1

Ajaib, Ikan Ini Sempat Hidup 6 Bulan Meskipun Tubuhnya Tinggal Setengah

I-Half, ikan bertubuh setengah.(Daily Mail)
I-Half, ikan bertubuh setengah.(Daily Mail)
I-Half, ikan bertubuh setengah.(Daily Mail)

Kabar6-Banyak hal terjadi di dunia ini yang tidak bisa diterima nalar alias tidak masuk akal. Salah satu contohnya adalah seekor ikan yang meskipun tubuhnya hanya setengah, tetap hidup sebagaimana layaknya hewan air biasa.

Kisah berawal ketika seorang pria bernama Watchara Chote (36) secara tidak sengaja menemukan seekor ikan buntung alias berbadan setengah, di sebuah akuarium kios pasar.

Lantaran iba, pria asal Thailand membeli ikan malang tersebut. Dikutip dari Kejadian Aneh, ikan tersebut harus kehilangan sebagian tubuh, setelah sebelumnya melompat dari sebuah kolam empang, dan menghantam pinggiran batu hingga terbelah menjadi dua.

I-Half hidup di akuarium sebagaimana layaknya ikan normal.(Daily Mail)
I-Half hidup di akuarium sebagaimana layaknya ikan normal.(Daily Mail)

Ikan yang kemudian diberi nama I-Half, diberi makan oleh Chote dengan memasukkan umpan pelet satu per satu ke dalam mulutnya. Kehadiran I-Half itu membuat rumah Chote ramai dikunjungi orang setiap hari yang penasaran ingin melihat langsung ikan ajaib tersebut.

Sayang takdir berkata lain, tepat memasuki enam bulan sejak dipelihara oleh Chote, I-Half pun mati. Meskipun sedih, Chote sangat bangga dengan semangat ikan kesayangannya, yang tetap berjuang dan bertahan hidup. ** Baca juga: Ckckck…Muda & Berprestasi, Ini Enam Pria Muda Terkaya

Semangat hidup seekor ikan yang bisa menjadi panutan.(ilj/bbs)




Pahami Dulu Efek Negatif Sebelum Ajak Anak Nonton Film Horor

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Tidak sedikit anak yang ketakutan atau menolak ketika ditinggal tidur sendirian dalam kamar. Alhasil, mereka pun lebih memilih tidur bersama kedua orangtuanya.

Hal ini tentu saja tidak dapat dibiarkan terus menerus, terlebih semakin lama anak akan beranjak remaja. Bagaimana solusinya? Dikutip dari Aura, orangtua disarankan untuk menemani anak tidur, sekaligus memberi pengertian kepada mereka secara perlahan.

Biasanya setelah beberapa hari, anak akan menyadari ketakutan tersebut tidak terbukti dan berani untuk kembali tidur sendiri. Nah, agar perasaan takut tersebut tidak kembali mucul pada si anak, orangtua disarankan untuk menjauhkan buah hati mereka, terutama yang berusia di bawah enam tahun, agar tidak menonton sejenis film horor. ** Baca juga: Agar Terserap Maksimal, Ini Konsumsi Nasi yang Dibutuhkan dalam Sehari

Alasannya, pada usia tersebut, anak belum mampu membedakan realita dan imajinasi. Secara tidak langsung, tayangan horor bisa menimbulkan efek trauma kepada anak.(ilj/bbs)




Ini Dia Posisi Bercinta Favorit di Amerika & Eropa

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Pilihan posisi bercinta memang tergantung kesukaan atau favorit masing-masing pasangan. Menurut sebuah survei, beberapa posisi bercinta bisa lebih populer ketimbang posisi lainnya.

Survei yang dilakukan DrEd.com, sebuah layanan dokter daring (online), terhadap lebih dari dua ribu orang di Amerika Serikat dan Eropa soal posisi bercinta yang paling diminati, menunjukkan bahwa doggy style menduduki urutan pertama sebanyak 35 persen.

Doggy style, dilansir laman Refinery29, ternyata menempati urutan serupa pada 2015 silam. Selanjutnya, posisi kedua ditempati gaya misionaris yaitu sebanyak 22 persen. Posisi ketiga adalah cowgirl sebesar 19 persen.

