1

Pengerjaan Turap Dekat SMPN 19 Dinilai Sembrono

Turab yang longsor dan merusak SMPN 19 Tangsel.(yud)

Kabar6-Sejumlah guru yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah menduga, bila turap dekat tempatnya mengajar bakal longsor.

Kepala Tata Usaha SMPN 19 Kota Tangsel, Muhammad Nurdin mengatakan, saat pengerjaan pengecoran turab, dirinya sudah memberitahu kepada pekerja proyek agar tingkat kemiringan turab diperhatikan dan jangan terlalu tegak lurus.

“Waktu pengerjaan saya sudah kasih tahu kontaktor, namun enggak digubris sama dia dan terjadilah longsor seperti saat ini,” ungkap Nurdin menjelaskan, Rabu (4/1/2016).**Baca juga: Besok, Pemborong Proyek Turab Roboh Dipanggil Polisi.

Nurdin menambahkan, bila saat itu pihak kontraktor berdalih pengerjaan turab ini dilakukan secara mendetail dan tidak akan menimbulkan longsor ke sekolahnya.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

Sementara itu, pantauan kabar6.com di lokasi longsor, hingga kini belum ada pihak kontraktor yang membangun turab ditemui di lokasi longsor.(Fbi)




Delapan SKPD Pemprov Banten Siap Tempati Gedung Baru

Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.(ist)

Kabar6-Sebanyak delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dipastikan akan menempati gedung SKPD Terpadu. Pembangunan gedung ini telah selesai pada akhir 2016 lalu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Ranta Soeharta menjelaskan, ke delapan SKPD itu terdiri dari Biro Ekonomi dan Pembangunan, Biro Organisasi, Biro Pemerintahan, Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Dinas Koperasi dan UMKM.

“Ini makanya kita tinjau dulu kesiapan perpindahannya. Pas saya tinjau, ternyata sudah 90 persen siap ditempati dan tinggal nunggu dibenahi sedikit lagi,” kata Ranta kepada wartawan saat meninjau gedung SKPD Terpadu di KP3B, Kota Serang, Rabu (4/1/2016).

Ranta menambahkan, pengoperasian gedung tersebut nantinya sudah bisa digunakan ke delapan SKPD pada pertengahan Januari 2017.

“Karena ini kan ada SOTK baru, makanya kita tinjau agar segera pindah ke sini. Waktu itu pun saya pernah minta supaya hari ini bisa pindah, tapi dari DSAP nya masih minta 15 hari lagi untuk dipersiapkan,” ungkapnya.

Meskipun pembangunan gedung SKPD Terpadu ini sempat mengalami keterlambatan dan mangkrak, namun Ranta tetap optimis gedung tersebut bisa beropersi dalam waktu dekat.

“Supaya pegawai juga bisa langsung kerja,” tegasnya.

Ia juga menegaskan sudah memberikan intruksi kepada delapan SKPD yang akan menempati gedung tersebut, supaya bisa pindah secara bertahap memindahkan perlengkapan yang berada di kantor terdahulu.**Baca juga: Pelantikan Pejabat SOTK Baru Tunggu Plt Gubernur Banten.

“Meski nunggu 15 hari, saya sudah perintahkan untuk pindahkan dari sekarang secara bertahap,” ujarnya.(rif)




Perubahan SOTK di Tangerang Tak Pengaruhi Kinerja ASN

Kepala BKPPD Kab. Tangerang, Yani Sutisna.(shy)

Kabar6-Jelang Adanya perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) di Kabupaten Tangerang diklaim tak akan berpengaruh pada kinerja dan tupoksi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Tangerang, Yani Sutisna menjamin, Aparatur Sipil Negara (ASN) akan tetap bertugas dan melayani masyarakat sesuai tupoksinya.

Hal tersebut dikatakannya, jelang adanya perubahan SOTK pada organisasi perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Tangerang.

“Saat ini seluruh PNS masih bertugas sesuai tupoksinya sampai nanti adanya pelantikan, pengukuhan dan mutasi penjabat pada SOTK baru. Memang banyak pagawai ataupun dinas yang belum memikirkan program kedepan karena adanya SOTK atau perombakan baru ini, namun saya himbau dan minta agar semua harus tetap berjalan seperti biasa, jangan sampai terganggu dengan masa perubahan SOTK ini ,” terangnya kepada kabar6.com, Selasa (4/1/2016).**Baca juga: Pemkab Tangerang Bakal Mutasi ASN Eselon II.

Ia pun berharap, apabila nantinya pengesahan SOTK baru telah dilakukan, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat meningkatkan kinerjanya.**Baca juga: Buruh Tangerang Desak Kenaikan UMSK 5 Persen.

