1

Ngurus PPDB, Posko Disdukcapil Tangsel Diserbu Warga

Posko Disdukcapil.(yud)

Kabar6-‎Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP yang menerapkan sistem zonasi mewajibkan setiap calon murid menyantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Akibatnya banyak orangtua/wali murid di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berbondong-bondong datang mengurus Kartu Keluarga terbaru.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat telah membuka posko pelayanan hingga malam hari. Warga mencoba perbarui KK‎ untuk kelengkapan berkas persyaratan PPDB.**Baca Juga: Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

“Sejak dua hari buka ada sebanyak 500-an orang ‎datang ke posko pelayanan kami,” kata Kepala Disdukcapil Kota Tangsel, Toto Sudarto di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kamis (6/7/2017).

Dijelaskan, petugas posko pelayanan membantu warga yang ingin mengecek NIK ataupun penginputan data. Hasil verivikasi data terdeteksi banyak orangtua/wali murid yang belum memperbarui NIK sehingga tidak tercantum dalam KK‎.

Toto mengakui masih banyak warga yang terkesan menyepelekan NIK. Mereka baru datang berbondong-bondong melakukan perbaikan saat mendesak dibutuhkan‎.

“Sedangkan data itu harus diperbaiki ketika ada perubahan. Tapi petugas kami tetap akan melayani meskipun sampai malam seperti sekarang ini,” terangnya.(yud)




Safroni dan Rustandi Dikeroyok 4 Orang di Kemiri

Korban pengeroyokan. (shy)

Kabar6-Sufroni (45) dan Rustadi (30) ditemukan bersimbah darah di area persawahan Desa Kelebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang setelah dikeroyok oleh orang tak dikenal (OTK).

 

Kapolresta Tangerang, AKBP M. Sabilul Alif mengatakan, kedua pria tersebut dikeroyok oleh 4 orang tak dikenal yang menggunakan sepeda motor.**Baca Juga: Ditemukan 2 Pria Bersimbah Darah di Kemiri

 

“Jadi, Sufroni ini pergi kerumah sang kekasih ditemani dengan rekannya Rustadi, untuk merencanakan pernikahan. Setelah merencanakan pernikahan, kedua korban ini pamit pulang dan dipertengahan jalan, kedua pria ini langsung di keroyok oleh empat orang pria yang menggunakan sepeda motor,” ungkapnya saat ditemui di Mapolresta Tangerang, Kamis (6/7/2017).

 

Sabilul mengatakan, sampai saat ini anggotanya masih melakukan penyelidikan terkait pengeroyokan yang dilakukan oleh para OTK tersebut.**Baca Juga: Dua Pria Bersimbah Darah Ternyata Sufroni dan Rustadi

 

“Masih diselidiki, untuk motif pun diduga asmara ataupun tidak, masih ditindak lanjut,” ujarnya.

 

Diketahui, Sufroni tewas dengan luka tusuk dibagian dada sedangkan, Rustadi dalam kondisi kritis dengan luka tusuk dibagian punggung. (Shy)




Kecelakaan Lalulintas di Bulan Ramadan 2017 Menurun

Lalulintas di Jalur Arteri, Jalan Raya Serang, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.(shy)

Kabar6-Kejadian kecelakaan lalulintas selama Operasi Ramadaniyah 2017 yang digelar sejak H-7 hingga H+7 di wilayah hukum Polresta Tangerang mengalami menurunan.

Dari data yang dihimpun melalui Satlantas Polresta Tangerang, selama Bulan Ramadan 2017 sebanyak 13 kejadian laka lantas dengan 28 korban.

“Jumlahnya mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Untuk saat ini yang mengalami luka ringan sebanyak 13 jiwa, luka berat 14 orang dan yang meninggal dunia satu orang,” ungkap Kanit Laka Lantas, Iptu Kresna Ajie Pangestu, Kamis (5/7/2017).**Baca Juga: Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

Kresna pun menjelaskan, kecelakaan lalulintas tersebut mayoritas terjadi bukan pada jalur mudik.