Doggy style, dikutip Daily Women, tetap konstan di seluruh AS dan sebagian besar Eropa. Di Polandia, orang menyukai posisi seks menyendok (spooning). Sementara di Portugis dan Hungaria memilih posisi leg-up (kaki wanita ke atas).

Meskipun doggy style banyak dipilih, tidak sedikit juga orang yang mencoba posisi bercinta baru, seperti pasangan duduk di atas meja, sedangkan pasangan satunya berada di depan, keduanya saling berhadapan. Posisi lain adalah gaya bercinta berdiri, gaya 69, dan anal seks.

Disebutkan, hasil survei posisi bercinta itu berbeda-beda di tiap negara. Orang AS dan Inggris banyak mencoba variasi posisi bercinta berdiri, sedangkan orang Polandia lebih tertarik dengan gaya 69. ** Baca juga: Manfaat Dahsyat Berpelukan Usai Bercinta

Hasil survei juga menyebutkan, doggy style dan gaya misionaris merupakan posisi bercinta yang selalu menghasilkan seks ‘panas’. Bagaimana dengan Anda dan pasangan? (ilj/bbs)




KJPP : Ada “Mafia Tanah” di Proyek Lahan Runway 3 Soetta

Ketua KJPP Doli Siregar.(din)

Kabar6-Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), menyebut ada mafia tanah yang bermain dalam proyek pembebasan lahan runway III Bandara Soekarno- Hatta (Soetta).

Para mafia tanah itu, ditengarai sengaja memanfaatkan warga untuk menuntut harga tinggi atas lahan seluas 176 hektar di desa Rawa Rengas dan Rawa Burung, Kabupaten Tangerang, yang bakal dijadikan landasan pacu Bandara Internasional tersebut.

“Sudahlah, saya tahu dibelakang warga itu. Cukong itu, mereka mafia tanah,” ungkap Ketua KJPP, Doli Siregar, kepada Kabar6.com, usai menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah pihak terkait di gedung DPRD Kabupaten Tangerang, Selasa (14/3/2017).

Menurut Doli, pihaknya menuding para Cukong atau juragan tanah yang mengusai sebahagian besar lahan di dua desa tersebut, telah memperalat warga untuk melakukan aksi unjuk rasa menolak harga yang telah ditetapkan KJPP.

Tim penilai independen yang ditunjuk negara untuk memproses pekerjaan, memberikan estimasi nilai dan pendapat atas nilai ekonomis dari suatu objek penilaian pada saat tertentu, sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) ini, menemukan banyak kejanggalan saat turun ke lapangan guna mengumpulkan kebutuhan data, inspeksi atau survey lapangan.

“Tanah itu sudah milik Cukong, mereka yang memodali warga untuk demo. Warga hanya diperalat untuk kepentingan para mafia tanah,” katanya.

Doli menegaskan, warga pemilik tanah di kawasan tersebut, jumlah hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari.

Namun sebaliknya, pemilik bidang tanah yang sebenarnya lebih didominasi oleh para mafia tanah tersebut.

“Kasihan rakyat. Para mafia tanah itu yang menginginkan harga tinggi. Warga sudah jual tanahnya ke para Cukong itu, mereka sudah diikat dan disuruh tandatangan. Yang dapat duit banyak itu mafia tanah,” tandasnya.**Baca juga:BPMPTSP Tak Akan Keluarkan Izin Pembangunan Runway 3.

Tak hanya itu, kata Doli, oknum pejabat Angkasa Pura II juga, diduga turut berperan dalam proyek pembebasan lahan tersebut.**Baca juga:Polemik Lahan Runway 3, Kementerian BUMN Ingatkan Ada OTT.

Mereka, disinyalir berkomplot dengan para mafia tanah untuk kepentingan pribadinya. **Baca jug:PT AP II Sebut Besar Harga Lahan Runway 3 Sesuai Penilaian KJPP

“Ada juga oknum AP II yang ikut bermain, saya tahu semua kok,” pungkasnya.(Tim K6)




PT AP II Sebut Besar Harga Lahan Runway 3 Sesuai Penilaian KJPP

Bandara Soetta, Tangerang.(bbs)

Kabar6-PT Angkasa Pura II (AP II), mengaku telah mendengar informasi tentang adanya penyampaian aspirasi oleh warga disekitar lokasi pembebasan lahan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang.

