1

PT. SKM Klaim Salurkan Dana CSR Rp3 Juta Per Bulan

Pemberian surat peringatan kepada PT SKM di Cilegon.(sus)

Kabar6-Manajemen PT. Sentra Karya Mandiri (SKM) angkat bicara soal tudingan aparatur Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, ihwal dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tersebut.

Pihak pabrik baja yang berlokasi di Jalan Raya Jalur Lingkar Selatan (JLS) Lingkungan Cibereko, Kelurahan Kali Timbang, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon itu, dengan tegas membantah bila disebut tidak pernah menyalurkan dana CSR.

Pasalnya, sejak 2014 lalu, pihak PT SKM mengaku sudah menyalurkan dana CSR perusahaan langsung kepada penerima di lingkungan sekitar berdirinya pabrik.**Baca juga: Kesbanglinmas Cilegon: Banyak LSM Bergerak Serampangan.

“Dari data yang ada, dana CSR perusahaan disalurkan di empat titik, yakni Lingkungan Cibereko RT 03, Lingkungan RT 01, Pengurus DKM dan Pemuda setempat. Totalnya Rp3 juta perbulan,” ujar General Affair PT SKM, Ruth, Selasa (20/9/2016).**Baca juga: Tak Salurkan CSR, Izin Operasional PT SKM Terancam Dicabut .

Diketahui sebelumnya, aparatur Kecamatan Cibeber telah melakukan penempelan surat tanda pengawasam di kantor PT SKM. Itu karena perusahaan baja dimaksud dianggap tidak kooperatif dalam penyaluran dana CSR nya.(sus)




Kesbanglinmas Cilegon: Banyak LSM Bergerak Serampangan

Lembaga Swadaya Masyarakat.(bbs)

Kabar6-Dalam rangka menertibkan dan membina lembaga swadaya masyarakat (LSM), Kesbanglinmas Kota Cilegon mengumpulkan sebanyak 45 LSM se-Kota Cilegon, Selasa (20/9/2016).

Hal ini dilakukan dalam rangka pembinaan agar ormas dan LSM tidak serampangan dan bergerak sesuai bidang yang akan dikawalnya.

Kepala Kesbanglinmas Kota Cilegon, Suparman mengungkapkan, selama ini masih banyak LSM bergerak diluar kewenangannya. Padahal, setiap LSM yang didirikan mempunyai bidang-bodang advokasi yang jelas.

Suparman mencontohkan, ada LSM yang berkonsentrasi menyoroti tenaga kerja asing, LSM yang menyoroti lingkungan, pendidikan dan sejumlah permasalahan sosial lainnya.**Baca juga: Oktober, Kewenangan SMA dan SMK Dibawah Provinsi.

“Sekarang itu banyak LSM bergerak diluar kewenangannya. LSM lingkungan misalnya tiba-tiba menyoroti perekrutan tenaga kerja. Untuk itu, kedepan setiap SKPD juga wajib memberikan pembinaan terhadap LSM- LSM terkait agar lebih fokus arah pergerakannya,” kata Suparman kepada kabar6.com, Selasa (20/9/2016).**Baca juga: Luna Tewas Setengah Bugil di Kamar Kos “Griya Dila” Cilegon.

Ia juga meminta SKDP bisa menginventarisir nama organisasi masyarakat dan LSM. Agar kedepannya LSM dan ormas juga dapat berperan sesuai bidangnya untuk peningkatan kinerja pemerinta dan kesejahteraan masyarakat.(sus)




KPU RI Minta Kejelasan Pengunduran Diri Dimyati-Yemmelia

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mendesak KPU Provinsi Banten untuk memanggil pasangan bakal calon (Pasbalon), Achmad Dimyati Natakusumah-Yemmelia.

Pemanggilan ini terkait pengunduran diri Achmad Dimyati Natakusumah sebagai pasangan calon tersebut dari jalur perseorangan (Independen).

Sedianya, pemanggilan dianggap penting guna memintai klarifikasi atas pengunduran diri yang dilakukan bakal pasangan calon tersebut.

