oleh

Obati COVID-19, Warga Uganda Konsumsi Tanaman Herbal dan Ganja

image_pdfimage_print

Kabar6-Untuk mengobati COVID-19, warga Uganda beralih menggunakan ganja dan ramuan lokal lainnya. Langkah ini banyak diambil karena tingginya biaya pengobatan COVID-19 di rumah sakit.

Mereka juga menggunakan berbagai jenis daun dan rumput untuk mengukus sendiri, yang menurut beberapa ahli medis sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal ini dilakukan, melansir Sindonews, setelah rumah sakit mulai membebankan biaya sebesar US$1.000 kepada pasien COVID-19 per hari, terutama mereka yang membutuhkan oksigen medis. Dengan pendapatan per kapita negara yang hanya US$912, sangat sedikit orang Uganda yang mampu membayar untuk perawatan COVID-19.

“Ketika saya pergi ke salah satu rumah sakit swasta dan didiagnosis mengidap COVID-19, mereka mengatakan kepada saya untuk membayar 3,5 juta Uganda Shilling atau US$1.000 di muka, sebelum dirawat,” kata David Sempeke, seorang penduduk distrik Wakiso.

Ditambahkan, “Karena saya tidak dapat mengumpulkan jumlah tersebut, saya kembali ke rumah dan mulai menggunakan ganja, dan ramuan herbal lainnya. Seorang tabib tradisional mengatakan kepada saya untuk menggunakan ganja. Saya juga pernah mendengar dari mantan calon presiden Kizza Besigye bagaimana membuat ramuan. Setelah 10 hari, saya sembuh.”

Pakar medis telah memperingatkan warga Uganda agar tidak menggunakan gulma dan obat herbal lain yang belum teruji, termasuk ganja, untuk mengobati COVID-19. Penelitian Kementerian Kesehatan menunjukkan, banyak orang di seluruh negeri telah merebus berbagai gulma, menghirup dan meminum ramuannya. Di antara yang paling banyak digunakan adalah ganja.

Banyak video dan audio telah beredar di media sosial dengan beberapa orang mengklaim bahwa ganja dan herbal lainnya dapat secara efektif menyembuhkan Covid-19. Dan secara religius, banyak orang Uganda menanggapi pesan itu dengan serius.

Menurut Andrew Zaake, seorang praktisi medis swasta di Kampala, konsumsi ganja dan gulma tak dikenal lainnya telah meningkatkan kasus keracunan. “Berbahaya bahwa beberapa orang menggunakan gulma untuk mengobati COVID-19,” kata Zaake.

Diana Atwine, sekretaris tetap di Kementerian Kesehatan, memperingatkan warga Uganda agar tidak menggunakan ganja dan herbal lain yang belum diteliti untuk mengobati COVID-19. ** Baca juga: Bikin Takjub, Pengantin Wanita di Tiongkok Kenakan Perhiasan Emas Seberat 60 Kg

“Kami belum melihat makalah penelitian yang mengatakan ganja dan herbal lainnya mengobati Covid-19. Untuk alasan itu, oleh karena itu, kami tidak dapat merekomendasikan ganja untuk pengobatan Covid-19,” terang Atwin.

Jika tren ini terus berlanjut, tambah Atwine, kecanduan narkoba akan meningkat di negara ini.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email