Kepala Bagian Humas PT AP II, Agus Hariadi mengatakan, informasi tentang demonstrasi warga yang menolak harga dalam pembebasan lahan untuk pembangunan landasan pacu atau runway III Bandara Soetta, terjadi di dua titik, diantaranya di halaman kantor DPRD Kabupaten Tangerang dan di pintu masuk M1.

“Iya, kami dengar ada demo di DPRD Kabupaten Tangerang dan di pintu masuk jalan M1,” ungkap Agus Hariadi, kepada Kabar6.com, Selasa (14/3/2017) petang.

Agus menjelaskan, aksi unjuk rasa ini dipicu karena adanya ketidaksepakatan warga atas harga pembayaran ganti rugi lahan yang berlokasi di dua desa, yakni desa Rawa Burung dan Rawa Rengas.

“Informasi yang kami terima, penyampaian aspirasi tersebut disebabkan tidak adanya kesepakatan pembayaran di sebahagian masyarakat, sementara sebagian lagi sudah ada yang menerima,” katanya.

Agus menerangkan, PTAP II selaku pengelola Bandara Soetta, sudah menggunakan tim appraisal atau penilai, untuk melakukan pembayaran terhadap pembebasan lahan tersebut.

Tim appraisal yang ditunjuk negara itu berasal dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang dipimpin Doli Siregar.

“PT AP II, telah menggunakan tim appraisal dari KJPP Doli Siregar, untuk memproses pembebasan lahan runaway III ini. Besarnya pembayaran, sesuai dengan penilaian dari KJPP tentunya,” terangnya.

Ditambahkan Agus, pihaknya menjamin bahwa informasi tentang adanya permainan harga dalam proyek pembebasan lahan yang diduga dilakukan oleh oknum- oknum tertentu, tidak akan pernah terjadi.

Jika benar ada ada oknum yang terlibat, maka dia berharap agar pelakunya segera diungkap.

“Kami belum mendengar adanya oknum-oknum yang bermain masalah harga terkait pembebasan lahan tersebut. Justru kami berharap untuk diungkap jika ada oknum dari kami yang berani bermain dalam hal tersebut,” katanya.

Tak hanya menggunakan tim appraisal dari KJPP Doli Siregar, kata Agus, proses pembebasan lahan ini juga melibatkan pejabat kantor Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/ BPN) Kabupaten dan Kota Tangerang.**Baca juga: Polemik Lahan Runway 3, Kementerian BUMN Ingatkan Ada OTT.

“Untuk tanah yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang, tentu saja melibatkan BPN di kabupaten, sementara untuk yang di Kota Tangerang yang bertanggungjawab itu BPN kota,” tuturnya.**Baca juga: BPMPTSP tak Akan Keluarkan Izin Pembangunan Runway.

Diberitakan sebelumnya, sengketa harga lahan untuk pembangunan runway Bandara Soetta, terus menggelinding.**Baca juga: Blokir Akses M1, Begini Tuntutan Warga Rawa Rengas.

Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), selaku tim independen yang ditunjuk negara untuk menangani penetapan harga lahan, membongkar bahwa ada dugaan para mafia tanah atau Cukong dan oknum pejabat PT AP II bermain dalam proyek pembebasan lahan tersebut.**Baca juga:Warga Rawa Burung Ancam Blokir Akses Bandara Soetta.,

Para mafia tanah yang ditengarai mengusasi sebagahian besar lahan yang bakal dibangun landasan pacu atau runway Bandara Soetta ini, diduga memanfaatkan warga untuk melakukan aksi unjuk rasa guna menolak harga yang ditetapkan KJPP tersebut.(Tim K6)




Polemik Lahan Runway 3, Kementerian BUMN Ingatkan Ada OTT

Grand Design soekarno Hatta Airport.(Foto: Pusat Informasi Studi Luar Negeri)

Kabar6-Kementrian BUMN, terkesan “buang badan” dan enggan dilibatkan dalam polemik soal harga proyek pembebasan lahan untuk landasan pacu atau runway 3 Bandara Soekarno-Hatta (soetta).

Humas Kementrian BUMN, Teddy Poernama mengatakan, persoalan pembebasan lahan di Bandara Soetta, bukan kewenangan mereka, melainkan urusan para Direksi di PT Angkasa Pura II (AP II).

