1

Bah..! PNS di Kabupaten Tangerang Belum Gajian

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Tangerang mengeluhkan terkait keterlambatan penyaluran gaji pegawai.

Demikian curahan hati (curhat) salah seorang Sekertaris Dinas (Sekdis) di lingkup Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang enggan disebutkan namanya kepada kabar6.com, Rabu (4/1/2017).

“Memang pembayaran gaji bulan kemarin (Desember) telat. Sampai saat ini pun belum cair, mungkin ini dampak dari Satuan Organisasi Tata Kerja (SOTK) baru, tapi kami memakluminya dan tidak mempengaruhi kinerja,” ungkapnya sembari mewanti-wanti agar namanya tidak di publish.

Sementara itu di lain tempat, Kepala Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Tangerang, Yani Sutisna mengatakan, keterlambatan gaji merupakan hal wajar yang dialami aparatur negara. Terlebih saat ini tengah adanya SOTK baru.**Baca juga: Perubahan SOTK di Tangerang Tak Pengaruhi Kinerja ASN.

“Kalau masalah gaji menurut saya hal yang wajar saja mengingat ini juga sedang ada SOTK baru. Namun ditegaskan jangan sampai mengganggu kinerja pegawai,” tutupnya. (Shy)




Perbaikan Longsor di Ciater Dijanjikan Cepat Tertangani

Ruang kelas SMP Negeri 19 Tangsel rusak.(fbi)

Kabar6-Insiden tanah longsor yang terjadi di Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), secepatnya akan langsung ditangani.

Pekerjaan dilaksanakan setelah material tanah dan batu kali turab longsor menerjang ruang kelas SMP Negeri 19, hingga mengakibatkan rusak parah.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya (DBMSDA) Kota Tangsel, Retno Prawati, Rabu‎ (4/1/2017).

“Kita tangani kembali. Di sekolah yang rusak-rusak juga kita perbaiki juga,” katanya.**Baca juga: Pengerjaan Turap Dekat SMPN 19 Dinilai Sembrono.

Ia menerangkan, paket proyek turab tersebut  masih menjadi jaminan pelaksanaan selama 180 hari kerja. Pihaknya juga akan berkoordinasi terkait aset lahan sejumlah bangunan rumah dekat lokasi longsor.**Baca juga: KBM SMPN 19 Tangsel Diundur Sampai Senin.

Retno memastikan, semua bangunan rumah milik warga di Kampung Ciater  Kampung Ciater Rawamacek RT 07 RW 03, yang berdekatan dengan bibir turab akan dibebaskan. “Dimundurin sekitar lima meter,” terangnya.**Baca juga: Pejabat Cuma Mantau, Guru SMPN 19 Khawatirkan Longsor Susulan.

Terpisah, Ahmad Sutejo, pihak kontraktor pelaksana dari CV Inovasi Karya berjanji, mulai besok pekerjaan perbaikan turab sudah dilaksanakan. Menurutnya, kejadian longsor ‎di luar kendali pihaknya karena peristiwanya akibat faktor alam.**Baca juga: Turap di Belakang Satpas SIM Tangsel Juga Longsor.

“Saya bertanggungjawab penuh atas pekerjaan ini. Kontur tanahnya labil dan ada tanah padat ‎juga,” ujarnya.**Baca juga: Warga Korban Tanggul Jebol Tuding Respon Pemkot Tangsel Lambat.

Tejo menambahkan, lelang paket pekerjaan dilaksanakan pada Oktober 2016 lalu. Adapun perusahaannya diberikan mandat pekerjaan pembangunan turab ‎selama 60 hari kerja.(yud)




Edarkan Sabu, Polisi Sergap Karyawan Swasta di Curug

MYS yang diamankan Satnarkoba Polresta Tangerang.(agm)

Kabar6-MYS, seorang karyawan salah satu perusahaan swasta, diamankan petugas Satnarkoba Polresta Tangerang, Rabu (4/1/2017). 

MYS di sergap di rumahnya di Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, lantaran kedapatan mengedarkan narkoba jenis sabu.

Informasi yang dihimpun, saat ditangkap, pelaku kedapatan tengah berada dibawah pengaruh narkoba.

“Saat ditangkap tersangka sedang menggunakan narkoba. Kita temui enam paket kecil sabu di saku celananya dan disimpan dalam kotak permen warna hijau,” ujar Kasat Narkoba Polresta Tangerang, Kompol Sukardi, Rabu (4/1/2016).

