1

Peneliti Senior Sebut Laboratorium Virus di Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan

Kabar6-Sebuah fakta baru yang membuat masyarakat dunia tercengang akhirnya terungkap. Hal ini terkait pengakuan seorang peneliti senior di Institut Virologi Wuhan, Tiongkok.

Peneliti senior itu membongkar soal ancaman virus corona terhadap manusia. Seorang virologis utama bersama timnya di Institut Virologi Wuhan, melansir Dailymail, memberikan peringatan soal kemungkinan wabah corona virus mirip SARS di Tiongkok 11 bulan sebelum pandemi COVID-19 melanda kota tersebut.

Prediksi yang tidak menyenangkan juga datang dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shi Zhengli dan rekan-rekannya di Institut Virologi Wuhan saat mereka menekankan pentingnya melakukan penyelidikan virus dari kelelawar.

Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global.

Teori mengejutkan mengklaim, virus yang secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2 itu berasal dari institut, yang memiliki laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati tertinggi P4.

Presiden AS Donald Trump juga mengatakan, Washington sedang mencoba untuk menentukan apakah virus corona pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di lab Wuhan.

Sementara itu, Tiongkok bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa virus corona itu buatan manusia. ** Baca juga: Pasien Penderita Kanker Berontak dari Kantong Mayat Karena Salah Diagnosis

Sebuah tim yang dipimpin oleh Shi telah menemukan pada 2018 bahwa manusia mungkin dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian.

Diketahui, Institut Virologi Wuhan yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan, mengkhususkan diri dalam penelitian ‘patogen paling berbahaya’, khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.

Bagaimana menurut Anda?(ilj/bbs)




Benarkah Keringkan Tangan Usai Dicuci Dapat Cegah Penyebaran COVID-19?

Kabar6-Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa mengeringkan tangan setelah dicuci, ternyata sama pentingnya dengan rajin mencuci tangan. Bahkan, mengeringkan tangan setelah dicuci dapat mencegah penyebaran virus corona.

Sebuah laporan dari World Economic Forum, melansir Dreamers, menyebutkan bahwa mengeringkan tangan menggunakan handuk kertas sekali pakai sangat penting, karena kemungkinan penyebaran virus dapat terjadi melalui tangan yang basah.

Hal itu karena ketika sedang mengeringkan tangan, patogen akan tetap menyebar di udara dan memenuhi ruangan. Kondisi inilah yang meningkatkan kemungkinan adanya kontaminasi lingkungan dan permukaan lantau hingga 10 kali lipat, dan pada pakaian sebanyak lima kali lipat.

Selain itu, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection, hand dryer cenderung dapat menyebarkan lebih banyak sumber infeksi dibandingkan dengan lap atau tisu kertas sekali pakai. ** Baca juga: Perlukah Suplemen dan Vitamin Saat Berpuasa?

Jadi, jangan lupa mengerikan tangan dengan tisu atau handuk bersih usai dicuci, ya.(ilj/bbs)




Pasien Penderita Kanker Berontak dari Kantong Mayat Karena Salah Diagnosis

Kabar6-Sebuah kejadian menggemparkan menimpa seorang wanita asal Paraguay bernama Gladys Rodriguez (46). Berawal ketika kanker serviks yang diderita Gladys tiba-tiba memburuk dan mengharuskannya menjalani perawatan intensif di Klinik San Gernando di Coronel Oviedo, Paraguay.

Wanita itu ditangani oleh dr. Heriberto Vera. Setelah mendapat perawatan intensif selama dua jam, melansir thesun, dokter mengeluarkan pernyataan bahwa Gladys meninggal dunia karena kanker yang tak bisa teratasi. Petugas jenazah pun langsung mengurus jasad Gladys, untuk dibawa ke rumah duka Duarte e Hijos.

Namun sesampainya di rumah duka, petugas pengurus jenazah sontak dibuat kaget karena jasad di dalam kantong mayat bergerak seperti berontak. Sementara itu suami Gladys yang bernama Maximino Duarte Ferreira, merasa ada yang tak beres dengan kantong mayat tersebut. Benar saja, istri Maximino ternyata masih hidup.