“Untuk hal itu, mohon maaf saya tidak berkompeten untuk memberikan jawabannya. Yang berkompeten menjawab masalah itu adalah Direksi dari PT AP II,” ungkap Teddy, kepada Kabar6.com, saat dihubungi melalui telepon selulernya, pada Selasa (14/3/2017).

Ditanya, adanya indikasi permainan harga yang dilakukan sejumlah oknum, terkait pembebasan lahan seluas 176 hektar di dua desa, yakni desa Rawa Burung dan Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, dia mengingatkan akan adanya hukuman Operasi Tangkap Tangan (OTT).

“Silakan saja apabila ada yang masih berani nakal, resikonya ditanggung sendiri,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sengketa harga lahan untuk pembangunan runway Bandara Soetta, terus menggelinding.**Baca juga: Blokir Akses M1, Begini Tuntutan Warga Rawa Rengas.

Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), selaku Tim Independen yang ditunjuk negara untuk menangani penetapan harga lahan, mengendusa adanya indikasi para mafia tanah atau Cukong dan oknum pejabat PT AP II bermain dalam proyek pembebasan lahan tersebut.**Baca juga:BPMPTSP tak Akan Keluarkan Izin Pembangunan Runway.

Para mafia tanah yang ditengarai mengusasi sebagahian besar lahan yang bakal dibangun landasan pacu atau runway Bandara Soetta ini, diduga memanfaatkan warga untuk melakukan aksi unjuk rasa guna menolak harga yang ditetapkan KJPP tersebut.(Tim K6)




Begini Cara Pasutri di Cilegon Raup Puluhan Juta Per Bulan Dari Limbah Busa

PEngolahan limbah busa menjadi kasur lantai.(sus)

Kabar6-Berawal dari kesulitan mendapatkan modal untuk berdagang, pasangan suami istri di Kampung Palas, Kelurahan Bendungan, Kota Cilegon kini sukses mengembangkan usaha berbahan baku limbah busa spring bed. Tak tanggung-tanggung, keuntungan yang diraup mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Di sebuah rumah dua lantai yang sederhana, pasangan Dewi dan Hasan ini sukses menjalankannya usaha produksi bantal dan kasur lantai yang dimulai sejak 17 tahun lalu.

Hasil produksi rumahan tersebut, bahkan telah dipasarkan ke sejumlah wilayah di Banten bahkan sampai ke Medan dan Palembang.

Sang pemilik usaha, Dewi menuturkan, usahanya berawal dari kesulitan orangtuanya mendapatkan barang dagangan lantaran tidak memiliki modal yang cukup.

Bersama suaminya, pada tahun 1998 silam Dewi mulai melihat peluang usaha pembuatan bantal sofa yang saat itu cukup diminati.

Bermodalkan uang Rp900.000, pasangan tersebut nekat memulai produksi. Namun mereka tak kunjung mendapatkan untung karena hanya memproduksi dalam skala kecil.

Pasangan suami istri ini pun nekat dengan membeli bahan baku secara besar-besaran yang didapat dari limbah busa spring bed salah satu pabrik di wilayah Tangerang.

Dari situlah usahanya kian berkembang, dan merambat pada produksi kasur lantai.

“Awalnya pengen bantu orangtua nyediain barang dagangan. Tapi ahirnya kami tertarik produksi dalam jumlah banyak,” kata Dewi ditemui di rumahnya, Selasa (14/3/17).

Ibu empat anak ini mengaku tak menyangka kasur lantai yang diproduksi dari limbah busa hasil produksinya mendapat respon bagus dari konsumen di pasaran. “Kita bahan bakunya limbah busa ada dari pabrik. Tapi untuk luaran kulitnya kita baru semua,” ujarnya.

Setiap bulan, Dewi mengaku bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Tak hanya itu, ia juga bisa mempekerjakan saudara-saudaranya yang berjumlah kurang lebih lima belas orang ini.**Baca juga:Wow, Sampah di Pantai Mabak Capai 5 Ton.

Dalam satu bulan, usaha rumahan ini mampu memproduksi sedikitnya 170 kasur lantai. Dewi juga mulai memproduksi sajadah hingga spring bed untuk kebutuhan hotel dan service sofa.**Baca juga:Polres Cilegon Tembak Mati Begal Bersenjata Api.

