Tak Bisa Jalan, Balita di Tangerang Butuh Bantuan

Firdaus, bocah cacat di Tangerang butuh bantuan.(agm)

Kabar6-Muhammad Firdaus (5), bocah warga Kampung Cibugel Masjid, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, butuh uluran tanngan dermawan.

Ya, sejak lahir hingga kini berusia lima tahun, kaki bocah ini cacat hingga tidak bisa menap di tanah untuk berjalan seperti balita pada umumnya.

Kusni (45) Ayah muhammad Firdaus mengaku sudah beberapa kali membawa putra bungsunya ke rumah sakit dan tempat pengobatan alternatif. Namun kondisi tulang kaki anaknya sudah tidak bisa menapak ke tanah. **Baca juga: Sidak, Arief “Ngomel” di Kantor Kelurahan Sudimara Selatan.

“Segala upaya sudah saya lakukan. Bahkan sampai memohon ke pihak kecamatan Cisoka untuk bantuan alat berjalan. Namun sampai saat ini tidak ada realisasinya,” ungkap Kusni, Rabu (31/8/2016). **Baca juga: Soal SHM Lapangan Balaraja, Aliansi LSM Geruduk BPN Tangerang.

Kusni berharap, pemerintah daerah dapat membantu kondisi anaknya saat ini. Pekerjaannya sebagai tukang cuci kendaraan bermotor, sudah tidak mampu membiayai pengobatan buah hatinya. **Baca juga: Begal Bersenjata Api Rampas Kawasaki Ninja di Tangerang.

“Saya ingin anak saya seperti anak yang lain, bisa berjalan normal, bisa memakai sepatu dan sandal serta bisa melanjutkan pendidikannya,” kata Kusni.(agm)




Begal Bersenjata Api Rampas Kawasaki Ninja di Tangerang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Aksi begal sepeda motor bersenjata api kembali membuat resah warga di Kabupaten Tangerang.

Kali ini, kawanan begal berjumlah lima orang itu sukses menggasak sepeda motor kawasaki ninja milik Iyan Yahya (36), warga Tangerang yang melintas di Jalan Raya 3, Kampung Bunder, Kecamatan Cikupa, Rabu (31/8/2016).

Informasi yang dihimpun kabar6.com, peristiwa terjadi saat Iyan akan berangkat bekerja, dengan mengendarai Kawasaki Ninja.

Namun dilokasi, Iyan tiba-tiba dipepet lima pria tak dikenal mengendarai dua sepeda motor.‎

Tanpa basa-basi, salah seorang pelaku langsung menodongkan senjata api kearah korban dan langsung merampas sepeda motor yang dikendarai Iyan.

“Pas dipepet, seorang pelaku langsung turun dan berteriak. “Dia teriak gini, melawan gua tembak lu,” ungkap Iyan menirukan ucapan pelaku. **Baca juga: Bayi Pemakan Ular di Banten Alami Infeksi Paru-paru.

Mendapat ancaman seperti itu, Iyan pun gemetar. Dia hanya bisa pasrah saat sepeda motornya dirampas oleh para pelaku. **Baca juga: Sidak, Arief “Ngomel” di Kantor Kelurahan Sudimara Selatan.

Tak lama berselang, korban sendiri langsung melaporkan aksi begal ini ke Mapolsek Cikupa. **Baca juga: Soal SHM Lapangan Balaraja, Aliansi LSM Geruduk BPN Tangerang.

Kapolsek Cikupa, Kompol Bahtiar Siregar membenarkan kejadian tersebut. Hingga kini, kata Bahtiar, anggotanya tengah menyelidiki kasus tersebut.(agm)




Soal SHM Lapangan Balaraja, Aliansi LSM Geruduk BPN Tangerang

Aksi demo LSM di Kantor BPN Tangerang.(din)

Kabar6-Puluhan aktivis yang tergabung dalam wadah Aliansi Lembaga Swadaya Masyarakat Tangerang (ALSMT), menggeruduk kantor Kementrian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Tangerang, Rabu (31/8/2016).