Selanjutnya, pelaku beserta barang bukti enam paket sabu siap pakai diamankan ke Mapolesta Tangerang untuk proses hukum lebih lanjut.**Baca juga: Perubahan SOTK di Tangerang Tak Pengaruhi Kinerja ASN.

Polisi juga masih menelusuri penyulai barang haram tersebut termasuk kemungkinan adanya bandar besar yang beroperasi di wilayah Kota Serang.**Baca juga: Akses Buruk, Begini Harapan UPTD TPA Rawa Kucing.

Atas perbuatannya, pelaku terancam jeratan Pasal 112 Undang-undang Nomor 35 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman kurungan minimal lima tahun.‎(shy/agm)




Akses Buruk, Begini Harapan UPTD TPA Rawa Kucing

TPA Rawa Kucing di Kota Tangerang.(tia)

Kabar6-Ruas jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, dinilai masih buruk.

Pasalnya, di TPA yang setiap hari menampung sekitar 1.200 ton sampah itu, roda mobil pengangkut sampah sering amblas. Alhasil, antrean panjang mobil pengangkut sampah sering terjadi.

“Hal terpenting dalam melakukan pembuangan sampah yaitu akses. Saat ini kami hanya diberikan kurang lebih 150 balok beton, itupun dari pengajuan tahun 2014. Padahal, butuhkan lebih dari 500 balok beton,” ungkap Kepala Tata Usaha UPTD TPA Rawa Kucing, Masan, Rabu (4/1/2017).

Menurutnya, mobil pengangkut sampah tidak akan mampu berjalan di atas tumpukan sampah dan menurunkan muatan tanpa ada balok beton sebagai landasan.**Baca juga: Begini Kata Warga Bugel Soal “Penelantaran” Marcel dan Soni.

“Ya, perbaikan infrastrukur balok beton sebagai landasan sangat penting, agar kinerja kami dapat maksimal dan tidak ada lagi antrian mobil pengangkut sampah yang justru dapat memicu terjadinya tumpukan sampah di Kota Tangerang, karena terlambat diangkut,” ujarnya.**Baca juga: Ogah Dibawa ke RS, Bibi Marcel Mengamuk di Tangerang.

Terlebih lagi, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sedang gencar melakukan sosialisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Rawa Kucing.**Baca juga: Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”.

“Saya berharap permasalahan sampah ini dapat diutamakan dan pembangunan PLTSa juga dapat dibarengi dengan perbaikan infrastruktur,” pungkasnya.(tia)




Begini Kata Warga Bugel Soal “Penelantaran” Marcel dan Soni

Marcel dan bibinya, Desi, saat akan tim Dinsos Kota Tangerang.(tia)

Kabar6-Kasus dugaan penelantaran anak, Marcel dan Soni, kiranya bukan persoalan baru bagi warga di Bugel Mas Indah, Blok D2/15, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Pasalnya, kurang lebih setahun lalu, pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang sedianya sudah pernah menegur Mariska, karena tidak merawat Marcel dan Soni, hingga harus dirawat intensif di RS Arrahman, Kota Tangerang, karena mengalami gizi buruk.

“Ya, setahun lalu (2015-red) sudah mau ditangani oleh Dinsos, namun ibunya menolak dan berjanji akan mengurus Marcel,” ungkap Eri (30), salah satu tetangga Marcel yang sering mengurusnya kepada kabar6.com, Rabu (4/1/2017).

Namun, janji Mariska kala itu hanya bertahan sementara. Setelah dua bulan berlalu, Mariska yang sudah menikah lagi setelah ditinggal mati oleh suaminya, kembali tak memperdulikan Marcel dan Soni.

“Setelah buat perjanjian dengan Dinsos, Mariska dan suaminya memang rajin berkunjung menjenguk Marcel dan Soni. Tetapi, dua bulan kemudian, mereka sudah tidak pernah datang lagi untuk menemui kedua anaknya tersbeut,” ujar Eri.

Alhasil, jadilah Soni dan Marcel bertahan hidup bersama bibinya, Desi, yang menderita gangguan jiwa di rumah tersebut. Untuk makan sehari-hari, mereka berharap uluran tangan para tetangga.