“Satu kasur lantai kan kita jual dengan harga Rp250.000 dan untuk sajadah kita jual Rp125.000 sampai Rp 175.000. Kalau spring bed ada yang Rp2 juta sampai Rp8 juta, menyesuaikan pesanan saja,” ujarnya.(sus)




Polres Cilegon Tembak Mati Begal Bersenjata Api

Begal yang ditembak mati Polres Cilegon.(sus)

Kabar6-Petualangan jahat dua pelaku begal bersenjata api asal Lampung, masing-masing berinisial  K dan MRT akhirnya usai.

Keduanya disergap petugas Satreskrim Polres Cilegon. Satu diantaranya terpaksa ditembak mati karena berupaya melawan dan kabur saat disergap.

Kasatreskrim Polres Cilegon, AKP Ridzky Salatun mengungkapkan, kedua pelaku dibekuk saat akan melakukan transaksi hasil kejahatan di kawasan Jalan Lingkar Selatan (JLS), Kota Cilegon.

“Keduanya sudah lama menjadi target operasi kami, karena dicurigai kerap melakukan pembegalan sepeda motor di sejumlah wilayah di Banten,” ujar Ridzky Salatun.

Disebutkannya, bila identitas dan gerak-gerik kedua pelaku terkuak setelah petugas berhasil meringkus pelaku sebelumnya. Hingga saat K dan MRT akan melakukan penjualan motor hasil curian kemudian kami sergap.

“Di saat penyergapan berlangsung terjadi perlawanan oleh pelaku, petugas terpaksa menembak pelaku,” kata Ridzky, Selasa (14/3/2017).

Dalam penyergapan ini, satu dari dua pelaku tewas ditempat setelah ditembak di bagian dada lantaran berusaha melawan petugas menggunakan senjata api jenis pistol. Sementara, satu pelaku lainnya juga dihadiahi timah panas di paha kanan.

“Kita terpaksa lumpuhkan karena membahayakan keselamatan anggota,” tambahnya.**Baca juga:Wow, Sampah di Pantai Mabak Capai 5 Ton.

Dari penangkapan itu, polisi mengamankan satu unit pistol rakitan kaliber sembilan, satu unit motor merk Honda Beat bernomor polisi A 3332 WT dan dompet pelaku. **Baca juga:Bank Banten Kembangkan Kredit Komersial.

Sementara pelaku MRT yang masih selamat dan jasad pelaku yang tewas di lokasi dibawa ke rumah sakit Krakatau Medika Cilegon.(sus)




Bank Banten Kembangkan Kredit Komersial

Kabar6- PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) kini sedang mengembangkan kredit dari UMKM ke komersial, agar target pertumbuhan kredit di 2017 lebih baik dibandingkan 2016. 

Plt. Direktur Utama Bank Banten,Lungguk Gultom selain sektor konsumer pada tahun ini, bank menargetkan bisa meningkatkan kredit dari sektor komersial. “Untuk itu, hari ini kami menggandeng Waskita Karya (WIKA) untuk penyaluran kredit komersial,” ujar Lungguk lewat keterangan tertulis, Selasa (14/3).

Jumlah kredit komersial yang disalurkan bank banten ke WIKA adalah sebesar Rp 100 miliar. Nantinya kredit ini akan digunakan sebagai modal kerja WIKA.

Sebagai gambaran, sampai Februari 2017, Bank Banten sudah menyalurkan kredit di sektor komersial Rp 206 miliar atau 6,2% dari total kredit bank Banten. Sampai Februari 2017, total kredit yang disalurkan Bank Banten tercatat Rp 3,3 triliun.(r)




Ekspor Ayam Olahan ke PNG

Kabar6-PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. melakukan ekspor perdana produk ayam olahan ke Papua Nugini (PNG) sebanyak satu kontainer atau 6 ton senilai US$ 40.000. Pelepasan ekspor ini dilakukan di pabrik Charoen Pokphand yang ada di Cikande, Serang, Senin (13/3).

Direktur Utama Charoen Pokphand, T Hadi Gunawan mengatakan, aksi korporasi mengekspor ini baru dilakukan lagi sejak 14 tahun lalu, tepatnya tahun 2003, dikarenakan adanya larangan sejak maraknya flu burung di Indonesia.