“Harus dipastikan mengenai pengundurannya. Makanya, KPU RI meminta kepada KPU Banten untuk memanggil yang bersangkutan, untuk menyatakan secara resmi. Dan, KPU Banten membuat berita acaranya,” kata Ketua KPU RI, Juhri Ardiantoro usai acara deklarasi dan diskusi publik di Kota Serang, Selasa (20/9/2016).

Ia mengungkapkan, dalam perspektif penyelenggaraan Pilkada, yang dimaksud pasangan calon adalah kedua bakal pasangan calon yang bersangkutan, bukan salah satunya.

“Masih dalam proses klarifikasi, dan yang menjadi catatan adalah, bahwa bakal calon perseorangan yang mengundurkan diri, tidak boleh lagi dicalonkan oleh parpol,” tandasnya.**Baca juga: KPU Banten Pastikan Dimyati-Yemelia Gugur dari Calon Independen.

Ketua KPU Provinsi Banten, Agus Supriatna mengatakan, pihaknya telah melayangkan surat kepada yang bersangkutan untuk dimintai keterangan.**Baca juga: EMS Disebut Pantas Dampingi Rano di Pilgub Banten.

“Hari ini, yang pasti kita sudah layangkan surat, kita ingin meyakinkan, ini jangan main-main Pilkada,” tandasnya.(zis)




EMS Disebut Pantas Dampingi Rano di Pilgub Banten

Ilustrasi.(bbs)

Kabar6-Nama tokoh pendiri Provinsi Banten, Embay Mulya Syarif (EMS), dikabarkan ikut masuk dalam bursa calon Wakil Gubernur (Wagub) di DPP PDI Perjuangan, untuk mendampingi Rano Karno di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2017.

Sosiolog Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Suwaib Amirudin mengatakan, Embay merupakan tokoh refresentasi dari seluruh kalangan masyarakat.

Ia juga menilai, jika Embay memiliki kapasitas dalam hal kepemimpinan, karena berpengalaman dalam memimpin berbagai organisasi masyarakat.**Baca juga: Rano: Tangsel Bukan Punya Airin, Tapi Punya Orang Betawi.

“Jadi saya kira, beliau (Embay) pantas untuk mendampingi Pak Rano. Sebaliknya, Pak Rano juga akan terbantu, karena Embay merupakan putra asli Banten yang bisa menghapuskan stigma negatif, kalau Calon Pemimpin Banten kedepannya harus asli dari Banten,” kata Suwaib, Selasa (20/9/2016).**Baca juga: Rano Masih Belum Tahu Siapa Wakilnya di Pilgub Banten.

Menurut Suwaib, sosok Embay juga sudah memiliki dasar untuk mengatur sistem birokrasi karena telah memiliki banyak pengalaman dalam memimpin berbagai organisasi masyarakat dan juga perusahaan.**Baca juga: Golkar Instruksikan Kader Menangkan Pilgub Banten.

“Dengan siapapun Rano nanti akan dipasangkan, PDI Perjuangan perlu memperhatikan sosok pengalaman, ketokohan dan manajerial dari orang tersebut.  Tapi saya rasa, semua kapasitas itu sudah Pak Embay miliki sejak dulu,” katanya.(zis)

**Baca juga: Rano Sebut Masih Ada Wilayah di Banten Belum Terakses Internet.




Gagal “Sikat” Daihatsu Luxio, Perampok Tembak Korbannya di Ciputat

Reza Pahlevi, korban yang ditembak perampok di Tangsel.(cep)

Kabar6-Komplotan perampok nekat menembak korbannya saat beraksi Kampung Serua Poncol, Kelurahan Sawah Baru, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (20/9/2016).

Ya, peristiwa itu terjadi spontan, sesaat setelah korban memergoki aksi pelaku yang hendak menggondol Daihatsu Luxio yang terparkir di garasi rumah korban.

Beruntung, timah panas yang keluar dari moncong senjata api pelaku, hanya mengenai kaki korban Reza Pahlevi, persisnya di bagian betis.

