Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga

Warga imigran yang ngontrak di Tangsel.(yud)

Kabar6-Keberadaan kaum imigran yang menghuni rumah-rumah kontrakan di Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya juga mulai menimbulkan masalah sosial.

Sedianya, puluhan orang kulit hitam asal Timur Tengah itu, merupakan warga pengungsi dari daerah konflik.

Zaenudin, warga ‎RT 02 RW 17 mengatakan, banyak diantara imigran asing yang menetap di wilayah sekitar berprilaku buruk. Kesehariannya mereka tidak punya kegiatan atau pekerjaan tetap, dan lebih banyak menganggur.

“Ada juga yang stress, ngomongnya ngaco. Bahkan pernah ada yang dipukulin sama warga sini, gara-gara mabok terus rese,” katanya ditemui dekat kediamannya, Kamis (23/2/2017).

Ia terangkan, meski para warga imigran asing mengantongi dokumen identitas dari lembaga kemanusiaan dunia atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR),‎ tapi seperti siluman.

Zaenudin menyebutkan, perangkat wilayah setempat kesulitan untuk mendata setiap pria negro tersebut. Mereka kerap datang dan pergi tanpa melaporkan ke pengurus Rukun Tetangga sekitar rumah kontrakan yang dihuninya.

“Emang sih, mereka suka ikut shalat jamaah di masjid,” terangnya. Namun, tetap saja kebudayaan serta tata krama yang dianut oleh para imigran asing itu berbeda dengan warga sekitar.

Hampir setiap malam gerombolan pria kulit hitam itu berkumpul dan begadang sampai pagi. ‎Warga sekitar sering merasa terganggu, hingga akhirnya melarang dan tak jarang terjadi percekcokan mulut.**Baca juga: Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel.

“Mereka kalau begadang ngobrol suaranya kayak lagi di hutan” keluh Zaenudin.‎ Meski begitu, lanjutnya, rasa kemanusian warga asli pun terkadang timbul.**Baca juga: Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung.

Menurutnya, warga suka memberikan makanan kepada para imigran. “Pas waktu itu pernah ada yang sampe pingsan karena kelaparan,” tambah Zaenudin.(yud)




Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung

Salah satu bengkel di Tangsel banjir order.(Fbi)

Kabar6-Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya tidak serta-merta menjadi bencana bagi warga.

karena, ada juga warga yang justru meraup rezeki sekaligus untung dari situasi alam yang sedang “murung” tersebut. 

Ya, mereka adalah para pengusaha bengkel kendaraan, yang kebanjiran dari order kendaraan yang mogok akibat terkena banjir saat melintasi genangan air.

Risky, salah seorang pemilik bengkel motor di Tangsel mengaku, jika sejak beberapa hari terakhir pelanggannya meningkat pesat. Bila biasanya Risky hanya melayani 10 motor, sekarang bisa mencapai 25 motor.

“Alhamdulillah, lumayan ramai sekarang. Banyak motor yang service,” ungkap Risky menjelaskan, Kamis (23/2/2017).

Bahkan, banyaknya pelanggan yang datang, memaksanya menambah jam operasional bengkelnya, dari biasa jam 19.00 WIB sudah tutup, sekarang bisa sampai jam 21.00 WIB.**Baca juga: Warga Keluhkan Banjir di Jalan Pondok Cabe Raya.

Hal senada pun diungkapkan Udin, seorang mekanik motor di Tangsel. Bila biasanya Udin hanya bisa mengantongi uang tip dari pelanggan Rp30 ribu perhari. Kini melonjak sampai Rp100 ribu perhari.**Baca juga: Longsor, Gedung MTs Nurul Kalam Cilegon Nyaris Ambruk.

“Kalau biasanya dapet tip dari pelanggan paling banyak Rp30 ribu per hari. Tapi sekarang bisa sampai Rp100 ribu lebih,” katanya.**Baca juga: Akses Putus, Warga di Tigaraksa Gunakan Rakit Bambu.

Udin menambahkan bila umumnya pelanggan selain melakukan service juga mengganti sparepart kendaraannya. Seperti ganti oli, ganti busi dan kampas rem.(Fbi)




Kapolda Banten Pantau Langsung Pleno Penghitungan Suara di Kabupaten Tangerang

Kapolda Banten, Brigjen Listiyo Sigit Prabowo.(shy)

Kabar6-Kapolda Banten, Brigjen Listiyo Sigit Prabowo serta Wakapolda Banten, Kombes Aan Suhanan, memantau langsung proses rapat pleno perhitungan suara tingkat KPUD Kabupaten Tangerang, yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Tangerang, Kamis (23/2/2017).