“Nantinya itu ada beberapa dinas baru dan dinas yang digabung seperti, Dinas Kebersihan dengan Badan Lingkungan Hidup , Perpusda dan Arsi, begitupun banyak pegawai yang dikukuhkan atau dimutasi, akan hal itu saya harap kinerja PNS harus ditingkatkan terutama pada dinas baru ataupun dinas yang digabung,” tutupnya.(Shy)




Buruh Tangerang Desak Kenaikan UMSK 5 Persen

Aksi buruh ASBAK di Kabupaten Tangerang.(shy)

Kabar6-Ratusan buruh dalam Asosiasi Serikat Buruh Alas Kaki (ASBAK) menggelar aksi unjuk rasa ke Gedung Bupati Tangerang, di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Tangerang, Rabu (4/1/2017).

Ya, aksi buruh kali ini, menyuarakan tuntutan kenaikan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota) 2017 sebesar 5 persen dari UMK 2017.

Salah satu perwakilan buruh, Jayadi mengatakan, pihaknya menolak perubahan UMSK tahun 2017 sebesar 2,5 persen dari sebelumnya 5 persen, yang saat ini sudah ditetapkan oleh Plt Gubernu Banten (Nata Irawan).

“Kami ke sini untuk mendesak Bupati dapat melakukan revisi terkait penetapan UMSK. Karena, kami buruh yang bergerak dalam pembuatan alas kaki menolak dengan perubahan UMSK 2017, kami merasa sangat tidak dihargai oleh pemerintah,” ungkapnya.

Jayadi menjelaskan, pihaknya meminta Disnakertrans Kabupaten Tangerang agar dapat membubarkan Dewan Pengupahan Kabupaten Tangerang, karena kinerjanya saat ini tidak menunjukan perwakilannya kepada buruh.**Baca juga: Lagi, Pemkab Tangerang Kukuhkan Iskandar Mirsad Jadi Sekda.

“Kinerja Dewan Pengupahan tidak menunjukan keberhasilan, dapat dilihat dalam memperjuangkan UMK saja tidak berhasil”, terangnya.**Baca juga: Pelantikan Pejabat SOTK Baru Tunggu Plt Gubernur Banten.

Sementara itu, Kepala Dinas Disnakertrans Kabupaten Tangerang, Safrudin mengatakan, terkait permasalahan UMSK seluruh kewenangannya ada di dewan pengupahan yang selanjutnya hasil rekomendasi tersebut di serahkan kepada Bupati Tangerang.**Baca juga: Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”.

“Permasalahan ini selanjutnya akan disampaikan kepada Bupati Tangerang sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan buruh, tandasnya,” tutupnya.(shy)




Besok, Pemborong Proyek Turab Roboh Dipanggil Polisi

Turab yang longsor di Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Aparat kepolisi di wilayah hukum Kota Tangerang Selatan (Tangsel) langsung memasang garis polisi atau police line di sekitar lokasi material tanah dan batu kali turab yang longsor.

Seidanya, peristiwa longsor yang terjadi juga mengakibatkan sejumlah ruang kelas SMP Negeri 19 kondisinya rusak parah.

Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Serpong, Ajun Komisaris Budi Hardjono ‎mengatakan, telah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Informasi awal dikorek dari warga sekitar lokasi longsor dan pengelola sekolah.

“Besok pihak kontraktornya akan kita panggil juga,” katanya ditemui wartawan sekolah yang terletak di Kencana Loka Sektor 12.5, Ciater, Kecamatan Serpong, Rabu (4/1/2017).

Menurut keterangan pihak sekolah, Budi bilang, mulai besok kegiatan belajar mengajar sudah mulai normal kembali. Peristiwa longsor terjadi tepat pada hari terakhir sekolah liburan natal dan tahun baru.**Baca juga: Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”.

Garis polisi berfungsi sebagai petanda bahwa siswa-siswi dilarang mendekati lokasi longsor. Sebab dapat membahayakan keselamatan peserta didik. “(garis polisi) ini sebagai pengamanan saja,” bilangnya.**Baca juga: Dentuman Keras Tandai Longsor di SMPN 19 Tangsel.