Hal ini, menyusul adanya dugaan tindak pidana korupsi atas penerbitan sertifikat tanah lapang seluas 7.000 meter persegi yang terletak di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Koordinator aksi, Inuar Gumay mengatakan, aksi unjuk rasa yang berlangsung sekitar dua jam di halaman kantor Kementrian ATR/ BPN Kabupaten Tangerang ini, dilakukan karena adanya indikasi permainan dalam proses penerbitan sertifikat tanah tersebut.

Pasalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, baru-baru ini telah mengeluarkan uang sebesar Rp22,951,500,000,00 dari kas daerah, untuk pembebasan tanah lapangan olahraga Balaraja.

Seharusnya, Pemkab Tangerang tak perlu membayar tanah tersebut, karena tanah itu milik negara.

“Sertifikat bernomor 01433 yang dikeluarkan Kementrian ATR/ BPN Kabupaten Tangerang pada 30 September 2015 itu cacat hukum,” ungkap Gumay, dalam orasinya siang tadi.

Dijelaskan Gumay, pihaknya meragukan keabsahan dari tanah itu, karena tanpa disertai asal usul pemilik.

Sejak 31 Desember 1962, tanah tersebut belum diretribusikan dan dinyatakan sebagai tanah yang langsung dikuasai Negara, karena pemiliknya tidak mengalihkan haknya kepada orang lain atau pindah ke tempat letak tanah pada tenggang waktu yang diberikan Pemerintah.

Itu, merujuk pada Surat Kepala Kantor BPN Kabupaten Tangerang No.420.41/1674/VI/1989 ; 30 Juni 1989. **Baca juga: September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki.

Dalam aksi ini, kata dia, ada tiga poin yang dituntut, pertama, bahwa tanah tersebut merupakan tanah sisa guntai (absentee) yang secara hukum dikuasai oleh Negara, sebagai tanah untuk kepentingan umum, dan kepada pihak lain, sebab tanah tersebut telah ditinggalkan pemiliknya. **Baca juga: Sidak, Arief “Ngomel” di Kantor Kelurahan Sudimara Selatan.

Kedua, bahwa penerbitan Setifikat Hak Milik (SHM) Nomor 01433 cacat hukum dan Sertifikat Hak tersebut patut untuk di cabut. **Baca juga: Ini Delapan Wilayah di Banten Akan Dilalui GMC.

Dan poin terakhir, bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, pemerintahan segera menarik uang yang telah dikeluarkan dan mengembalikan ke kas daerah.(Tim K6)




Sidak, Arief “Ngomel” di Kantor Kelurahan Sudimara Selatan

Walikota Tangerang, Arief Wismansyah saat sidak.(hms)

Kabar6-Di tengah gencarnya kampanye peningkatan pelayanan publik yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, ternyata masih banyak aparat kelurahan yang belum mengerti tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.

Hal itu terungkap ketika Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah melakukan kunjungan mendadak (sidak) ke Kantor Kelurahan Sudimara Selatan, di Kecamatan Ciledug.

Saat sidak, Arief tampak tak puas dengan kinerja aparatur di kelurahan tersebut. Bahkan, Arief tak sungkan memamerkan raut wajah kecewa.

Kekecewaan itu tak terbendung, manakala orang nomor satu di Kota bervisi Akhlakul Karimah itu mendapati salah seorang warga yang menunggu lama untuk mendapatkan surat pengantar perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) dari Kelurahan.

“Masak gara-gara mesin fotocopy enggak ada, terus warganya disuruh nunggu lama begini. Coba Yoga (Ajudan Walikota, red), bilang ke kecamatan buat beliin mesin fotocopy,” tegas Arief, Rabu (31/8/2016).

Arief juga mengomentari kinerja petugas kelurahan setempat, lantaran mendapati berkas pemohon e-KTP berantakan.

“Emang kalau mau bikin e-KTP harus memfotokopi KTP lama? Bukannya cukup pakai KK sama KTP lama saja? Kalau enggak ada mesin fotocopy-kan bisa difoto simpen di komputer. Jadi berkasnya enggak berceceran begini,” ujarnya.

Kekecewaan Walikota juga bertambah ketika melihat kondisi beras yang diperuntukkan untuk keluarga tidak mampu alias Raskin.