Dalam pemantauan tersebut, juga tampak Kapolresta Tangerang Kombes Asep Edi Suheri dan Wakapolresta Tangerang AKBP Ma’mun.

Pantauan kabar6.com dilokasi, proses perhitungan surat suara yang digelar pihak KPUD Kabupaten Tangerang berlangsung tertib lancar, dibawah pengawalan ketat aparat kepolisian.**Baca juga: Soal PHK Sepihak, Disnakertrans Panggil PT Mayora.

Sejauh ini, perhitungan telah dilakukan pada 13 Kecamatan di Kabupaten Tangerang yakni, Balaraja, Cikupa, Curug, Cisoka, Cisauk, Gunung Kaler, Jambe, Jayanti, Kelapa Dua, Kemiri, Kresek, Kronjo dan Legok.**Baca juga: Rapat Paripurna di Tangerang Cuma Dihadiri 26 Anggota Dewan.

Kendati demikian, total suara pemilih pada 13 Kecamatan di Kabupaten Tangerang sampai saat ini belum diketahui, lantaran masih dalam proses perhitungan.(Shy)




Rapat Paripurna di Tangerang Cuma Dihadiri 26 Anggota Dewan

Rapat Paripurna di DPRD Kab. Tangerang.(shy)

Kabar6-Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang, harus di skros atau dihentikan sementara waktu.

Keputusan tersebut terpaksa diambil, lantaran banyaknya anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang tak hadir dalam rapat.

“Ya, tadi sempat diskors selama 10 menit. Karena, belum kuorum. Tapi, setelah itu kembali dilanjutkan karena, peserta sudah kuorum,” ungkap Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Mad Romli, Kamis (23/2/2017).

Diketahui, rapat tersebut membahas tentang jawaban Bupati Tangerang terkait pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang diusulkan dan pencabutan tiga Perda.

Raperda yang diusulkan adalah, tentang Pelayanan Publik dan Pengelolaan Kebudayaan Daerah.**Baca juga: Pemkab dan DPRD Tangerang Bahas Pencabutan Tiga Perda.

Sementara itu, pencabutan pada tiga Perda dimaksud yakni, Perda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Penduduk dan Akta Catatan Sipil, Perda Nomor 03 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pertambangan Wilayah Laut dan Perda Nomor 08 Tahun 2014 tentang Air Tanah.**Baca juga: DPRD Tangerang Apresiasi Raperda Pelayanan Publik.

Dalam rapat tersebut pun, dari 50 anggota, hanya dihadiri oleh 26 anggota DPRD Kabupaten Tangerang.(Shy)




Akses Putus, Warga di Tigaraksa Gunakan Rakit Bambu

Warga tampak mendorong sepeda motornya yang mogok akibat banjir.(shy)

Kabar6-Hingga Kamis (23/2/2017), akses jalan yang menjadi penghubung Desa Pematang dan Pasir Bolang, di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, masih terputus.

Pantauan kabar6.com, untuk beraktivitas warga sekitar terpaksa menggunakan rakit bambu buatan sendiri, khususnya untuk menyeberangi akses jalan yang banjir.**Baca juga: Soal PHK Sepihak, Disnakertrans Panggil PT Mayora.

“Banjirnya kalau makin ke tengah bisa mencapai satu meter lebih. Kalau bawa kendaraan pasti mogok, karena airnya tinggi. Makanya kita pakai rakit dari bambu,” ungkap Agus salah seorang penduduk setempat.**Baca juga: Longsor, Gedung MTs Nurul Kalam Cilegon Nyaris Ambruk.

Meski demikian, saat ini sejumlah rumah warga dikawasan itu yang sebelumnya terendam kini sudah surut. Namun, warga tetap khawatir, bila curah hujan tetap tinggi, air akan kembali merendam rumah mereka.(shy)

**Baca juga: Lagi Beraksi, Maling Motor Disergap Polsek Serpong.




Longsor, Gedung MTs Nurul Kalam Cilegon Nyaris Ambruk

Longsor yang terjadi di kawasan MTs Nurul Kalam Cilegon.(sus)

Kabar6-Gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Kalam di kampung Sondol, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, nyaris ambruk setelah tembok penahan tanah dihalaman sekolah itu longsor.