“Mayoritas laka lantas ini terjadi di kawasan Cisoka, bukan di jalur pemudik. Ada beberapa yang memang terjadi di jalur mudik namun, korbannya mengalami luka ringan saja,” ujarnya.

Sementara itu, untuk jumlah kejadian laka lantas selama bulan Ramadan sebanyak 27 dengan jumlah korban luka berat sebanyak 19, luka ringan sembilan dan korban meninggal dunia sebanyak sembilan jiwa. (Shy)




Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

Kisruh PPDB di Tangsel. (yud)

Kabar6-Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang menanggapi adanya keluhan masyarakat terkait, permendikbud terkait penerimaan siswa baru yang memprioritaskan zona terdekat sekolah.

“Ya, keluhan masyarakat itu lantaran di Kabupaten Tangerang ini masih sedikit sekolah yang berstatus negeri padahal, minta para orang tua untuk menyekolahkan anaknya lebih pada sekolah negeri dibanding swasta,” ungkap Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama, Fahrudin, Kamis (6/7/2017).

Pihaknya, pun sampai saat ini belum menemukan solusi akan keluhan masyarakat tersebut.**Baca Juga: Pengamat Pendidikan: Sistem Zonasi Rugikan Ortu Murid

“Untuk solusinya kami juga belum bisa berikan kepada masyarakat. Mengingat, aturan itu sudah harus diikuti. Kalau tidak diikuti daerah maka kami akan kena sanksi seperti teguran dan pembebasan tugas. Namun, paling tidak pada Pemerintah Daerah terkait ada penambahan sekolah negeri di sejumlah kawasan yang masih kekurangan sekolah,” terangnya.

Untuk diketahui, aturan tersebut terdapat pada Pemendikbud No. 7 tahun 2017 tentang PPDB yang memprioritaskan zona terdekat sekolah dengan jumlah kuota terbanyak dibanding zona prestasi dan luar zonasi. (Shy)




Wanita Ini Tertangkap Bawa Senpi di Bandara Soetta

Barang bukti senpi. (tia)

Kabar6-Kepolisian Polresta Bandara Soekarno Hatta (Soetta) berhasil mengamankan seorang wanita berinisial SPT (46) yang kedapatan membawa Senjata Api (Senpi) pabrikan tanpa surat kepemilikan di Terminal 3 Bandara Soetta.

Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Pol Arif Rachman mengatakan pelaku diamankan saat hendak melakukan penerbangan menuju Lombok pada Sabtu (24/6/2017) lalu.

“Modusnya, senpi tersebut dibungkus dalam kertas aluminium foil lalu dimasukkan dalam tas jinjing untuk mengelabui petugas di bandara,” ujar Arif saat melakukan gelar perkara di Mapolresta Bandara Soetta, Kamis (6/7/2017).**Baca Juga: Wow, AFR Simpan Belasan Ribu Ekstasi di 2 Apartemen

Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan Senpi dengan merek Astra Mod Falcon kalibre 7,65 mm beserta satu buah magasin yang dimasukan ke dalam holdster berikut 21 butir amunisi.

Dari keterangan pelaku, ia mendapatkan titipan tas tersebut dari seorang rekannya berinisial J tanpa membuka terlebih dahulu isi dalam tas tersebut.

“Ya pelaku mengaku itu bukan miliknya. Tapi bagaimana pun juga senpi tersebut terbukti ada dalam penguasaannya sehingga pelaku tetap dikenakan pidana,” imbuhnya.

Atas perbuatannya, pelaku diancam dengan pasal 1 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 tahun 1951dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau maksimal 20 tahun penjara. (tia)




Dua Pria Bersimbah Darah Ternyata Sufroni dan Rustadi

Kedua korban, satu tewas satu lagi kritis.(foto:ist)

Kabar6-Dua pria bersimbah darah yang ditemukan tergeletak di area persawahan Desa Kelebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang merupakan warga Kabupaten Tangerang.

Kedua pria tersebut bernama Sufroni (42) warga Desa Kedaung Barat, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang dan Rustadi (30) Desa Kedaung Baru, Kabupaten Tangerang.