Sementara, usai menembak korban, komplotan pelaku langsung kabur meninggalkan lokasi menggunakan sebuah mobil mini bus diduga Toyota Avanza warna hitam.**Baca juga: Cleaning Service Gasak Komputer di PT Alam Sutera.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. “Betul, kejadian itu masuk dalam kategori percobaan perampokan,” ujarnya.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.
 
Dijelaskan Mansuri, akibat kejadian itu, korban yang menderita luka tembak dibagian kaki sempat dibawa ke Puskesmas Sawah Lama untuk mendapatkan pertolongan, sebelum kemudian dibawa ke RSUD Tangsel untuk divisum.**Baca juga: Menipu Rp60 Juta, Polisi Gadungan Disergap Polres Tangsel.

Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan lebih lanjut petugas Polsek Ciputat.(yud/cep)




Erik Tak Tahu Buang Potongan Tubuh Wanita Hamil Korban Mutilasi

Sidang mutilasi wanita hamil di PN Tangerang.(Fbi)

Kabar6-Rifriadi Gusmandala alias Erik, terdakawa kasus pembunuhan dan mutilasi yang berperan membantu terdakwa Kusmayadi alias Agus membuang potongan tubuh wanita hamil, Nur Atisya alias Nuri, mulanya tidak tahu menahu tentang bungkusan plastik yang dibuangnya itu adalah potongan tubuh Nuri.

Hal itu terungkap dalam persidangan lanjutan kasus tersebut, yang digelar di Pengadilan Negri (PN) Tangerang, Selasa (20/9/2016), dengan agenda mendengarkan keterangan para saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Dalam persidangan itu terungkap, bahwa Erik baru mengetahui bungkusan plastik yang dibuangnya itu berisi potongan tubuh Nuri, setelah selesai membuang bungkus plastik yang diperintahkan terdakwa Agus.

“Dia (Erik) mengaku ke penyidik membuang bungkusan plastik berisi potongan tangan dan kaki Nuri di dua tempat. Setalah berhasil dibuang, Dia (Erik) baru diberitahu bila yang di buang itu potongan tangan,” ucap Wahyudi, Penyidik Polsek Cikupa dalam kesaksiannya.

Wahyudi menjelaskan, Erik mengaku awalnya hanya diminta Agus untuk membuang bungkusan plastik berisi potongan tangan dan tas merah yang berisi potongan kaki Nuri.

Diterangkannya, bungkusan plastik berisi potongan tangan korban itu dibuang Agus bersama Erik di Tigaraksa. Sementara tas merah berisi potongan kaki dibuang keduanya di kali dekat pabrik Sura Toto.

“Kalau potongan tangan di Tigaraksa, kami temukan dua-duanya yang mulia, tapi untuk potongan kaki tidak ketemu, hanya tas merahnya saja yang ditemukan,” ujar Wahyudi.

Diceritakan Wahyudi, sebelumnya Erik tidak tahu menahu soal isi bungkusan tersebut. “Pada saat diminta Agus mengantarkannya, Erik menunggu diatas motor di bawah kamar kontrakan yang dihuni Agus dan korban,” ujarnya.

Hakim Ketua dalam persidangan tersebut, I Ketut Sudira kemudian menanyakan alasan polisi turut melakukan penangkapan kepada terdakwa Erik.

“Awalnya kami mintai keterangan sebagai saksi yang mulia. Lalu berdasarkan keterangannya (Erik), terbukti turut membantu bersama-sama menghilangkan alat bukti potongan tubuh korban yang mulia,” tandas Wahyudi.**Baca juga: Pengacara Terdakwa Mutilasi Tak Yakin Kliennya Rencanakan Pembunuhan.

“Benar begitu saudara Erik,” tanya Hakim Ketua kepada terdakwa Erik, yang langsung dijawabnya dengan mengangguk dan berkata.”iya benar,” ujarnya.**Baca juga: Pemutilasi Janda Hamil di Cikupa Diancam Hukuman Mati.

Sedianya, dalam persidangan tersebut, JPU Desta Anggara mengatakan, pihaknya menghadirkan tiga saksi dalam persidangan kali ini.**Baca juga: Sidang Mutilasi Wanita Hamil, Begini Pengakuan Pemilik Rumah Kontrakan.