Desi, bibi Marcel berontak saat dibawa ke RSUD Tangerang.(tia)

Hal ini pun diperkuat dengan pengakuan Soni. Ia sama sekali tidak mengetahui alasan kepergian ibunya. “Ibu tiba-tiba pergi dan enggak pernah kasih kabar,” ungkap Soni.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, setelah ayah Marcel meninggal dua tahun lalu, Mariska memutuskan untuk menikah kembali dan membawa pergi anak kedua dan ketiganya dari pernikahan dengan ayah Marcel.**Baca juga: Ogah Dibawa ke RS, Bibi Marcel Mengamuk di Tangerang.

Sementara, Soni yang merupakan anak sulung dan Marcel si anak bungsu dititipkan kepada Desi, adik dari Mariska, yang diketahui mengalami gangguan jiwa alias gila.**Baca juga: Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”.

Hingga berita ini disusun, Mariska masih belum bisa dikonfirmasi. Meski demikian, kabar6.com masih terus berupaya mendapatkan konfirmasi dari Mariska.(tia)




KBM SMPN 19 Tangsel Diundur Sampai Senin

Longsoran turap menimpa SMPN 19 Tangsel.(yud)

Kabar6-Akibat longsor yang menimpa SMP Negeri 19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah itu terpaksa diundur hingga Senin (9/1/2016) mendatang.

Kepala Tata Usaha SMPN 19 Kota Tangsel, Muhammad Nurdin mengatakan, bila sedianya jadwal masuk sekolah yang sedianya dijadwal hingga Kamis (5/1/2016) besok.

Akan tetapi, lantaran empat ruang kelas yang rusak parah akibat tertimpa longsor, KBM pun terpaksa diundur.

“Para siswa dijadwalkan masuk pada hari Senin (9/01/2017) mendatang. Mengingat ruang kelas belum juga diperbaiki,” ungkap Nurdin  menjelaskan, Rabu (4/1/2016).**Baca juga: Pejabat Cuma Mantau, Guru SMPN 19 Khawatirkan Longsor Susulan.

Sementara itu, pantauan kabar6.com dilokasi, terlihat sejumlah siswa mendatangi sekolahnya guna melihat secara dekat kelasnya yang longsor. Garis polisi pun masih terpasang di sekitar lokasi longsor.**Baca juga: Turap di Belakang Satpas SIM Tangsel Juga Longsor.

Seperti diketahui, bahwa sebanyak lima ruang kelas (sebelumnya ditulis empat ruang kelas) di SMPN 19 Kota Tangsel, rusak akibat tertimpa reruntuhan turap pembatas antara pemukiman warga dengan sekolah.**Baca juga: Pengerjaan Turap Dekat SMPN 19 Dinilai Sembrono.

Turap setinggi 20 meter tiba-tiba ambruk, saat hujan deras melanda sepanjang Rabu (4/1/2017) dini hari. Diduga, kurang kokohnya pondasi turap juga menjadi penyebab terjadinya longsor.(Fbi)

**Baca juga: Kasihan, Bocah di Tangerang Terpaksa Tinggal Bersama “Bibi Gila”.




Pejabat Cuma Mantau, Guru SMPN 19 Khawatirkan Longsor Susulan

Longsoran turap di SMPN 19 Tangsel.(Fbi)

Kabar6-Hingga Rabu (4/1/2017) Sore, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) belum juga memperbaiki empat ruang kelas SMPN 19 yang rusak akibat longsor.

Saat ini, sejumlah guru dan siswa dilanda kecemasan serta rasa was-was bakal terjadi longsor susulan. Terlebih cuaca saat ini cenderung mendung.**Baca juga: Besok, Pemborong Proyek Turab Roboh Dipanggil Polisi.

Kepala Tata Usaha SMPN 19 Kota Tangsel, Muhammad Nurdin mengatakan, bila hingga kini sejumlah pejabat hanya memantau dari dekat lokasinya ruang kelas yang terkena dampak longsor.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

“Dari pagi orang dinas hanya mantau saja. Belum ada penanganan serius,” ujar Nurdin.(fbi)

**Baca juga: Pengerjaan Turap Dekat SMPN 19 Dinilai Sembrono.




Turap di Belakang Satpas SIM Tangsel Juga Longsor

Turap di Kampung Jaletreng juga longsor.(cep)

Kabar6-Longsornya turap kiranya tak hanya terjadi di dekat SMPN 19 di Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saja.

Peristiwa serupa sedianya juga terjadi pada turap penyanggah tebing di belakang Kantor Satpas SIM Polres Tangsel, di Kampung Jaletreng, RT 03/03, Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong.

Menurut Oey Yohanes (37), warga Kampung Jaletreng mengatakan, ambruknya turap tersebut terjadi pada Rabu (4/1/2017), sekira pukul 05.00 WIB.