Kondisi Raskin dinilainya tidak layak untuk dikonsumsi dan berwana kehitaman. “Ini beras kondisi begini amat. Buat masyarakat kok kayak begini. Coba sambungin ke Kepala Bulog,” perintahnya kepada Ajudan.

Selesai melihat kondisi pelayanan dan beras raskin, Walikota selanjutnya melihat taman yang berada persis di depan kantor kelurahan, yang dipenuhi oleh rumput liar dan sampah. **Baca juga: Gatot Purwanto, Anggota DPRD Kota Tangerang Tutup Usia.

“Ayo mana ini staf kelurahan, Walikotanya nyabutin rumput malah bergaya aja,” papar Walikota sambil mencabuti rumput liar sementara para staf kelurahan hanya menonton. **Baca juga: Bayi Pemakan Ular di Banten Alami Infeksi Paru-paru.

“Gimana warganya mau hidup bersih, kalau aparatnya ngasih contohnya enggak benar,” sambungnya lagi.(hms/zar)




Bayi Pemakan Ular di Banten Alami Infeksi Paru-paru

Arnah dan bayinya yang memakan ular.(tmn)

Kabar6-Masih ingat dengan balita bernama Arnah Destianiyang berusia 18 bulan dan dikabarkan memakan ular?

Kini sang bayi mengalami buang air berdarah dan sesak nafas karena infeksi yang diakibatkan sisik ular masuk ke saluran pernapasannya melalui mulut sang bayi.

“Makan sisik ular dumung, paru-parunya infeksi. Sudah luka kata dokter,” ujar Arnasah (31), ibu dari Arnah, Rabu (31/08/2016).

Karena ketidaktahuan akan kesehatan dan minimnya keuangan yang dimiliki keluarga, Arsanah tak membawa sang putri untuk berobat ke rumah sakit.

“Makan saja seadanya, kadang makan kadang enggak, apalagi BPJS itu. Tadinya kalau enggak parah mau dibawa ke puskesmas saja,” tandasnya.

Arnasah yang merupakan warga asli Kampung Linduk, Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten, itu berkisah, bila dirinya telah tiga tahun menempati rumah dipamatang sawah beserta sang putri.

Dengan rumah berlantai tanah dan dan bilik bambu hasil sumbangan warga sekitar, dirinya hidup bersama suami dan anaknya. **Baca juga: September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki.

“Ini juga yang bangun masyarakat, seikhlasnya. Bangun rumah yang minta sokongan (sumbangan) Pak RT. Tanahnya punya pemerintah,” tegasnya. **Baca juga: Gatot Purwanto, Anggota DPRD Kota Tangerang Tutup Usia.

Sebelumnya diberitakan bahwa, kondisi Arnah sempat lemah karena menderita diare dan gangguan pernafasan yang di duga karena lingkungan rumahnya yang tak bersih dan memakan ular. **Baca juga: Bayi Pemakan Ular di Banten Butuh Biaya Berobat.

Rumah Arnah dikelilingi sawah dan irigasi dengan air yang kotor. Bahkan sungai kotor yang berada di depan rumahnya dijadikan tempat Mandi Cuci Kakus (MCK).(tmn)




Gatot Purwanto, Anggota DPRD Kota Tangerang Tutup Usia

Gatot Purwanto semasa hidup.(bbs)

Kabar6-Anggota Komisi I DPRD Kota Tangerang, Gatot Purwanto yang juga sebagai Wakil Ketua Fraksi Demokrat, berpulang ke Rahmatullah, Rabu dini hari (31/8/2016).

Gatot meninggal karena menderita sakit jantung, setelah sebelumnya sempat dirawat di RS Siloam, Karawaci, Tangerang.

Kepergian Gatot Purwanto mengejutkan para anggota DPRD Kota Tangerang lainnya. Pasalnya, sebelumnya bapak dua anak itu terlihat sehat dan tidak memiliki tanda-tanda menderita penyakit jantung.

“Begitu mendengar Pak Gatot meninggal, saya dan anggota DPRD lain, khususnya di Komisi I kaget. Karena selama ini tidak pernah mendengar almarhum menderita sakit jantung,” kata Kuswara, Anggota Komisi 1 dari Fraksi Golkar.

