilengkapi dengan peralatan berteknologi canggih, terdiri dari 4 unit ventilator, 2 unit lampu biru (blue light) dan 11 unit inkubator.
Diharapkan, melalui sarana dan prasarana perawatan NICU RSU Kota Tangsel lengkap mampu mencegah dan mengobati setiap pasien yang ditangani.
“Satu bulan rata-rata jumlah pasien yang kita tangani ada 30-40 bayi. Susah nyari NICU, kalaupun ada di rumah sakit swasta kan mahal,” terang Fitri.
NICU adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit yang difungsikan untuk merawat bayi prematur dan bayi baru lahir sampai usia 30 hari.
Bayi-bayi tersebut tentunya memerlukan pengobatan dan perawatan khusus dibawah pemantauan tim dokter guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.
Bayi-bayi yang berada di NICU umumnya adalah bayi dengan risiko tinggi. Bayi risiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain.
“Biasanya karena terjadinya kegagalan organ-organ vital yang dialami oleh bayi-bayi baru lahir, disebabkan kelahiran prematur kurang dari 37 minggu atau pun lahir dengan penyakit bawaan,” tambahnya.(adv)