Keruan saja Maximino sangat marah kepada petugas jenazah, dan berniat mengajukan laporan kepada pihak berwenang setempat atas tuduhan diagnosis yang keliru.

Dikatakan Maximino, pihak rumah sakit tak bersikap profesional terhadap pasien, dan dengan sengaja membiarkan pasien dalam kesakitannya. Selain itu, pihak rumah sakit tak ingin mengobati pasien.

“Mereka (pihak rumah sakit) mengira kalau Gladys sudah mati dan menyerahkannya telanjang kepada kami seperti binatang dengan sertifikat kematian,” kata Maximino.

Pria ini mengklaim bahwa pihak rumah sakit abai terhadap tanggung jawab menyelamatkan nyawa manusia. “Mereka menelantarkannya dan menyerahkan tubuh istri saya ke rumah duka tanpa berusaha menghidupkan lagi,” ujarnya lagi.

Sementara itu pihak rumah sakit pun angkat suara, dokter membantah telah memberikan diagnosis keliru. Hal ini karena apa yang dia lihat memang menyatakan bahwa Gladys telah meninggal dunia.

Dia dan tim rumah sakit pun melakukan pertolongan saat tubuh Gladys tak lagi merespon. ** Baca juga: Work From Home, Hakim di Florida Minta Pengacara Berpakaian Sopan Selama Sidang Online

“Dokter Vera tak melihat denyut nadi dalam tubuh Gladys dan karena itu tubuh wanita tersebut dikatakan tak lagi bernyawa,” jelas dr. Catalino Fabio, rekan sejawat dr. Heriberto Vera di rumah sakit yang sama.

Dokter Fabio berspekulasi, Gladys mengalami yang namanya katalepsi atau suatu kondisi yang ditandai dengan kekakuan otot dan kurangnya respons terhadap rangsangan luar. Karena itulah Gladys dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi.(ilj/bbs)




SPSI: 5.902 Pekerja di Kota Tangerang Kena PHK

Kabar6.com

Kabar6-Wakil Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Tangerang Hardiansyah menyatakan sedikitnya 5.902 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK. Dia meminta pemerintah daerah setempat segera memberikan bantuan kepada mereka.

“Yang terkena PHK itukan salah satu dari bagian karakter yang layak mendapatkan bantuan sosial kan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).

Hardiansyah mengatakan, pendataan bantuan kepada mereka diserahkan kepada RT dan RW setempat. Sebab, jika pihaknya ikut melakukan pendataan akan menimbulkan data ganda.

“Kalau dihandle Dinas Tenaga Kerja ataupun Serikat Pekerja khawatir tumpang tindih dengan data yang ada di tingkat RT dan RW,” katanya.

Menurutnya, pemerintah daerah sangatlah sulit menghindari kebijakan PHK ditengah pandemi Covid-19. Sebab, aturan pada tingkat pusat pun hingga kini tidak jelas.

Kementrian tenaga kerja sudah mewajibkan membayar THR penuh minimal satu bulan upah. “Tapi disisi lain dia memberikan ruang apabila tidak mampu di musyawarah kan antara pekerja dan pengusaha,” terangnya.

Padahal, lanjut Hardiansyah, para pekerja selalu berada di posisi lemah jika sudah dihadapkan dengan pihak perusahaan. Berdasarkan laporannya, karyawan yang mengalami PHK ada yang mendapatkan pesangon secara penuh dan ada yang tidak.

“Ada yang tidak diberikan kompensasi pesangon sama sekali sesuai dengan Undang-Undang 13 Tahun 2003,” katanya.

Disisi lain, kata Hardiansyah, para pengusaha saat ini juga tengah menghadapi cobaan berat. Dimana mereka tidak dapat berproduksi secara maksimal hingga menurunnya daya beli masyarakat. Seperti toko-toko pakaian menjelang lebaran menjadi penghasilan tertinggi.

“Tapi tahun ini hampir semua usaha di bidang ritel atau pakaian seperti Matahari, Ramayana cendrung tutup. Dan itu efek domino kepada pengusaha produksi pakaian,” katanya.