Jebolnya tembok penahan tanah di lokasi itu terjadi pada Rabu kemarin, saat hujan mengguyur deras wilayah itu selama lebih dari 12 jam.

Akibat peristiwa ini, pihak sekolah yang hawatir terjadi longsor susulan, segera membenahi tembok penahan tanah gedung yang berada disekitar longsoran.**Baca juga: Banjir di Tigaraksa Masih Belum Surut.

“Agar longsor susulan bisa dicegah. Ini juga meminimalisir kemungkinan terburuk bangunan gedung musala sekolah yang tanah pondasinya ikut longsor,” ujar Kepala MTs Nurul Kalam, Ahmad Muahrror, Kamis (23/2/2017).**Baca juga: Bocah Tangerang Korban Kriminal “Wanita Bermotor” Trauma.

Ahmad menyebut, bila pihaknya hingga kini masih belum bisa melakukan perbaikan secara keseluruhan. Sementara ini, yang dilakukan baru upaya pencegahan, dengan memasangi sekitar lokasi dengan bangku sebagai penopang.(sus)




Soal PHK Sepihak, Disnakertrans Panggil PT Mayora

Aksi demo massa LSM di depan gerbang PT Mayora kemarin.(din)

Kabar6-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang, secara resmi melayangkan surat panggilan ke PT Mayora Indah Tbk, pada Kamis (23/2/2017), hari ini.

Hal ini, lantaran ‘membandelnya’ perusahaan produsen makanan ringan ini dalam menyelesaikan perselisihan dengan sepuluh karyawan yang telah dipecatnya.

“Ya benar, surat panggilan sudah kami kirim hari ini. Kami, minta PT Mayora Indah Tbk kooperatif untuk hadir dalam rangka penyelesaian atas masalah yang terjadi dengan karyawannya,” ungkap Wargo Hendro Santoso, salah satu Mediator di Disnakertrans Kabupaten Tangerang.

Menurutnya, pemanggilan terhadap pihak perusahaan yang berlokasi di Jalan Raya KM 35, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang ini, diagendakan pada Kamis 2 Maret mendatang.

Pemanggilan tersebut, merujuk pada UU Nomor 2/2004, Tentang Penyelesaian Perlselisihan Hubungan Industrial.

“Permasalahan ini sudah masuk tahap Bipartit. Jika panggilan itu tak diindahkan, maka kami akan keluarkan anjuran,” katanya.

Tapi, kata dia, sebelum mengeluarkan anjuran, pihaknya tentu akan memeriksa data- data tentang hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawannya.**Baca juga: Pertemuan Massa LSM dan PT Mayora Buntu.

“Kalau tidak sesuai dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), maka sepuluh karyawan yang di PHK itu secara otomatis mereka akan jadi karyawan tetap atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT),  sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 13/2003, Tentang Ketenagakerjaan,” ujarnya.**Baca juga: Petugas Disnakertrans “Diusir” Satpam PT Mayora.

Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Tangerang, Syafrudin menambahkan, pihaknya menyayangkan adanya insiden ‘pengusiran’ anak buahnya, saat berlangsungnya aksi unjuk rasa ratusan massa dari Gabungan Masyarakat Peduli Pembangunan dan Lingkungan Tangerang (GMP2LT) di lokasi pabrik itu, pada Rabu (22/2/2017) kemarin.**Baca juga: Massa LSM “Kepung” PT Mayora di Tangerang.

“Perusahaan ini memang arogan. Kami kecewa dengan sikap mereka. Oleh karenanya, kami panggil mereka untuk hadir dikantor kami pada pekan depan,” tandasnya.(Tim K6)




Lagi Beraksi, Maling Motor Disergap Polsek Serpong

Pelaku curanmor diamankan Polsek Serpong.(cep)

Kabar6-Satu dari dua pelaku pencurian sepeda motor (Curanmor) tertangkap saat tengah beraksi di Kampung Ciater Maruga, RT 04/09, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kepala Sub Bag Humas Polres Tangsel, Komisaris Mansuri mengatakan, pelaku yang diamankan berinisial EC (23). Saat disergap, pelaku tengah berupaya mengambil sepeda motor  Honda Vario B 4239 NBN milik Ahmad Zubair (47), warga setempat.