‎Pantauan kabar6.com di lapangan, ‎konstruksi turab yang memisahkan antara Kampung Ciater Rawamacek dengan gedung sekolah kemiringannya mencapai 90 derajat. Tingginya 12 meter dan diameter konstruksi turab yang roboh sampai lebarnya 80 meter.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

Proyek turab belum rampung karena masih dalam tahap penyelesaian yang dikerjakan oleh lima orang pekerja. “Saya lihat pekerjaannya lagi melester batu,” terang Kepala SMP Negeri 19, Endang Ramidin.(yud/cep)




Ogah Dibawa ke RS, Bibi Marcel Mengamuk di Tangerang

Bibi Marcel mengamuk saat dibawa ke RSUD.(tia)

Kabar6-Pihak Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dari Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang, akhirnya mengambil langkah atas kasus Marcel, bocah yang ditelantarkan ibunya di Bugel Mas Indah Blok D2/15, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Rabu (4/1/2017).

Ya, petugas akhirnya memboyong Marcel, Soni, kakaknya dan juga Desi, bibinya yang mengalami gangguan jiwa ke RSUD Tangerang, guna mendapatkan penanganan medis.

“Tidak hanya Marcel, tetapi Soni dan Desi juga dibawa ke RSUD Tangerang untuk mendapatkan penanganan medis,” ujar Ketua TKSK Nasional, Dani Samiun kepada kabar6.com.

Menurutnya, langkah itu ditempuh karena kondisi ketiganya memang cukup memprihatinkan. Untuk kondisi Marcel, kaki dan tangannya lemas dan agak sulit digerakkan.

Sementara, Soni sudah putus sekolah dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak dari keluarga sehingga perlu direhabilitasi.

Adapun Desi yang mengalami gangguan jiwa, juga harus mendapatkan penanganan medis serius, karena sering kali mengamuk di rumah warga sekitar.

Pantauan kabar6.com, proses mediasi antara pihak TKSK dengan Desi berlangsung lama. Pasalnya, Desi menolak Marcel dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Wanita itu bahkan sempat mengamuk dan sempat menjambak rambut seorang petugas Puskesmas yang berada di lokasi.

“Ya, kami sudah coba mediasi secara halus, namun Desi tetap menolak Marcel kami bawa. Alhasil, kami dibantu pihak Binmas Karawaci dan warga setempat, untuk membawa paksa Desi ke RSUD Tangerang,” ujar Dani.**Baca juga: Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”.

Selanjutnya, setelah mendapatkan perawatan medis, Marcel dan Soni rencananya akan dibawa ke rumah singgah Yayasan Media Kasih di Ciledug.**Baca juga: Miras SD dan SW Bikin Matador BSD Selalu Ramai.

Sedangkan Desi akan mendapatkan penanganan khusus di Rumah Sakit Kementerian Sosial di Sukabumi.(tia)




Pelaku Pencabulan Siswi SMP di Sukamulya Tidak Ditahan

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-WR (30), seorang terduga pelaku pencabulan terhadap siswi SMP di Desa Merak, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, ditangguhkan penahannya oleh penyidik Polsek Balaraja.

Informasi yang dihimpun kabar6.com, WR hanya dikenakan wajib lapor oleh penyidik Polsek Balaraja, setelah dilaporkan mencabuli gadis belia berinisial DIS (12), yang merupakan tetangganya sendiri.

“Pelaku tidak ditahan, hanya dikenakan wajib lapor,” ungkap salah seorang anggota Polres Kota (Polresta) Tangerang yang tidak ingin disebutkan namanya, Rabu (4/1/2017).

Lebih jauh sumber itu menjelaskan, pelaku sendiri telah menikmati udara bebasnya hampir dua bulan, sejak penyidik Polsek Balaraja menetapkan statusnya sebagai tersangka.

“Sudah delapan kali wajib lapor,” jelas sumber itu lagi.

Sayangnya, hingga berita ini disusun, Kapolsek Balaraja, Kompol Wiwin Setiawan belum berhasil dikonfirmasi terkait penangguhan penahanan WR. Meski demikian, kabar6.com masih terus berupaya mendapatkan konfirmasi dari Kapolsek.

Diketahui sebelumnya, WR yang dikenal sebagai ahli kaligrafi dan tinggal di Kampung Merak, Desa Merak, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, dilaporkan ke Polsek Balaraja.

Ya, pelaporan itu dilayangkan karena WR diduga telah mencabuli tetangganya sendiri, DIS (12), gadis belia yang kini duduk di bangku kelas 1 SMP.**Baca juga: Ahli Kaligrafi di Tangerang Diduga Cabuli Gadis SMP.

Kini, penyidik Polsek Balaraja masih melakukan pemeriksaan terhadap korban dan saksi dalam kasus itu.(agm)

**Baca juga: Ternyata, Airin Sudah Perintahkan Penutupan Karaoke Matador.




Pelantikan Pejabat SOTK Baru Tunggu Plt Gubernur Banten

Sekda Banten, Ranta Soeharta.(ist)

Kabar6-Rencana pelantikan pejabat yang akan mengisi Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru pada wilayah Pemprov Banten, hingga kini masih belum menemui kejelasan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, kendala ini disebabkan karena belum adanya keputusan yang resmi dari Plt Gubernur Banten Nata Irawan, menganai waktu pelaksanaan pelantikan tersebut.

