1

Kedepan, Bupati Zaki Harap RS Hermina Bitung Bisa Layani Pasien BPJS

Bupati Zaki saat meresmikan RS Hermina Bitung.(hms)

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar meresmikan Rumah Sakit (RS) Hermina cabang ke 23 di kawasan Bitung, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Kamis, (21/4/2016).

Dalam sambutannya, Bupati Zaki berharap kehadiran RS Hermina di Bitung mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, ditengah tingginya kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini.

“Kehadiran rumah sakit ini tentunya merupakan bagian yang amat penting bagi masyarakat, khususnya untuk warga di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang,” kata Zaki.

Karenanya, kata Zaki, kehadiran rumah sakit itu harus mampu memberikan dukungan yang positif dalam pelaksanaan program-program pembangunan di bidang kesehatan di Kabupaten Tangerang.

Selain itu, tambah dia, juga dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta meminimalisir berbagai masalah yang menyangkut kesehatan.

“Saya mengapreasi berdirinya rumah sakit ini di Kabupaten Tangerang. Dan, kedepan saya berharap rumah sakit ini dapat memberikan pelayanan terhadap pasien BPJS,” ujarnya.

Sementara, Direktur PT. Medica Loca Bitung (yang menaungi RS Hermina), dr. Hasmoro mengatakan, bila kehadiran rumah sakit itu bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

“Pembangunan RS Hermina dimulai pada Agustus 2015 lalu dan selesai pada Februari 2016 lalu. Tujuannya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya warga Bitung, Curug,” kata dia.

Hasmoro mengklaim, bila RS Hermina sudah berstandar sesuai Hermina Group. Sehingga diharapakan mampu memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

“Kami berharap RS Hermina ini bisa dijadikan rujukan untuk ibu dan anak. Semoga kehadiran RS Hermina ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat kab tangerang khususnya Bitung, dan kami siap apabila kami dijadikan rujukan untuk BPJS.

Diketahui, RS Hermina Bitung di Kecamatan Curug, dibangun diatas lahan seluas 5.186 m2, dengan kontruksi memiliki empat lantai dengan fasilitas pendukung lainnya. **Baca juga: Bupati Tangerang Berharap Kerjasama IUWASH Berlanjut.

Untuk tahap pertama, RS Hermina Bitung memiliki 50 bed, dan untuk tahap selanjutnya akan mampu menampung hingga 100 pasien. **Baca juga: Peringati Hari Kartini, Polwan di Polresta Tangerang Kenakan Kebaya.

Dalam acara itu, RS Hermina juga menggelar bakti sosial berupa operasi katarak gratis bagi 100 orang.(hms/alby)

**Baca juga: Menteri Ferry: Harga Tanah di Tangsel Cukup Fantastis.




Terkait Tanah Bengkok, Kantor Setda Pemkot Cilegon Digeledah Kejari

Penggeledahan di Kantor Setda Cilegon oleh Kejari.(sus)

Kabar6-Dua ruangan di Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cilegon, digeledah petugas dari Satuan Tugas Khusus Pemberantasan Korupsi Kejaksaan Negeri  (Kejari) setempat, Kamis (21/4/2016).

Penggeledahan itu dilakukan terkait kasus dugaan gratifikasi ruislag tanah bengkok seluas 5.000 meter di Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, antara Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dengan PT. Sido Mulyo.

Adapun dua ruangan yang digeledah adalah ruang perlengkapan dan ruang pemerintahan. Dalam penggeledahan itu, petugas Kejari Cilegon tampak membawa sejumlah surat dan dokumen dari Sub Bagian Pertanahan.

Usai penggeledahan, petugas dari Kejari Cilegon langsung meninggalkan lokasi, tanpa memberikan keterangan apapun kepada awak media.

Sementara, Asisten Daerah (Asda) III Pemkot Cilegon, Sari Suryati menjelaskan, hingga kini belum pernah terjadi proses ruislag tanah bengkok di Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber,  antara Pemkot Cilegon dengan PT. Sido Mulyo.

Suryati juga menyebut, tidak pernah ada pembahasan terkait ruislag tersebut. Dan, dipastikan tanah bengkok itu masih menjadi aset Pemkot Cilegon yang tercatat pada perlengkapan di Subag Pertanahan.