Tiga saksi tersebut yakni pemilik kontrakan, anak pemillik kontrakan Budiono dan anggota Polsek Cikupa Aipda Wahyudi.(Fbi)




Luna Tewas Setengah Bugil di Kamar Kos “Griya Dila” Cilegon

Jasad Luna saat pertama kali ditemukan.(sus)

Kabar6-Seorang wanita penghuni kamar kos “Griya Dila” di Lingkungan Temu Putih, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, ditemukan tewas membusuk dalam kondisi setengah bugil, Selasa (20/9/2016).

Wanita tersebut diketahui bernama Rosmalia Dewi (31), warga Lingkungan Kampung Weri, Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Citangkil.

Informasi yang dihimpun kabar6.com, jasad kaku korban pertama kali diketahui oleh  Azis, pengelola kamar kos Griya Dila, saat akan menagih biaya kamar kos.

Saat itu, selain tak bisa menghubungi wanita yang akrab disapa Luna itu, Azis yang sempat mendatangi kamar korban juga mencium aroma busuk menyengat.

Karena curiga, Azis bersama penghuni kamar kos lainnya kemudian berinisiatif mencongkel jendela kamar korban, dengan maksud untuk mengecek kondisi di dalam kamar.

“Saya mau nagih uang kos. Namun, sudah lima hari dia tidak menjawab telepon. Makanya saya coba cek ke kamarnya. Tapi, tercium bau busuk, makanya saya bersama penghuni kos lainnya mencongkel jendela guna mengecek,” ujarnya.

Namun, begitu jendela terbuka, Luna terlihat sudah tergeletak tak bergerak diatas kasur. Dia mengenakan kaos berwarna pink, tanpa mengenakan celana. Kasus itupun kemudian dilaporkan ke Polres Cilegon.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.

Kasat Reskrim Polres Cilegon, AKP Muhammad Ridzky Salatun yang memimpin jalannya proses identifikasi jenazah Luna, mengaku tidak menemukan adanya bekas luka maupun tanda-tanda kekerasan.**Baca juga: Rumah Kontrakan di Cikupa Ludes Terbakar.

“Tadi kita sudah cek ke TKP. Tidak ada bekas luka maupun tanda kekerasan di tubuh korban. Diduga korban tewas karena sakit. Jenazahnya sudah kita evakuasi,” ujar Kasat Reskrim.**Baca juga: Menipu Rp60 Juta, Polisi Gadungan Disergap Polres Tangsel.

Sementara, Ridwan, kakak korban mengtatakan bila selama ini Luna menderita Tuberculosis (TBC). “Adik saya memang punya riwayat penyakit TBC, kebetulan sudah parah,” jelas Ridwan.(sus)




Menipu Rp60 Juta, Polisi Gadungan Disergap Polres Tangsel

Reserse Narkoba Mabes Polri gadungan.(yud)

Kabar6-Aparat Buser Reserse Kriminal Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meringkus seorang polisi gadungan.

Pria berinisial IA (44) yang mengaku berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dilaporkan warga telah melakukan penipuan uang senilai Rp60 juta.

Kasus ini berawal ketika pelaku yang mengenakan seragam lengkap dengan atributnya mendatangi korbannya Adi Irawan (46).

IA mengaku bertugas di Reserse Narkoba Mabes Pori datang ke toko korban bersama Samsul hendak menggadaikan mobil.

“Setelah urusan gadai mobil selesai kemudian tersangka datang lagi menemui pelapor,” kata Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri kepada kabar6.com, Selasa (20/9/2016).

Pada kesempatan itu, terangnya, IA mencoba merayu Adi bahwa dirinya sedang menjalani proyek penggandaan uang palsu. Korban yang terbuai mulut manis pelaku kemudian menyerahkan uang tunai sebanyak Rp60 juta.

Kepada korbannya pelaku berjanji akan mengganti uang selama dua pekan hingga mencapai Rp3,5 miliar. Bertepatan dengan waktu yang disepakati pelaku kembali menemui Adi.