**Baca juga: Lawan Covid 19, Pemda di Tangerang Raya Didesak Terapkan Karantina Wilayah.

Pihaknya pun dalam menyelesaikan perkara PHK tersebut mengedepankan dengan cara Bifartite. Mengingat keadaan saat ini sangat sulit akibat virus Corona tengah menjadi pandemi.

Sebelumnya Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan total pekerja 3.729 orang yang terkena imbas dari virus Corona. Dari data itu, 3.042 orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan 687 orang dirumahkan. (Oke)




Perlukah Suplemen dan Vitamin Saat Berpuasa?

Kabar6-Suplemen dan vitamin mungkin diperlukan untuk meningkatkan imunitas tubuh selama menjalankan ibadah puasa, terlebih di tengah pandemi COVID-19. Hal ini karena saat puasa, bisa jadi asupan nutrisi yang diperoleh seseorang akan berkurang.

Meskipun penting, melansir Femalesia, mengonsumsi suplemen saat berpuasa tetap harus dikonsultasikan pada dokter. Sebenarnya, asupan suplemen dan vitamin bisa disiasati dengan cerdik dalam memilih makanan yang hendak dikonsumsi saat berpuasa. Makanan berserat dianjurkan untuk memperlancar metabolisme tubuh.

Disarankan untuk menjaga pola makan, sayur dan buah, olahraga dan pola hidup bersih, dan lebih baik apabila bisa konsultasikan dengan dokter masing-masing. ** Baca juga: Puasa Bantu Sembuhkan Gejala Flu dan Batuk

Nutrisi yang diperlukan dalam tubuh seseorang tentu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, mengonsumsi suplemen dan vitamin bisa membantu dalam pemenuhan nutrisi dalam tubuh.

Selain pemenuhan nutrisi yang tepat, seseorang yang menjalani ibadah puasa juga perlu memperhatikan asupan gula, garam, lemak (GGL). Caranya, berbuka dengan yang manis, tapi jangan hanya dari gula, bisa juga dengan buah-buahan. Karena dalam buah mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.

Selain itu, saat periode buka puasa carilah sumber yang sehat, seperti karbohidrat kompleks seperti oat dan beras merah.(ilj/bbs)




Work From Home, Hakim di Florida Minta Pengacara Berpakaian Sopan Selama Sidang Online

Kabar6-Work from home kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari para pegawai kantor selama pandemi COVID-19. Namun di sisi lain, saat sedang diskusi secara online, terkadang sebagian orang tampil dengan pakaian layaknya di rumah alias tidak rapi.

Hal itulah tampaknya yang membuat seorang hakim di Florida, Amerika Serikat, memiliki satu permintaan untuk pengacara yang muncul untuk sidang pengadilan secara online melalui Zoom, yaitu bangun dari tempat tidur dan kenakan pakaian.

Hakim Dennis Bailey, melansir Huffpost, membuat permintaan resmi tersebut dalam surat yang diterbitkan oleh organisasi pengacara Weston Bar Association. “Sungguh luar biasa berapa banyak pengacara yang muncul secara tidak patut di kamera,” kata Bailey dalam surat itu. “Satu pengacara pria muncul tanpa baju dan satu pengacara wanita ketika muncul masih di tempat tidur, masih di bawah selimut.”

Bailey juga tidak akan membuat pengecualian untuk pengacara yang tengah bersantai di bawah sinar matahari Florida. “Mengenakan penutup pakaian seadanya tidak akan menutupi kamu tengah di tepi kolam renang dalam pakaian renang,” demikian tulis Bailey.

Diketahui, sejak gedung pengadilan ditutup pada 16 Maret lalu untuk membantu memutus mata rantai COVID-19, sistem peradilan Broward County telah mengadakan sekira 1.200 persidangan online melalui aplikasi Zoom yang melibatkan sekira 14 ribu peserta. ** Baca juga: Peneliti Prancis Uji Kandungan Nikotin untuk Obat COVID-19

Bailey, misalnya, mengatakan ia tidak akan mengadakan uji coba yang rumit atas situs konferensi video. “Seringkali, pengacara tidak melihat layar mereka tetapi melihat file mereka, garis besar dan catatan mereka, atau hanya keluar jangkauan kamera, dan tidak bisa melihat hakim berteriak” Berhenti! Berhenti!” katanya.