“Jangankan untuk ruislag tanah, untuk agenda rapat pembahasan ruislag saja tidak ada. Jadi tidak ada  kerugian negara. Kita tidak pernah transaksi. Dan, untuk ruislag kan ada mekanisme yang harus ditempuh, semua ada prosedurnya,” jelas Suryati. **Baca juga: Mahasiswa Desak Kejari Cilegon Tuntaskan Kasus Tanah Bengkok.

Terkait penyidikan kasus tersebut, Suryati mengaku pihaknya akan membantu Kejari CIlegon. “Tentu saja kita kami akan kooperatif dan membantu pihak kejaksaan untuk keperluan penyidikan dan pemenuhan alat bukti,” tambahnya.(sus)




Peringati Hari Kartini, Polwan di Polresta Tangerang Kenakan Kebaya

Polwan berkebaya di Satlantas Polresta Tangerang.(shy)

Kabar6-Hari ini, Kamis (21/4/2016), suasana di loket pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) pada Satlantas Polres Kotta (Polresta) Tangerang tampak berbeda.

Sejumlah anggota polisi wanita (Polwan) di Satlantas itu terlihat lebih mempesona dibanding hari biasanya. Mereka tampak cantik saat memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan mengenakan kebaya.

Sedangkan untuk anggota Satlantas pria, juga seolah tak mau ketinggalan. Mereka tampak mempesona dengan mengenakan pakaian batik dan pakaian daerah.

Ya, para personel di loket SIM tersebut memang sengaja mengenakan kebaya dan batik, dalam rangka menyambut Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.

“Dalam rangka Hari Kartini, kita memang meminta Polwan memakai kebaya dan anggota pria mengenakan batik atau pakaian daerah masing-masing,” ujar Kanit SIM pada Satlantas Polresta Tangerang, AKP Dodin. **Baca juga: Makan Sayuran Mentah Lebih Sehat?

Selain untuk memperingati Hari Kartini, penggunaan pakaian daerah tersebut juga untuk menciptakan nuansa nyaman dan bersahabat kepada masyarakat yang datang untuk mendapatkan pelayanan di loket SIM.(shy)




Pelaku Mutilasi Wanita Ditangkap, Begini Kata Keluarga Korban

Krishna Murti bersama Agus, terduga pelaku mutilasi.(foto: Instagram krishnamurti_91)

Kabar6-Penangkapan Kusmayadi alias Agus oleh pihak kepolisian, disambut gembira oleh keluarga wanita korban mutilasi, Nur Astiyah alias Nuri.

“Alhamdulillah. Hati sudah lega, plong, tidak seperti kemarin-kemarin. Kami maunya si pelaku dihukum setimpal dengan apa yang kami rasakan disini,” kata Sanen, kakak ipar korban saat dihubungi, Kamis (21/4/2016).

Saat ini, lanjut Sanen, dua anak korban, Erti (15) dan Elsa (11), masih terus menanti kedatangan jenazah ibunya. Pihak keluarga sangat berharap jasad wanita hamil yang ditemukan terpotong-potong itu bisa segera dipulangkan ke kampung halamannya di Malingping, Pandeglang, Banten.

“Mudah-mudahan jenazah adik saya itu bisa cepet dipulangkan. Kasihan kalau tidak cepet dikubur,” ungkap Sanen.

Sementara itu, Kapolsek Cikupa Kompol Gunarko mengatakan, hasil tes DNA korban mutilasi dipastikan akan keluar dalam waktu dekat. Dengan demikian, pihak kepolisian bisa memastikan potongan jasad wanita hamil itu benar bernama Nur Astiyah alias Nuri. **Baca juga: Pakar Psikologi Forensik: Pelaku Mutilasi Wanita di Cikupa Orang Sehat.

“Kemaren kita sudah ambil sampel salah satu anak terduga korban mutilasi. Hasilnya dalam waktu dekat dapat diketahui apakah cocok atau tidak dengan jasad yang ditemukan itu,” kata Gunarko. **Baca juga: Pencarian Potongan Kaki Korban Mutilasi Terkendala Cuaca.

Diketahui, petugas kini menggelandang Kusmayadi alias Agus Bin Dulgani, ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. **Baca juga: Tiba di Bandara Soetta, Pemutilasi Wanita Hamil Dibawa ke PMJ.