“Pelaku beralasan proyek penggandaan uang belum selesai dan perlu uang lagi sebanyak Rp30 juta,” terang Mansuri.

Adi tidak mengakomodir dengan alasan tidak punya dana uang. Korban pun mencoba menagih janji IA, tapi rupanya sulit dihubungi. Merasa ditipu korban langsung melapor ke polisi.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.

Tim Krimsus Polres Tangsel yang mengetahui keberadaan IA pun langsung mengejar. Pelaku ditangkap di wilayah Jalan Raya Ceger Nomor 20, Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren.**Baca juga: Cleaning Service Gasak Komputer di PT Alam Sutera.

“Kepada petugas yang menangkap pelaku berinisial IA mengakui perbuatannya ,” tegas Mansuri. Ia menambahkan, polisi menyita seragam polisi berikut pangkaT, atribut serta HT dan pistol mainan.(yud/cep)




Rumah Kontrakan di Cikupa Ludes Terbakar

Kebakaran rumah kontrakan di Cikupa.(shy)

Kabar6-Sebuah rumah kontrakan di Kampung Cikupa RT 02/02, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, ludes di lalap si jago merah, Selasa (20/9/2016).

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, meski pemilik rumah kontrakan, Arsudin, harus merugi hingga Rp50 juta, akibat rusaknya bangunan rumah kontrakan.

“Api padam setengah jam kemudian dengan bantuan warga, petugas kepolisian dan juga dua unit mobil pemadam kebakaran,” ungkap Kapolsek Cikupa, Kompol Bachtiar Siregar.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.

Ia pun menambahkan, diduga kebakaran tersebut disebabkan adanya konsleting listrik di bagian dapur.**Baca juga: Oktober, Kewenangan SMA dan SMK Dibawah Provinsi.

“Petugas masih olah TKP (Tempat Kejadian Perkara-red) sementara diduga adanya konsleting listrik,” pungkasnya.(shy)




Oktober, Kewenangan SMA dan SMK Dibawah Provinsi

Gubernur Banten, Rano Karno saat ke Kabupaten Tangerang.(shy)

Kabar6-Terhitung mulai Oktober 2016 mendatang, kewenangan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/K) di delapan Kota dan Kabupaten di Banten, akan berada dibawah Provinsi Banten.

Gubernur Banten, Rano Karno mengatakan, bila saat ini pihaknya masih menunggu keputusan MK (Mahkamah Konstitusi-red).

“Saat ini kita masih menunggu keputusan dari MK. Namun, kita juga mendapat informasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), bahwa penyerahan kewenangan SMA/K dari Pemerintah Daerah (Pemda) ke Provinsi tetap berjalan pada Oktober ini,” ungkapnya, Selasa (20/9/2016).

Untuk itu, Rano menyebut telah menyeiapkan anggaran sebesar Rp1,2 Triliun untuk setiap sekolah yang berada di Kota/Kabupaten di Banten.

“Anggaran untuk pendidikan di Banten nilainya cukup fantastis, dan itu sudah kami perhitungkan. Saya juga menjamin dunia pendidikan baik sarana dan prasarana akan ditingkatkan, bahkan menjadi lebih baik seperti apa yang telah dilakukan oleh Pemda,” terang Rano.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang, Teteng Jumara mengatakan, pihaknya pun masih menunggu keputusan pihak Provinsi dan Pusat terkait pemindahan kewenangan SMA/K.

“Masih menunggu juga, namun kita sudah mengirimkan arsip-arsip ke pihak Pemerintah Provinsi Banten,” ujarnya.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.

Terkait adanya kekhawatiran para tenaga pendidik yang menolak adanya pemindahan kewenangan tersebut, Teteng mengatakan pihaknya akan berupaya memfasilitasi hal itu kepada Pemprov Banten dan Pusat.**Baca juga: Rano: Tangsel Bukan Punya Airin, Tapi Punya Orang Betawi.

Sebelumnya, tak hanya tenaga pendidik namun, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar pun turut khawatir bila pemindahan kewenangan itu akan memicu penurunan kualitas pendidikan yang selama ini telah dibangun Pemda.(shy)