Satu sisi kekurangan work from home.(ilj/bbs)




Polresta Tangerang Bagikan 200 Paket Sahur

Kabar6.com

Kabar6 – Polresta Tangerang Polda Banten membagikan 200 paket makanan sahur untuk pengguna jalan di Pos Pengamanan Balaraja Timur, Selasa (28/4/2020) dini hari.

Kegiatan itu sebagai bagian dari kepedulian Polri dan TNI kepada masyarakat terdampak Covid-19 serta sebagai upaya Polresta Tangerang mengimbau masyarakat agar tidak melakukan mudik di tengah merebaknya wabah Covid-19.

“Pagi hari ini Polresta Tangerang dan Kodim 0510 Tigaraksa melaksanakan dapur umum di Pospam Balaraja Timur, Pospam Penyekatan untuk antisipasi masyarakat yang akan mudik,” kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

Ade menyampaikan, paket makanan yang dibagikan dimasak langsung di dapur umum oleh anggota Polri dan TNI. Makanan yang dibagikan, kata Ade, kebanyakan dibagikan kepada pengguna jalan yakni sopir truk. Saat membagikan makanan, terang Ade, anggota sekaligus menyampaikan kepada masyarakat terkait larangan mudik.

Tidak hanya itu, anggota juga turut menyampaikan imbauan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan mematuhi aturan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Imbauan yang disampaikan diantaranya agar masyarakat menggunakan masker, menjaga jarak, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Di Pos penyekatan, anggota siaga 24 jam memeriksa dan mengantisipasi masyarakat yang akan mudik,” ujar Ade.

Dikatakan Ade, pada kegiatan Operasi Ketupat 2020, Polresta Tangerang mendirikan 6 pos penyekatan dan 3 pos pengamanan. Pos penyekatan berfungsi menghalau masyarakat yang menggunakan berbagai macam jenis kendaraan agar tidak mudik.

Ditambahkan Ade, pos penyekatan diantaranya berada di Citra Raya, perbatasan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang tepatnya di Kronjo, dan di Sepatan. Di jalan tol, lanjut Ade, penjagaan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.

**Baca juga: Pengamat: Karantina Wilayah di Tangerang Raya Paling Tepat.

“Penjagaan juga dilakukan di jalan arteri atau jalur non-tol,”

Ade menegaskan, untuk saat ini mudik dilarang sehingga dia mengajak masyarakat menunda keinginan untuk mudik. Dia pun mengatakan bahwa penjagaan dilakukan di jalan tol dan non-tol.

“Tunda mudik, daripada nanti dijaga petugas dan diminta putar arah atau diminta kembali,” tandasnya. (Vee)




Pengamat: Karantina Wilayah di Tangerang Raya Paling Tepat

kabar6.com

Kabar6-Usulan pemberlakuan karantina wilayah di Tangerang Raya kian mengemuka setelah adanya sejumlah karyawan pabrik yang meninggal diduga terjangkit Covid-19. Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Adib Miftahul mengatakan, penerapan aturan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB tidak efektif.

“PSBB di Tangerang Raya ini gagal menekan pandemi Covid-19. Sebab, mobilitas warga terutama di sektor industri tak terkendali,” ungkap Adib, kepada Kabar6.com, Selasa (28/4/2020).

Menurutnya, PSBB di tiga wilayah penyangga Ibukota DKI Jakarta, meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan yang telah berlangsung sekitar 10 hari dinilai tidak memiliki daya tahan kuat dan tak efektif dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Terbaru ada pabrik ditutup karena 2 karyawannya wafat. Pemerintah daerah di Tangerang Raya, harus segera kaji ulang PSBB dan mengusulkan segera menerapkan karantina wilayah,” jelas Adib.