Sehari sebelumnya, Rabu (20/4/2016), petugas berhasil meringkus Agus di Rumah Makan Salero Bundo, Jalan Masrip Nomor 9-11 Karang Tilang, Surabaya.(abie)




Pakar Psikologi Forensik: Pelaku Mutilasi Wanita di Cikupa Orang Sehat

Kusmayadi, sesaat ditangkap polisi di Surabaya.(ist)

Kabar6-Hanya sepekan lamanya kabur dalam pelarian, Kusmayadi alias Agus bin Dulgani, pelaku mutilasi terhadap istri sirinya Nur Astiyah (34) akhirnya ditangkap oleh aparat kepolisian.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krisna Murti bahkan menyebut pelaku sebagai psikopat.

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan, karena ini proses hukum maka satu-satunya asumsi yang harus dibangun adalah tersangka merupakan orang sehat. Sehat dalam pengertian rasional, pelaku bisa memahami dan menjelaskan tindakannya.

‎”Hanya dengan asumsi seperti itu, yang bersangkutan dapat diproses secara hukum,” katanya saat dihubungi kabar6.com, Kamis (21/4/2016).

Menurut alumnus The University of Melbourne itu, asumsi lain apalagi menganggap jiwa tersangka pelaku mutilasi terganggu hanya akan membuka celah hukum bagi Agus.

Reza berpendapat, mungkin saja pada momen kejadian saat memutilasi korban, pelaku marah atau tersinggung akibat ulah Nur. Kondisi semacam itu dulu pernah dipakai sebagai pembelaan diri (insanity defense) bagi pelaku mutilasi.

“Tapi bisa dibilang bahwa pembelaan tersebut tidak meyakinkan hakim,” terang Dosen Universitas Pancasila ini lagi. **Baca juga: Pencarian Potongan Kaki Korban Mutilasi Tergendala Cuaca.

Saat ditanya psikologis Agus terkesan santai saat diringkus dan diinterogasi oleh Krisna Murti, seperti tampak dari foto yang telah beredar di kalangan awak media, Reza menyatakan kurang sependapat. **Baca juga: Tiba di Bandara Soetta, Pemutilasi Wanita Hamil Dibawa ke PMJ.

Menurutnya, sesadis apapun pelaku bisa ketakutan (shocked) juga saat diringkus polisi. Kondisi ‘tenang’, dengan demikian tidak sungguh-sungguh tenang. **Baca juga: Pemutilasi Wanita Hamil di Tangerang Tertangkap di Surabaya.

‎”Reskrim fokus menyelesaikan berkas agar segera P21 (berkas perkara lengkap), ya,”‎ harap Reza.(yud)




Pencarian Potongan Kaki Korban Mutilasi Terkendala Cuaca

Pencarian potongan tubuh korban mutilasi di Sungai Jambe.(shy)

Kabar6-Hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Tangerang, menyebabkan upaya tim gabungan dalam mencari potongan tubuh wanita hamil korban mutilasi menjadi kurang maksimal.

Diketahui, sejak dua hari terakhir tim gabungan terus melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Jambe, Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, masih belum membuahkan hasil.

Ya, tim gabungan dimaksud melibatkan petugas dari Polres Kota Tangerang, Polsek Cikupa dan Polda Metro Jaya, dibantu personel dari Tagana (Taruna Siaga Bencana).

Perwira Unit II Subdit Jatanras Ditkrimum Polda Metro Jaya, AKP Rovan mengatakan, pencarian intensif atas potongan tubuh yang hilang itu sedianya sudah dilakukan sejak dua hari terakhir.

“Sampai saat ini, kami masih melakukan pencarian. Tapi memang belum menemukan potongan kaki korban. Ini juga karena cuaca yang buruk sejak kemarin. Hujan deras yang turun memicu meningkatnya volume air sungai, belum lagi arusnya yang kencang,” ujarnya.

Pada Kamis (14/4/2016) lalu, polisi sempat disebut-sebut telah menemukan potongan sepasang kaki dikawasan Millenium, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Namun, temuan potongan kaki tersebut ternyata tidak terbukti. **Baca juga: Polisi Masih Cari Potongan Kaki Wanita Hamil Korban Mutilasi.