Bahkan, kata Kuswara, sehari sebelum meninggal, almarhum sempat diskusi dengan sejumlah anggota Komisi I lainnya. “Saat itu Pak Gatot terlihat ceria dan sangat menguasai materi. Karenanya, kami sangat kehilangan,” katanya.

Sama halnya dengan Ketua Komisi I, Hartoto. Anggota dari Fraksi PDIP tersebut merasa kehilangan, karena Gatot Purwanto merupakan anggota DPRD Kota Tangerang dua periode yang tidak segan-segan menularkan ilmu kepada junior. **Baca juga: Kondisi Memi Kian Memburuk.

“Terus terang saya masih banyak belajar dari beliau.  Karenanya saya sangat merasa kehilangan,” kata Hartoto. **Baca juga: September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki.

Jenazah almarhum disemayamkan di Jalan Kelapa Sawit XVIII Blok BH 6 No. 14, Peruwahan Gading Serpong, Tangerang dimakamkan di kampung halamannya di Jalan Pakel Baru Utara Nomor 3445, Yogyakarta.(Alby)




September, Kerusakan Jalan Raya Legok Diperbaiki

Kerusakan di ruas Jalan Raya Legok, Kabupaten Tangerang.(bbs)

Kabar6-Awal September 2016 nanti, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang segera melakukan perbaikan pada ruas Jalan Raya Legok.

“Saat ini sudah didapatkan pemenang tender dan awal September nanti, kita lakukan perbaikan jalannya,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, Slamet Budhi, Rabu (31/8/2016).

Sedianya, Jalan Raya Legok yang memiliki panjang 8,82 kilometer. Sebelumnya ruas jalan ini milik Pemprov Banten. Namun, kini ruas jalan raya tersebut sudah dialihkan menjadi milik Pemkab Tangerang.

Dalam perbaikan tersebut, Pemkab Kabupaten Tangerang menyediakan anggaran sebesar Rp miliar. **Baca juga: September, Tender Proyek ABT di Kabupaten Tangerang.

“Perbaikan kita lakukan bertahap, karena keterbatasan anggaran. Saat ini, kita akan memperbaiki ruas jalan rusak parah yang kondisinya sudah mendesak,” ungkap Slamet. **Baca juga: DBMSDA Kabupaten Tangerang Bakal Normalisasi Sungai Cisadane.

Slamet menyebut, bila dilakukan perbaikan menyeluruh di ruas Jalan Raya Legok, maka dibutuhkan anggaran hingga mencapai ratusan miliar. **Baca juga: Ini Delapan Wilayah di Banten Akan Dilalui GMC.

“Kalau diestimasi untuk perbaikan Jalan Raya Legok sepenuhnya seperti, pelebaran jalan dan penerangan mampu mengabiskan kurang lebih 300 miliar,” pungkasnya.(shy)




Ini Delapan Wilayah di Banten Akan Dilalui GMC

BMKG Klas I Serang, Banten.(bbs)

Kabar6-Stasiun Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang, merinci sejumlah wilayah di Banten yang akan dilalui Gerhana Matahari Cincin (GMC), Kamis (1/9/2016) besok.

Prakirawan Stasiun BMKG Kelas I Serang, Rofikoh pada Rabu (31/8/2016) menyebut, sedianya ada delapan wilayah yang akan dilalui GMC besok.

Meski demikian, Rofikoh juga mengindikasi bila kemungkinan GMC tidak bisa dilihat langsung oleh masyarakat. Itu jika merujuk kondisi saat ini yang sedang berada pada musim kemarau basah. **Baca juga: Deklarasi Koalisi PDI Perjuangan dan PPP Untuk Pilgub Banten Diundur.

Berikut adalah data visibilitas GMC 1 September 2016 di Banten yang dirilis dari BMKG Kelas I Serang. **Baca juga: Besok, Gerhana Matahari Cincin Akan Lewati Banten.