“Kita pengennya cepat. Saya kan tukang dapur dan bahannya sudah disiapin nih, pengisian pejabatnya sudah dan tinggal tunggu semua keputusannya di beliau,” kata Ranta, Rabu (4/1/2016).**Baca juga: Pemkab Tangerang Bakal Mutasi ASN Eselon II.

Kendati begitu, Ranta memastikan pengisian pejabat SOTK baru tersebut tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dengan komposisi SOTK yang telah ada.**Baca juga: Lagi, Pemkab Tangerang Kukuhkan Iskandar Mirsad Jadi Sekda.

“Jadi kita usahain enggak ada yang diganti ataupun dirotasi supaya nasib pegawai juga jangan terkatung-katung,” tegasnya.(Rif)




Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”

Marcel, bocah yang ditelantarkan ibunya.(tia)

Kabar6-Seorang bocah bernama Marcel (3), ditelantarkan ibunya di Bugel Mas Indah Blok D2/15, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Alhasil, kini Marcel hidup bersama Desi, bibinya yang mengalami gangguan jiwa (gila) dan kakaknya, Soni (12), yang kini telah putus sekolah.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, kini Marcel mengalami keterlambatan pertumbuhan. Diusianya yang menginjak tiga tahun, bocah ini belum bisa bicara. Sedangkan kedua tangan dan kakinya lemas, hingga tidak bisa berjalan.

“Sudah dua tahun ayahnya meninggal, lalu ibunya menikah lagi kemudian meninggalkan Soni dan Marcel bersama bibinya. Padahal, sang bibi tengah menderita gangguan jiwa. Apalagi, sudah setahun terakhir ibunya tidak pernah datang menjenguk,” terang Wakidi, tetangga Marcel kepada kabar6.com, Rabu (4/1/2017).**Baca juga: Pemkab Tangerang Bakal Mutasi ASN Eselon II.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kata Wakidi, Marcel mendapatkan bantuan dari tetangga sekitar. “Ya, setiap hari warga sekitar memberikan makanan untuk Marcel, Soni, dan Desi,” ujarnya.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

Pantauan kabar6.com, kondisi rumah yang ditinggalinya pun jauh dari kata laik. Atap rumah terlihat hampir roboh dan kondisi dalam rumah nampak berantakan.(tia)




Dentuman Keras Tandai Longsor di SMPN 19 Tangsel

Kondisi SMP Negeri 19 Tangsel‎ pascalongsor.(cep)

Kabar6-Longsor yang melanda SMP Negeri 19, sedianya juga cukup mengagetkan warga di Kampung Ciater Rawamacek, RT 07 RW 03, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel)‎.

Pasalnya, saat material tanah disertai batu kali turab runtuh, juga disertai dengan suara dentuman keras.

Mereka tak menyangka, bila sumber suara itu berasal dari material tanah serta batu kali turab yang longsor dan menghancurkan empat ruang kelas SMPN 19.

‎Leo (46), warga sekitar mengungkapkan, longsor terjadi pada Rabu (4/1/2017) pukul 05.30 WIB pagi tadi. Saat itu, hujan deras sedang mengguyur wilayah tersebut.

Leo yang baru saja menunaikan shalat shubuh pun sempat merasakan adanya getaran permukaan tanah mirip gempa.

“Kedengar suara gubrak, kenceng banget. Mirip suara mobil tabrakan,” ungkapnya kepada wartawan ditemui di lokasi perkara, Rabu‎ (4/1/2017).

Leo jelaskan, dirinya yakin bila sumber suara berasal dari lokasi turab. Ia kemudian coba keluar rumah menilik ke lokasi. Ternyata tebakannya tak meleset.

Namun, ia mengira longsoran material tanah dan batu kali turab kondisinya tidak separah yang terjadi.‎ Longsor dipicu karena konstruksi turab tak mampu menahan besarnya tekanan beban tanah yang diguyur hujan lebat.**Baca juga: KIR Palsu Terkuak Lagi, Ini Kata Dishubkominfo Tangsel.

‎”Inimah udah dua kali longsor. Jadi kita enggak panik,” terang Leo.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

Menurutnya, tepat di atas median longsoran terdapat lima unit rumah warga sekitar. “Jarak rumah saya dengan tebing yang longsor cuma lima meter,” tambah Leo.(yud/cep)