Sementara, petugas kini menggelandang Kusmayadi alias Agus Bin Dulgani (32), terduga pelaku mutilasi ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. **Baca juga: Tiba di Bandara Soetta, Pemutilasi Wanita Hamil Dibawa ke PMJ.

Sehari sebelumnya, Rabu (20/4/2016), petugas berhasil meringkus Agus di Rumah Makan Salero Bundo, Jalan Masrip Nomor 9-11 Karang Tilang, Surabaya.(shy/rani)




Tiba di Bandara Soetta, Pemutilasi Wanita Hamil Dibawa ke PMJ

Krishna Murti bersama Agus, terduga pelaku mutilasi.(foto: Instagram krishnamurti_91)

Kabar6-Terduga pelaku mutilasi terhadap Nur Astiyah (34), wanita hamil yang ditemukan terpotong-potong di rumah kontrakan di Desa Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Kamis (21/4/2016).

Sedianya, Kusmayadi alias Agus Bin Dulgani (32), ditangkap di Rumah Makan Salero Bundo, Jalan Masrip Nomor 9-11 Karang Tilang, Surabaya, Rabu pada (20/4/2016) kemarin.

Ya, Agus tiba di Terminal 2F Bandara Soetta, Tangerang, pukul 14.20 WIB, dengan pengawalan ketat pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya (PMJ). Sedianya, Agus menumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 350 dari Surabaya.

Agus terlihat mengenakan penutup wajah berwarna hitam, mengenakan kaos berwarna putih, dan celana pendek. Kedua tangan Agus terborgol, dan mendapat dekapan petugas polisi. **Baca juga: Polisi Masih Cari Potongan Kaki Wanita Hamil Korban Mutilasi.

Di barisan depan pengamanan, tampak Direktur Kriminal Umum (Direskrum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, yang memimpin menuju mobil tahanan. **Baca juga: Pemutilasi Wanita Hamil di Tangerang Tertangkap di Surabaya.

Menurut keterangan polisi, Agus dibawa ke Polda Metro Jaya untuk membuat BAP.  “Dibawa ke Polda dulu,” kata seorang anggota polisi dalam robongan tersebut tanpa menyebut namanya.(tmn/yud)




Soal Pulau Tunda, Opik BIAK: Pimpinan Daerah Jangan Lepas Tangan

Sekretaris BIAK, Abdul Rafik.(FB)

Kabar6-Aksi saling lempar antara Gubernur Banten, Rano Karno, dengan Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, ihwal penambangan pasir laut diduga ilegal di Pulau Tunda, memunculkan kecurigaan dari masyarakat.

Sekretaris Barisan Independen Anti Korupsi (BIAK), Abdul Rafik mengatakan, tak elok jika kedua Kepala Daerah itu saling lempar atau cuci tangan dalam menghadapi masalah ini.

“Mereka, harus bertanggungjawab atas aktivitas penambangan pasir di Pulau Tunda, karena mereka adalah pucuk pimpinan di daerah itu. Jangan saling lempar,” ungkap Opik, sapaan akrab pria asal Bima, NTB ini, kepada Kabar6.com, Kamis (21/4/2016).

Menurut dia, aktivitas penambangan pasir laut di Pulau seluas 300 hektar yang terletak di wilayah Kabupaten Serang ini, harus Diusut tuntas oleh penegak hukum. **Baca juga: Polair Polda Banten Ancam Tangkap Kapal Asing di Pulau Tunda.

Pasalnya, selama berlangsungnya penambangan pasir di Pulau Tunda tersebut, Pemerintah Daerah terkesan cuek dan membiarkan aktivitas ilegal yang dilakukan pengusaha perusak lingkungan hidup ini. **Baca juga: Begini Kata Tatu Soal Izin Penambangan Pasir Pulau Tunda.

“Ada unsur pembiaran pada kegiatan ilegal itu. Masak, sudah berjalan lama Pemerintah Daerah enggak tahu siapa yang mengeluarkan izin penambangan, ini kan lucu. Untuk itu, kami minta aparat penegak hukum agar mengusut siapa yang terlibat dalam masalah ini,” ujarnya. **Baca juga: Gubernur Banten Tidak Keluarkan Izin Penambangan Pasir di Pulau Tunda.

