oleh

Nyeleneh, di Hong Kong Ada Es Krim Rasa ‘Gas Air Mata’

image_pdfimage_print

Kabar6-Jika biasanya es krim menawarkan rasa cokelat, buah-buahan, kopi, dan sejenisnya, sebuah toko es krim di Hong Kong mengeluarkan varian rasa baru, yaitu es krim rasa ‘gas air mata’.

Rupanya, bahan utama pembuatan es krim ini adalah lada hitam. Tidak asal dibuat, melansir Kompas, lada hitam ternyata dijadikan simbol untuk mengingat penembakan gas air mata yang dilakukan polisi Hong Kong di jalan-jalan kota otonomi pemerintah Tiongkok selama berbulan-bulan pada demonstrasi tahun lalu.

“Rasanya seperti gas air mata. Awalnya terasa sulit bernapas, dan sangat menyengat dan perih. Itu membuat saya ingin segera minum banyak air,” kata Anita Wong, salah seorang pelanggan yang mengalami gas air mata pada suatu peristiwa demonstrasi.

Ditambahkan, “Saya pikir itu adalah kilas balik yang mengingatkan saya betapa menyakitkan yang saya rasakan dalam pergerakan (pro-demokrasi), dan bahwa saya tidak boleh melupakannya.”

Menurut pemilik toko, rasa ‘gas air mata’ itu adalah tanda dukungan bagi gerakan pro-demokrasi, yang berusaha mendapatkan kembali momentumnya selama pandemi COVID-19 berlangsung.

Pemilik toko yang tidak mau disebutkan namanya ini menghindari dampak dari pemerintah pro-Beijing. “Kami ingin membuat rasa yang mengingatkan orang bahwa mereka masih harus bertahan dalam gerakan protes dan tidak kehilangan semangat mereka,” katanya.

Dia mencoba bahan yang berbeda, termasuk wasabi dan mustard, dalam upaya untuk meniru rasa gas air mata. Lada hitam, kata pemilik toko tersebut, adalah rasa yang paling mendekati gas air mata dengan efek perih di tenggorokan.

“Kami memanggang dan kemudian menggiling seluruh lada hitam dan membuatnya menjadi gelato, gaya Italia. Agak panas, tapi kami menekankan aftertaste-nya, yang merupakan sensasi perih di tenggorokan. Rasanya seperti menghirup gas air mata,” kata pemilik toko berusia 31 tahun itu.

Diketahui, lebih dari 16 ribu putaran gas air mata ditembakkan selama protes demonstrasi berlangsung. Banyak terjadi di distrik padat penduduk di mana jalan-jalan sempit dipenuhi dengan restoran kecil dan blok apartemen.

Protes dimulai atas Undang Undang yang diusulkan yang memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke daratan Tiongkok untuk menghadapi tuntutan. Demonstrasi berlanjut karena kekhawatiran bahwa Beijing akan mengikis kebebasan sipil yang diberikan kepada bekas koloni Inggris ketika dikembalikan ke pemerintahan Tiongkok pada 1997.

Toko es krim itu juga menyediakan ruang bagi orang untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang pergerakan demonstrasi, termasuk penggunaan catatan tempel yang ditampilkan dalam ‘dinding Lennon’.

Untuk menikamati rasa es krim tak biasa ini, Anda harus merogoh kocek sekira US$5 per porsi. Sebelum adanya peraturan jarak sosial terkait pandemi COVID-19, es krim yang menjadi vira ini bisa terjual 20-30 cup es krim per hari. ** Baca juga: Kafe di Jerman Bagikan Topi Jerami dengan Pool Noodles untuk Batasi Jarak Tamu

Penasaran mencoba?(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email