Namun, lanjutnya sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, jika jadi diberlakukan, implikasi dari penerapan karantina wilayah harus dipersiapkan matang oleh pemda di Tangerang Raya.

Terutama soal hal pokok pangan berupa bantuan sosial atau bansos yang hingga sampai kini banyak menjadi polemik di masyarakat.

“Evaluasi dari PSBB menjadi dasarnya karna tak efektif. Ketika itu (karantina wilayah) akan diterapkan, harus sudah dipastikan sosialisasi, hitungan menyeluruh hingga implikasi di semua aspek sosial, ekonomi hingga keamanan dan lainnya secara jelas dan dihitung detil oleh pemangku kepentingan,” jelasnya.

Lanjutnya yang menjadi catatan dosen Fisip ini, pemda harus melakukan lobi- lobi dan negosiasi untuk menemukan solusi (win-win solution) dengan para pengusaha, jika karantina wilayah akan diberlakukan.

Hal ini karena Tangerang Raya menjadi salah satu sentra industri, yang berkaitan erat dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

“Pemda dan pengusaha harus duduk bersama menemukan solusi. Misalnya, ketika karantina diberlakukan, perusahaan atau pabrik tetap menggaji buruh atau karyawannya, tetapi sebaliknya pemda juga bisa memberikan insentif keringanan pajak atau yang lainnya,” jelasnya.

Adib menambahkan, agar tak mengulang kegagalan PSBB, harus ada sanksi tegas yang diatur secara kongkrit. Apakah itu sanksi bagi perseorangan atau kepada korporasi berupa pencabutan izin usaha.

“Ketika mekanisme aturan jelas dan didukung dengan penegakan peraturan tegas sampai tingkat bawah, karantina wilayah bisa jadi solusi efektif,” tambahnya.

**Baca juga: Karyawan PT PEMI Terpapar Covid-19, Ini Imbauan Camat Solear.

Adib juga menegaskan, penyelamatan nyawa rakyat merupakan sebuah keharusan dan tak bisa ditawar- tawar lagi, karena keberlangsungan hajat hidup warga negara tertuang jelas dalam UUD 1945.

Dimana, negara wajib untuk hadir memberi jaminan dan perlindungan atas hak hidup warga negaranya.

“Jangan lagi beralasan macam- macam. Saat ini warga negara butuh perlindungan dari pemerintah. Dan, negara harus hadir melindungi nyawa rakyat,” tutupnya.(Tim K6)




Puasa Bantu Sembuhkan Gejala Flu dan Batuk

Kabar6-Mengalami flu dan batuk saat tengah menjalankan ibadah puasa, tentu saja membuat kondisi tubuh jadi tidak nyaman. Terlebih Anda tidak makan dan minum, sehingga tenggorokan menjadi kering.

Flu dan batuk biasanya disebabkan oleh virus, yang dapat melemahkan pertahanan tubuh serta meningkatkan peluang Anda untuk mengembangkan infeksi. Saat itulah Anda membutuhkan pertahanan lebih dengan mengonsumsi berbagai makanan bergizi.

Lalu, bagaimana caranya jika Anda sedang puasa, di mana asupan makan terbatas? Sebuah penelitian, melansir Hellosehat, mengungkapkan bahwa kurangnya nafsu makan selama beberapa hari pertama Anda sakit merupakan adaptasi alami tubuh dalam melawan infeksi. Artinya, kurangnya asupan makan saat beberapa hari pertama Anda sakit justru dapat membuat kekebalan tubuh makin meningkat untuk melawan infeksi.

Terdapat beberapa dugaan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, kurangnya rasa lapar saat puasa dapat membantu tubuh dalam menghemat energi, sehingga membuat tubuh lebih fokus untuk melawan infeksi.

Kedua, pembatasan asupan makan dapat membatasi tersedianya cadangan zat besi dan seng, di mana kedua nutrisi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan penyebaran infeksi. Sehingga, pembatasan asupan makan mungkin dapat mencegah virus tumbuh lebih banyak.