Diketahui, selama ini ada sejumlah kapal masih melakukan aktivitas penambangan pasir di Pulau Tunda. Belakangan diketahui, aktivitas penambangan pasir laut tersebut, untuk mereklamasi Teluk Jakarta.(Tim K6)




Menteri Ferry: Harga Tanah di Tangsel Cukup Fantastis

Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan.(yud)

Kabar6-Pemerintah pusat memberikan apresiasi kepada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) perihal pendapatan pada bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Wilayah pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini masuk dalam dua besar pendapatan terbesar se-Indonesia, setelah Jakarta Selatan.

“Harga tanah di Tangerang Selatan ini cukup fantastis. Hampir dua hari sekali bisa terus ada perubahan,” kata Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan di Pamulang, Kamis (21/4/2016).

Menurutnya, Kota Tangsel merupakan penyumbang terbesar dalam pembayaran BPHTB, terkait pemasukan masyarakat melalui akta jual beli, hibah, warisan, tukar menukar, dan lain-lainnya.

Rani menjelaskan, penghargaan ini merupakan bentuk kerjasama karena DPPKAD dan BPN telah menjadi mitra IPPAT dalam transaksi jual beli yang terjadi di Tangsel.

Kepala BPN Tangsel Alen Saputra menjelaskan, “Pemasukan pendapatan pada sektor BPHTB di Tangsel masuk nomor dua terbesar se-Indonesia, kita harus bangga, karena ini penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan di Tangsel,” ungkapnya. **Baca juga: Kakanwil BPN Banten Apresiasi Kinerja BPN Kabupaten Tangerang.

Dia berharap hal ini bisa jadi energi untuk Badan Pertanahan Nasional agar bisa bekerja lebih baik lagi. **Baca juga: BPN Kabupaten Tangerang Tambah Dua Inovasi Layanan Tanah.

“Orang menghargai kami, mudah-mudahan kami bisa meningkatkan lagi kualitas pelayanan kami,” katanya.(yud)




Polisi Masih Cari Potongan Kaki Wanita Hamil Korban Mutilasi

Pencarian potongan tubuh wanita hamil korban mutilasi.(shy)

Kabar6-Jajaran Kepolisian Resor Kota (Polresta) masih terus melakukan pencarian terhadap potongan kaki yang hilang milik Nur Astiah, wanita hamil korban mutilasi di rumah kontrakan Desa Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Menurut kesaksian RI, saksi kunci yang membantu membuang bagian tubuh korban, potongan kaki dimaksud di buang disungai di wilayah Kabupaten Tangerang.

“Keterangan dari RI, potongannya dibuang di sungai,” ujar Kapolsek Cikupa, Kompol Gunarko kepada kabar6.com, Kamis (21/4/2016).

Kapolsek menyebut, saat ini sekitar 30 personel gabungan diterjunkan untuk melakukan penyisiran di Sungai Jambe, Jalan Arya Jaya Santika, Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

“Personel ada dari kita (Polsek Cikupa, dari Polresta Tangerang, Tim Tagana Kabupaten Tangerang dan di bantu Polda Metro Jaya,” ujar Kapolsek.

Sebelumnya, polisi juga sempat menyisir anak sungai Cimanceuri yang berada di kawasan industri Millenium, Jalan Raya Pemda, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Namun, derasnya arus di sungai dengan kedalaman hampir lima meter itu, membuat jajaran kepolisian dan Tim Tagana kesulitas melakukan pencarian.

Pada Kamis (14/4/2016) lalu, polisi sempat disebut-sebut telah menemukan potongan sepasang kaki dikawasan Millenium, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Namun, temuan potongan kaki tersebut ternyata tidak terbukti. **Baca juga: Pemutilasi Wanita Hamil di Tangerang Tertangkap di Surabaya.

Diketahui, saat ini pun Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku mutilasi yakni Kusmayadi alias Agus di salah satu rumah makan di Surabaya. **Baca juga: Wanita Korban Mutilasi Tertahan Hingga Pencocokan DNA Tuntas.

Penangkapan tersebut dipimpin oleh Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krisna Murti,  Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan dan Kanit III Subdit Jatanras Polda Metro Jaya Kompol Awalaudin Amin.(shy)