oleh

Nyawa Nyaris Melayang Gara-gara 3 Kesalahan Fatal yang Pernah Dilakukan Google Maps

image_pdfimage_print

Kabar6-Layanan Google Maps memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360°, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian dengan berjalan kaki, mobil, sepeda (versi beta), atau angkutan umum.

Aplikasi ini dapat membantu seseorang mencari jalan menuju ke tempat yang diinginkan. Namun di balik kemudahan itu, ada beberapa kasus di mana orang-orang malah menemui jalan buntu, bahkan nyaris kehilangan nyawa ketika menggunakan aplikasi ini. Melansir keepome, berikut beberapa kesalahan fatal yang telah dilakukan oleh Google Maps yang pernah terjadi:

1. Tersesat dan nyaris mati
Seorang wanita asal Amerika Serikat bernama Amber Vanhecke (24), harus bertahan selama lima hari karena tersesat di daerah terpencil Grand Canyon. Awalnya, Vanhecke berencana untuk melakukan solo traveling menuju wilayah perbukitan Grand Canyon. Ia pun menggunakan aplikasi Google Maps sebagai penunjuk jalan.

Nahas, aplikasi tersebut malah mengarahkannya ke jalan buntu. Ketika Vanhecke hendak berbalik arah, mobil yang dikendarainya pun kehabisan bahan bakar. Lebih runyam lagi,a sinyal ponsel miliknya tiba-tiba hilang. Ia pun mencoba menghubungi layanan darurat 911, namun tidak berhasil.

Pada hari ketiga, perbekalan yang dibawa Vanhecke sudah habis. Ia bahkan telah merekam pesan perpisahan untuk berjaga-jaga apabila saat ditemukan dirinya dalam kondisi yang sudah tidak bernyawa.

Pada hari keempat, ia mengumpulkan bebatuan dan menyusunnya menjadi kata ‘HELP’, dengan harapan ada pesawat atau helikopter yang melihat tanda tersebut. Sayang, usahanya berakhir dengan sia-sia.

Pada hari kelima, Amber memutuskan untuk mendaki dan keluar dengan sisa-sisa tenaganya, dan berharap mendapatkan sinyal ponsel. Usahanya pun akhirnya berbuah manis.

Setelah ponselnya mendapatkan sinyal, ia langsung menghubungi layanan darurat. Tak lama setelah itu, sebuah helikopter penyelamat datang dan menemukan mobilnya.

Akhirnya, wanita malang tersebut berhasil selamat setelah 119 jam tersesat. Ia pun langsung dibawa ke rumah sakit karena mengalami dehidrasi yang parah.

2. Dituntun Google Maps masuk ke sarang penjahat
Dua pasangan turis asal Spanyol dan Argentina harus berhadapan dengan kawanan penjahat pada saat tengah melancong ke Brasil, tepatnya di wilayah Favela, sebuah daerah kumuh yang berada di Kota Rio De Janeiro.

Berawal ketika mereka menggunakan aplikasi Google Maps. Nahas, aplikasi itu malah menuntun mereka ke Favela yang merupakan sarang para kriminal. Ketika tengah berjalan mengikuti petunjuk yang diberikan Google Maps, sekelompok orang menghampiri mereka dan menembaki kendaraan yang mereka tumpangi.

Akibatnya, seorang turis bernama Natalia Lorena Capetti (42) mendapatkan luka tembak di bagian punggung. Wanita tersebut sempat dalam kondisi kritis hingga akhirnya petugas medis dapat menyelamatkan nyawanya.

Pihak kepolisian mengatakan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 15.00 waktu setempat, di dekat Morro dos Prazeres Favela. Aksi penembakan itu diduga dilakukan oleh para bandar narkoba yang menguasai wilayah tersebut.

Wilayah Morro dos Prazeres memang sudah menjadi momok bagi para turis yang berkunjung ke Rio De Janeiro. ** Baca juga: Antibodi Kuda akan Digunakan Sebagai Obat Corona?

3. Dua negara hampir terlibat perang karena Google Maps
Kasus lain akibat kesalahan Google Maps dianggap sangat fatal karena melibat dua negara. Eden Pastora, komandan pasukan Nicaragua memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan memasuki wilayah Costa Rica.

Pasukan itu pun mengibarkan bendera Nicaragua di wilayah perbatasan sebagai peringatan pada Costa Rica karena dianggap telah mencaplok wilayah mereka.

Eden menjelaskan kepada surat kabar La Nacion bahwa tindakannya didasarkan pada layanan Google Maps yang menggambarkan bahwa Costa Rica telah memasuki wilayah perbatasan Nicaragua.

Persoalan batas negara yang ditampilkan oleh aplikasi Google Maps ini kemudian menjadi hal yang serius, sampai-sampai Jose Miguel Insulza selaku Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Amerika bertemu dengan dua kepala negara tersebut guna penyelesaian permasalahan ini.

Meski begitu, Presiden Costa Rica yang bernama Laura Chincilla tetap bersikukuh bahwa pasukan Nicaragua telah melanggar hukum perbatasan. Ia pun siap membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, menurut analis Google Geopolicy bernama Charlie Hale, jika memang terdapat kesalahan dari Google Maps dalam menampilkan peta batas kedua negara tersebut. Kesalahan tersebut terletak pada penggambaran perbatasan di bagian Pantai Karibia yang berada di dekat Sungai San Juan.

Waduh…(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email