“Identitasnya sudah kita temukan dan saat ini masih di RSU,” ujar Kapolsek Mauk, AKP Ponzi, Kamis (6/7/2017).**baca juga:Ditemukan 2 Pria Bersimbah Darah di Kemiri.

Diketahui, satu diantara korban yang meninggal dunia yakni, Sufroni dengan luka tusuk dan retak bagian kepala. Sedangkan, rekannya Rustadi saat ini dalam kondisi kritis dengan luka tusuk dibagian punggung. (Shy)

 

 

 

 

 




Wow, AFR Simpan Belasan Ribu Ekstasi di 2 Apartemen

Tersangka ekstasi. (tia)

Kabar6-AFR, pelaku utama dalam jaringan narkotika ternyata menyimpan belasan ribu butir narkotika jenis ekstasi dan juga sabu di dua apartemen terpisah miliknya.

Kapolresta Bandara Soekarno Hatta, Kombes Pol Arif Rachman mengatakan saat penangkapan AFR di Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta pada Jumat (30/7/2017) lalu tidak membawa barang bukti narkotika.

“Ya, saat itu pelaku memang tidak membawa barang bukti narkotika. Namun, di tas miliknya kami menemukan kunci apartemen di Jakarta Utara yang diduga menjadi gudang narkotika. Ini motif baru dalam menyembunyikan narkotika,” ujar Arif saat menghadiri press conference di Mapolresta Bandara Soekarno Hatta, Kamis (6/7/2017).

Saat diselidiki menuju Apartemen Grand Emerald di Jakarta Utara, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa enam bungkus sabu dengan total berat 4.843 kilogram.**Baca Juga: Ribuan Ekstasi dan Happy Fine Ditangkap[ di Bandara Soetta

“Dari situ kami kembangkan lagi, ternyata pelaku memiliki apartemen lain di Sunter Parkview. Disana kami juga mendapati narkotika jenis ekstasi dengan total 16.400 butir di dalam tas,” jelasnya.

Tak hanya berakhir di kedua apartemen tersebut, keesokannya, yakni Sabtu (1/7/3017) polisi kembali melakukan pengembangan kasus dan didapat 753 butir ekstasi di kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

“Total ada 4,834 kilogram sabu dan 17.153 butir ekstasi berbagai macam jenis, diantaranya ada hppy five sebanyak 2940 butir yang berhasil kami amankan,” tutupnya. (tia)




Pengamat Pendidikan: Sistem Zonasi Rugikan Ortu Murid

Pengamat Pendidikan, Eny Suhaeni.(foto:K6) 

Kabar6-Penerapan sistem zonasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17/2017, Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), menuai kritik dari berbagai pihak.

Sistem zonasi ini dianggap sangat membingungkan, sekaligus merugikan orang tua murid maupun pihak sekolah, karena dalam pelaksanaannya lebih memprioritaskan zona wilayah terdekat sekolah dengan kuota cukup tinggi.

Sehingga, calon siswa yang berdomisili di zona kuning dan merah, dimana wilayahnya berada di perbatasan atau jauh dari lokasi sekolah terancam jadi tumbal, serta tipis kemungkinan untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah negeri.

Pengamat Pendidikan, Eny Suhaeni mengatakan, pihaknya menilai Permendikbud yang diberlakukan pemerintah untuk PPDB ini, seperinya agak kurang dikaji secara matang.

Sedianya, mungkin penerapan regulasi itu bertujuan untuk menampung peserta didik yang berdekatan dengan lokasi sekolah, namun realisasinya di lapangan ditemukan banyak bertabrakan.

“Kalau kayak gini, orang tua murid dan pihak sekolah yang jadi tumbal. Oleh karenanya, kami minta Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, agar segera menganulir regulasi itu dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dan membuat Surat Edaran ke sekolah- sekolah,” ungkap Mantan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang ini, kepada Kabar6.com, Kamis (6/7/2017).

Dikemukakan Eny, banyak gedung sekolah yang notabenenya tiap kecamatan ada, namun belum sanggup menampung peserta didik sesuai dengan kriteria standar pendidikan.

