oleh

Narezushi Disebut Sebagai Sushi Pertama di Jepang

image_pdfimage_print

Kabar6-Selama ini sushi yang And kenal berbentuk nasi gulung dengan berbagai isian dan topping, biasanya disantap dengan tambahan wasabi dan kecap asin. Namun kenyataannya, sushi awalnya tak seperti itu.

Narezushi, dilansir CNN Indonesia, disebut sebagai sushi pertama, paling primitif dan paling awal. Narezushi adalah ikan fermentasi yang diawetkan dengan nasi. Namun tidak diketahui kapan narezushi ditemukan, namun diperkirakan pada abad ke-8 narezushi masuk ke Jepang. Meskipun banyak orang menyukai rasanya, narezushi memiliki bau yang sangat kuat.

Narezushi menjadi makanan pokok dan sumber protein yang penting di sekitar Danau Biwa, danau terbesar di Jepang. Di daerah tersebut yang paling umum dibuat adalah funazushi yang terbuat dari ikan nigorobuna.

Dalam setiap keluarga, resep narezushi berbeda-beda. Sebagian besar memiliki resep sendiri yang diturunkan dari generasi ke generasi. Meskipun memiliki resep yang berbeda, narezushi tetap diolah dengan metode yang sama.

Pertama ikan diawetkan dengan garam selama beberapa bulan sampai kering, kemudian dicampur dengan nasi dan difermentasikan kembali. Ikan ini disimpan di ruangan gelap dengan suhu ruangan. Ikan yang telah difermentasikan bisa dibiarkan selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Biasanya, narezushi dijual dalam bentuk satu ikan utuh dan dilengkapi dengan saus goopy atau yoghurt. Koki akan mengiris sushi ini dengan tipis dan menyajikannya diatas nasi. Namun narezushi juga disajikan dengan bubur dan teh panas atau pun digoreng. Narezusi memiliki aroma seperti limbah dan rasa asam yang kuat. “Orang-orang yang mencintai funazushi, mereka sangat menyukainya,” kata Kazyuki Oashi, koki eksekutif di Lake Biwa Marriot Hotel. ** Baca juga: Hah, Pengemis di Dubai Bisa Berpenghasilan Satu Miliar per Bulan?

Menyantap narezushi biasanya dilakukan dengan perlahan. “Jika Anda mencobanya sedikit, cobalah dengan sake. Ini bisa terasa enak dengan wine, karena rasanya seperti blue cheese,” kata Akiko Higashimomo, seorang penjaga toko Kimura, salah satu toko yang menjual hidangan tersebut lebih dari lima puluh tahun.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email