Ketiga, kurangnya nafsu makan saat Anda sakit dapat membantu mendorong tubuh untuk mengeluarkan sel yang terinfeksi (dikenal sebagai apoptosis sel).

Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa puasa saat flu dapat membantu menghilangkan racun dari tubuh, sehingga Anda bisa lebih cepat sembuh.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir saat puasa maka sakit Anda akan bertambah buruk, karena justru puasa dapat membantu Anda cepat sembuh. Beberapa hal mungkin harus Anda perhatikan saat Anda puasa dan sedang flu dan batuk.

1. Perhatikan menu makanan Anda saat berbuka dan sahur
Konsumsilah makanan yang dapat membantu Anda lebih cepat sembuh dari flu dan batuk, seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak vitamin dan mineral.

Saat flu dan batuk, tubuh Anda sangat membutuhkan asupan vitamin C seperti dalam jeruk, mangga, dan pepaya, untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Asupan tinggi protein dan kalori juga dibutuhkan untuk membantu tubuh melawan infeksi.

2. Minum banyak air saat berbuka dan sahur
Hal ini dapat membantu menjaga hidrasi tubuh Anda sehingga Anda tidak kekurangan cairan. Selain banyak minum, Anda juga bisa menambahkan sedikit garam ke dalam makanan atau minuman Anda untuk membantu mengganti elektrolit tubuh Anda yang hilang melalui keringat.

3. Minum obat di waktu berbuka dan sahur
Ya, untuk mempercepat penyembuhan, Anda bisa minum obat batuk dan flu saat berbuka atau sahur. Dengan minum obat yang tepat, bisa mencegah sakit Anda bertambah buruk.

4. Istirahat yang cukup
Jika semua hal di atas sudah Anda lakukan, satu lagi hal yang penting Anda lakukan untuk mendukung penyembuhan sakit adalah tidur. Diketahui, tidur atau istirahat yang cukup dapat membantu tubuh mengumpulkan energi untuk melawan infeksi. ** Baca juga: Sahur Sehat Agar Tubuh Tetap Fit di Masa Pandemi COVID-19

Fungsi tubuh Anda berada di titik terendah saat tidur sehingga sistem kekebalan tubuh dapat bekerja pada tingkat puncaknya saat Anda tertidur.(ilj/bbs)




Peneliti Prancis Uji Kandungan Nikotin untuk Obat COVID-19

Kabar6-Sebuah penelitian di Prancis mengungkapkan bahwa nikotin, zat yang biasanya terkandung dalam rokok, dinilai dapat melindungi orang dari infeksi COVID-19.

Hal ini, melansir theguardian, dimulai ketika para peneliti di rumah sakit terkenal di Paris memeriksa 343 pasien COVID-19 dan 139 pasien COVID-19 dengan gejala ringan. “Di antara pasien-pasien ini, hanya lima persen adalah perokok,” kata Zahir Amoura, rekan penulis studi dan seorang profesor penyakit dalam.

Tentunya penemuan ini juga memiliki dasar teori. Menurut ahli neurobiologi terkenal bernama Jean-Pierre Changeux dari Institut Pasteur Prancis, yang juga ikut menulis penelitian ini, nikotin diketahui dapat melekat pada reseptor sel. Hal ini membuatnya dapat menghalangi virus masuk ke sel dan menyebar ke tubuh.

Para peneliti saat ini juga sedang menunggu persetujuan dari otoritas kesehatan di Prancis untuk melakukan uji klinis lebih lanjut. Mereka juga berencana menggunakan nikotin pada petugas kesehatan di rumah sakit Pitie Salpetriere, Paris, untuk melindungi dari penularan virus.

“Kita tidak boleh melupakan efek berbahaya nikotin. Mereka yang tidak merokok sama sekali tidak boleh menggunakan pengganti nikotin yang menyebabkan efek samping dan kecanduan,” ungkap Jerome Salomon, pejabat kesehatan Prancis. ** Baca juga: Begitu Lockdown di Tiongkok Berakhir, Tas Hermès Langsung Ludes Dibeli

Ya, kita tunggu saja.(ilj/bbs)