Hal ini, bertolak belakang dengan regulasi yang diterapkan saat ini. Selain itu, sistem zonasi ini cenderung mengabaikan kompetisi baik antar sekolah maupun olpeserta didik.

“Artinya, tidak banyak lahir peserta didik dari zonasi yang bersangkutan yang memiliki daya saing dalam prestasi. Jika demikian, maka yang terjadi adalah sekolah hanya sekedar menampung seadanya saja, tidak lebih dari itu, adapun menyeleksi sesuai great nilai,” ujarnya.

Lebih lanjut Eny menegaskan, di setiap wilayah pasti berbeda karakter penduduknya, bisa jadi ada sekolah yang kekurangan murid karena jumlah usia peserta didik berkurang, dan sebaliknya ada zona yang kelebihan daya tampung.

Untuk itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Tangerang, agar segera mengambil langkah cepat dalam menangani masalah ini sebelum banyak korban yang menjadi tumbal dari regulasi tersebut.

“Enggak usah kaku, fleksibel saja. Saran saya,

yang bagus adalah kembali ke sistem lama dengan pola pembagian prosentase. Sistem yang digunakan saat ini hanya bohong belaka,” tandas Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Kabupaten Tangerang ini.(Tim K6)




Ditemukan 2 Pria Bersimbah Darah di Kemiri

Kedua korban tanpa identitas yang tewas bersimbah darah.(foto:ist)

Kabar6-Dua pria tanpa identitas ditemukan bersimbah darah di area persawahan, Desa Kelebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Kamis (6/7/2017).

Diketahui, satu dari dua pria dengan kisaran umur 30 tahun tersebut tewas dengan luka di bagian kepala.

Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Gunarko membenarkan adanya hal tersebut.”Betul, sampai saat ini masih dalam penyelidikan di jajaran Polsek,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Mauk AKP Ponzi mengatakan, kedua korban pertama kali ditemukan oleh warga yang melintas di area persawahan tersebut.

“Pertama kali ditemukan oleh warga. Saat itu pula, warga beserta anggota langsung membawa korban ke RSU Tangerang,” ungkapnya.

Diduga, hal peristiwa ini dipicu akibat kisah cinta segitiga.

“Saat ini tim masih melakukan penyelidikan apa korban tewas akibat kecemburuan karena kisah cinta segitiga atau seperti apa,” ujar Ponzi.

Sejauh ini, pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta, memeriksa saksi-saksi.

“Kita masih oleh TKP dan tunggu hasil dari RSU Tangerang. Kita pun tengah memeriksa lima saksi untuk penyelidikan lebih lanjut,” tutupnya. (Shy)

 

 




China Airlines ‘Ngebul’ di Bandara Soetta Penumpang tak Dievakuasi

Pesawat milik China Airlines mesinnya mengeluarkan asap.(foto:tia)

Kabar6-Sebanyak 165 penumpang dan 17 crew pesawat jenis Boeing 777 -300 AR milik China Airlines CI 762 tidak dievakuasi saat terjadi kepulan asap dari mesin pesawat tersebut.

“Ya, mereka tidak dievakuasi keluar pesawat sampai proses clearance,” ujar Security, Rescue & Fire Fighting Senior Manager Bandara Soekarno Hatta, Tommy Hadi Bawono, Kamis (6/7/2017).

Tommu menjelaskan, pesawat tersebut mengeluarkan asap tebal dari mesin saat persiapan boarding di parking stand Bandara Soekarno Hatta.

“Saat bersiap untuk boarding, tiba-tiba bagian mesin belakang pesawat mengeluarkan asap, namun tidak ada percikan api dari mesin tersebut,” imbuhnya.

Akibat dari insiden tersebut, pesawat yang dengan rute Jakarta – Taipei tersebut menunda keberangkatan untuk dilakukan pengecekan kembali oleh teknisi.

“Pemadam sudah diterjunkan, tapi tidak sempat melakukan pemadaman karena asap menghilang dengan sendirinya dan tidak terdapat percikan api,” pungkasnya. (tia)