“Saat ini kami kembali bisa mengekspor ayam olahan sejak ada larangan 13 tahun lalu. Ekpor kami mulai sedikit dulu ke Papua Nugini. Tidak menutup kemungkinan ekspor juga akan dilakukan ke negara-negara di Asia lainnya dan Timur Tengah, serta Eropa,” ungkap Hadi di sela acara pelepasan ekspor perdana, melalui keterangan resminya.

Hadi mengaku lega karena sejak maraknya flu burung di Indonesia pada tahun 2003 yang lalu, Indonesia mengalami kesulitan dalam melakukan langkah ekspor olahan ayam.

“Kita menunggu sangat lama sekitar 14 tahun dan sekarang baru ada kesempatan langkah ekspor kembali. Kami yakin akan bisa merambah pasar internasional,” imbuhnya.

Dia menambahkan Pemerintah Jepang juga telah memberikan sinyal kepada usaha pengolahan daging ayam di Indonesia untuk merealisasikan ekspor daging ayam olahan ke negeri Sakura.

“Kendati demikian, ada sejumlah persyaratan yang harus dilalui mengingat Indonesia masih belum bebas penyakit AI (Avian Influenza) atau flu burung,” pungkas Hadi.

Direktur Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjar Sumping menambahkan, Charoen Pokphand telah memperoleh Sertifikasi NKV (Nomor Kontrol Veteriner) sebagai bentuk penjaminan pemerintah terhadap keamanan produk hewan. Sertifikasi NKV ini menjadi suatu keharusan bagi setiap unit usaha yang akan mengekspor produk hewan.

Staff Ahli Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Menteri Pertanian, Mat Syukur menjelaskan, Sertifikasi NKV merupakan upaya pemerintah dalam memberikan jaminan persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan keamanan pangan, baik dalam aspek higiene-sanitasi pada unit usaha produk asal hewan. Sertifikat Veteriner diterbitkan dalam bentuk Veterinary Certificate, Sanitary Certificate, dan Health Certificate yang diterbitkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Cq Kesehatan Masyarakat Veteriner,” jelas Mat Syukur.

Mat Syukur menambahkan, ayam yang akan dipotong dan diolah Charoen Pokphan berasal dari peternakan ayam yang telah menerapkan prinsip-prinsip animal welfare dan sistem kompartemen bebas AI, sehingga Kementan melalui Dijen PKH telah mengeluarkan sertifikat kompartemen bebas AI.

“Untuk daging ayam olahan, kita juga sedang mengupayakan dan mendorong agar beberapa unit usaha pengolahan daging ayam yang memperoleh persetujuan dari pemerintah Jepang agar segera merealisasikan,” imbuhnya.

Adapun unit usaha ayam olahan yang sudah mendapat sinyal dari Jepang antara lain PT Malindo Food Delight Plant Bekasi, PT So Good Food Plant Cikupa, PT Charoen Pokphand Plant Serang, dan PT Bellfood Plant Gunung Putri.

“Untuk daging ayam olahan kita sedang mengupayakan agar beberapa unit usaha dapat kembali memperoleh persetujuan dari Pemerintah Jepang dan segera merealisasikan ekspor daging ayam olahan ke Jepang. Sedangkan untuk susu cair, Indonesia saat ini sudah siap untuk mengekspor ke Myanmar,” katanya.

Tim auditor dari Kementerian Pertanian Jepang telah datang ke Indonesia pada 5 Februari kemarin untuk melakukan audit surveilans terhadap keempat unit usaha yang telah disetujui tersebut. Ekspor akan dilakukan dalam bentuk daging ayam olahan yang telah melalui proses pemanasan dengan suhu lebih dari 70 derajat Celcius, selama lebih dari satu menit.

Sebagai informasi, sesuai protokol kesehatan hewan antara Kementerian Pertanian Indonesia dan Kementerian Pertanian Jepang, setiap unit usaha yang telah disetujui oleh Pemerintah Jepang harus dilakukan audit ulang (surveilans) setiap dua tahun sekali. Surveilans bertujuan untuk memastikan standar keamanan pangan yang dipersyaratkan oleh pemerintah Jepang dapat terus terpenuhi.(bc/z)