“Kejadiannya Rabu kemarin. Pelaku beraksi bersama satu temannya yang kini melarikan diri,” ungkap Mansuri menjelaskan, Kamis (23/2/2017).

Menurut Mansuri, penangkapan dilakukan Tim Opsnal Reskrim Polsek Serpong, yang saat kejadian sedang melakukan observasi wilayah.**Baca juga: WH-Andika Keok, Ini Hasil Resmi Pilgub di Tangsel.

“Saat beraksi pelaku menggunakan Honda Beat putih B 6289 NDL. Saat keduanya mendekati sepeda motor Honda Vario  hitam  B 4239 NBN, petugas langsung menyergap. Satu tertangkap, sedangkan satu lainnya berhasil kabur,” paparnya.**Baca juga: Bocah Tangerang Korban Kriminal “Wanita Bermotor” Trauma

Selain mengamankan EC, dari lokasi petugas juga mengamankan barang bukti berupa kunci letter T, dan dua sepeda motor, milik pelaku dan korban, guna pemeriksaan lebih lanjut.(cep/yud)




Demi Rano, Ibu-ibu Ini Rela Bawa Anak Ikut Demo

Ibu-ibu tampak membawa anaknya saat aksi demo di KPUD.(tia)

Kabar6-Puluhan ibu rumah tangga rela membawa anaknya untuk meramaikan aksi unjuk rasa Tim Pemenangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief di Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Tangerang, Kamis (23/2/2017).

“Ya, kami memang janjian datang. Kami dari Kampung Nagrak, Kotabumi, Kota Tangerang sejak pukul 07.00 WIB sudah sewa angkot,” ujar Ani (32), salah seorang warga yang ikut unjuk rasa.

Ani yang membawa serta anak tunggalnya, Rahmat (4) mengaku, diajak oleh politikus wanita dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Suparmi yang sekaligus menjabat Ketua DPRD Kota Tangerang.

“Minggu lalu diajak sama Bu Suparmi. Dia datang ke kampung. Makanya kami ikut. Untuk memeriahkan saja,” imbuhnya.**Baca juga: Digeruduk Massa Rano-Embay, Begini Janji Ketua Panwaslu Tangerang .

Sementara itu, Lili (35) warga Kampung Nagrak lainnya yang juga membawa anak balitanya, Aqila (2), mengaku rela membawa anaknya demo demi membela hak Rano Karno.**Baca juga: Bocah Tangerang Korban Kriminal “Wanita Bermotor” Trauma.

“Anak saya anteng kok. Walaupun panas, bukan halangan. Yang penting Pak Rano bisa menang jadi Gubernur. Saya akan selalu dukung Pak Rano,” tegasnya.(tia)




Diteriaki PSU, Ketua KPUD Kota Tangerang Sambut Massa Rano-Embay

Ketua KPUD Kota Tangerang saat menemui massa.(tia)

Kabar6-Setelah menggelar aksi di Kantor Panwaslu, massa Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut dua, Rano-Embay juga menggeruduk Kantor KPUD Kota Tangerang, Kamis (23/2/2017).

Kehadiran massa yang terus berteriak menuntut dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) itu, disambut langsung oleh Ketua KPUD Kota Tangerang, Sanusi.

“Hari ini kami sedang mennggelar rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kota. Kami akan bekerja sesuai aturan yang ada,” ujar Ketua KPUD Kota Tangerang, Sanusi saat menemui massa.**Baca juga: WH-Andika Keok, Ini Hasil Resmi Pilgub di Tangsel.

Menurutnya, Tim Pemenangan Rano-Embay telah mengirimkan saksi dalam rapat pleno yang sangat kompeten. “Kami bangga karena saksi dari PDI Perjuagan sangat kompeten dan bisa mewakili suara masyarakat luas,” jelasnya.**Baca juga: Digeruduk Massa Rano-Embay, Begini Janji Ketua Panwaslu Tangerang .

Pantauan kabar6.com, setelah mendengar penjelasan dari Ketua KPUD Kota Tangerang, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Rencana menyetop Rapat Pleno di KPUD Kota Tangerang pun tidak terbukti. Massa lebih memilih menunggu janji Ketua Panwaslu Kota Tangerang, terkait nasib penanganan laporan pelanggaran yang akan diumumkan pada pukul 15.00 WIB nanti.(tia)