“Longsornya turap terjadi saat hujan deras. Persis di depan rumah saya,” ujar Oey.

Diketahui, turap pada tebing tersebut membatasi antara perkampungan warga dengan Satpas SIM Polres Tangsel.**Baca juga: Pengerjaan Turap Dekat SMPN 19 Dinilai Sembrono.

“Ketinggian longsornya bangunan turap tebing serta penyanggah sekitar sepuluh  meter. Longsor juga menimpa sebuah rumah kontrakan di lokasi,” ujarnya.**Baca juga: Besok, Pemborong Proyek Turab Roboh Dipanggil Polisi.

Akibat longsornya turap penyanggah tebing itu, sebuah rumah kontrakan milik Almarhum Winarsih, yang dihuni oleh Anto mengalami kerusakan pada bagian samping kiri belakang, dapur serta kamar mandi.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

Beruntung tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam peristiwa alam tersebut. “Saat ini kejadian longsor itu masih diselidiki polisi,” ujarnya.(yud/cep)




Pengerjaan Turap Dekat SMPN 19 Dinilai Sembrono

Turab yang longsor dan merusak SMPN 19 Tangsel.(yud)

Kabar6-Sejumlah guru yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah menduga, bila turap dekat tempatnya mengajar bakal longsor.

Kepala Tata Usaha SMPN 19 Kota Tangsel, Muhammad Nurdin mengatakan, saat pengerjaan pengecoran turab, dirinya sudah memberitahu kepada pekerja proyek agar tingkat kemiringan turab diperhatikan dan jangan terlalu tegak lurus.

“Waktu pengerjaan saya sudah kasih tahu kontaktor, namun enggak digubris sama dia dan terjadilah longsor seperti saat ini,” ungkap Nurdin menjelaskan, Rabu (4/1/2016).**Baca juga: Besok, Pemborong Proyek Turab Roboh Dipanggil Polisi.

Nurdin menambahkan, bila saat itu pihak kontraktor berdalih pengerjaan turab ini dilakukan secara mendetail dan tidak akan menimbulkan longsor ke sekolahnya.**Baca juga: SMPN 19 Tangsel Diterjang Longsor, Empat Kelas Rusak.

Sementara itu, pantauan kabar6.com di lokasi longsor, hingga kini belum ada pihak kontraktor yang membangun turab ditemui di lokasi longsor.(Fbi)




Delapan SKPD Pemprov Banten Siap Tempati Gedung Baru

Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.(ist)

Kabar6-Sebanyak delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dipastikan akan menempati gedung SKPD Terpadu. Pembangunan gedung ini telah selesai pada akhir 2016 lalu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Ranta Soeharta menjelaskan, ke delapan SKPD itu terdiri dari Biro Ekonomi dan Pembangunan, Biro Organisasi, Biro Pemerintahan, Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Dinas Koperasi dan UMKM.

“Ini makanya kita tinjau dulu kesiapan perpindahannya. Pas saya tinjau, ternyata sudah 90 persen siap ditempati dan tinggal nunggu dibenahi sedikit lagi,” kata Ranta kepada wartawan saat meninjau gedung SKPD Terpadu di KP3B, Kota Serang, Rabu (4/1/2016).

Ranta menambahkan, pengoperasian gedung tersebut nantinya sudah bisa digunakan ke delapan SKPD pada pertengahan Januari 2017.

“Karena ini kan ada SOTK baru, makanya kita tinjau agar segera pindah ke sini. Waktu itu pun saya pernah minta supaya hari ini bisa pindah, tapi dari DSAP nya masih minta 15 hari lagi untuk dipersiapkan,” ungkapnya.

Meskipun pembangunan gedung SKPD Terpadu ini sempat mengalami keterlambatan dan mangkrak, namun Ranta tetap optimis gedung tersebut bisa beropersi dalam waktu dekat.

“Supaya pegawai juga bisa langsung kerja,” tegasnya.

Ia juga menegaskan sudah memberikan intruksi kepada delapan SKPD yang akan menempati gedung tersebut, supaya bisa pindah secara bertahap memindahkan perlengkapan yang berada di kantor terdahulu.**Baca juga: Pelantikan Pejabat SOTK Baru Tunggu Plt Gubernur Banten.

“Meski nunggu 15 hari, saya sudah perintahkan untuk pindahkan dari sekarang secara bertahap,” ujarnya.(rif)