1. Serang, waktu 17.30 WIB, durasi gerhana 25 menit.
2. Cilegon, waktu 17.30 WIB, durasi gerhana 25 menit.
3. Rangkasbitung, waktu 17.29 WIB, durasi gerhana 25 menit.
4. Pandeglang, waktu 17.29 WIB, durasi gerhana 25 menit.
5. Ciruas, waktu 17.30 WIB, durasi gerhana 24 menit.
6. Tigaraksa, waktu 17.29 WIB, durasi gerhana 23 menit.
7. Tangerang, waktu 17.30 WIB, durasi gerhana 23 menit.
8. Ciputat, waktu 17.29 WIB, durasi gerhana 23 menit.(zis)




Besok, Gerhana Matahari Cincin Akan Lewati Banten

Gerhana Matahari Cincin.(bbs)

Kabar6-Dari 10 Provinsi di Indonesia, Banten merupakan salah satu provinsi yang akan dilewati oleh fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC), Kamis (1/9/2016) besok.

Demikian diungkapkan Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Serang, Rofikoh, Rabu (31/8/2016).

Sedianya, GMC merupakan suatu peristiwa ketika terhalangnya cahaya matahari oleh bulan, sehingga tidak semua cahaya matahari sampai ke bumi.

Hal tersebut terjadi, akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

“Sebagian besar daerah di Banten akan dilalui GMC pada saat matahari akan terbenam, mulai dari pukul 17.30 WIB dengan durasi gerhana selama 25 menit,” kata Rofikoh, saat ditemui dikantornya.

Ia mengungkapkan, jika melihat kondisi saat ini yang sedang berada pada musim kemarau basah, kemungkinan GMC tidak bisa dilihat langsung oleh masyarakat.

“Dilihat dari waktu juga, GMC diperkirakan terjadi pada pukul 17.30 WIB. Itu artinya, matahari sudah sedikit terbenam dan prediksi pada pekan ini sebagian besar wilayah di Banten akan diguyur hujan ringan hingga sedang. Kemungkinan matahari juga akan tertutup awan,” ungkapnya.

Meski demikian, ia mengingatkan kepada masyarakat yang ingin melihat GMC, untuk menggunakan alat penghalang agar tidak terjadi kontak kangsung dengan matahari. **Baca juga: Deklarasi Koalisi PDI Perjuangan dan PPP Untuk Pilgub Banten Diundur.

Pasalnya, jika sinar matahari terkontak dengan mata secara langsung tanpa alat bantu, akan memicu efek kurang baik pada mata. **Baca juga: RSUD Balaraja Pastikan Kebutaan Memi Bukan Akibat Pascaoperasi.

“Kalau di pantai terbenamnya lebih lama, tapi kan kembali lagi ke prakiraan cuaca tadi, jadi memungkinan matahari juga akan tertutup awan,” tegasnya.(zis)




Deklarasi Koalisi PDI Perjuangan dan PPP Untuk Pilgub Banten Diundur

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Rencana deklarasi koalisi PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten, diundur.

Sebelumnya, koalisi kedua partai politik (Parpol) tersebut, sudah dijadwalkan akan dihelat Rabu (31/8/2016) hari ini.

“Deklarasi koalisi ini bukan dibatalkan, tapi diundur tanggalnya saja. Itu karena hari ini di DPP PDI Perjuangan ada rapat pleno, segingga pengurus PDI Perjuangan wajib hadir,” Kata Ketua DPW PPP Banten, Agus Setiawan.

Agus juga mengklaim, bila mundurnya jadwal deklarasi koalisi tersebut, sama sekali tidak berpengaruh pada komitmen awal kedua Parpol tersebut untuk berkoalisi di Pilgub Banten. **Baca juga: Surati Megawati, AMPB Sambangi DPP PDI Perjuangan.

Meski demikian, Agus juga tidak bisa memastikan, sampai kapan pengunduran jadwal koalisi tersebut. Itu mengingat penentuan jadwal deklarasi tersebut menjadi kewenangan DPP. **Baca juga: Pilgub Banten 2017, PPP Koalisi dengan PDI Perjuangan.

“Untuk jadwal deklarasi, kita masih menunggu ada kesepakatan antar DPP PDI Perjuangan dan PPP dulu. Karena di beberapa daerah pun akan melakukan deklarasi juga,” pungkasnya.(zis)