oleh

Mutasi Pejabat Kota Tangerang Balas Dendam Politik?

image_pdfimage_print

Kabar6-Mutasi pejabat dilingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang sebelumnya dilakukan Walikota Arief Wismansyah dianggap sebagai ajang balas dendam politik.

Hal itu dilontarkan warga saat menggelar aksi demo mengkritisi kinerja 100 hari pasangan Walikota dan Wakil Walikota, Arief Wismansyah-Sachrudin, di halaman kantor Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang, Kamis (20/3/2014).

“Sejak dilantik hingga saat ini, kami belum melihat adanya program unggulan Walikota dan Wakil Walikota, kecuali memutasi pejabat. Sedangkan problem penanggulangan banjir, program kesehatan dan masalah nasib tenaga kerja honorer kategori 2 masih belum jelas,” ujar Dulhamin Zigo, kordinator aksi demo warga.

Dulhamin juga menduga, bahwa mutasi pejabat yang dilakukan Walikota merupakan bentuk dendam politik. “Seharusnya Walikota memutasi pejabat yang bermasalah, bukan karena dendam politik,” ujar Dulhamin lagi.

Pantauan kabar6.com dilokasi, aksi demo yang dilakukan puluhan warga tersebut sebelumnya berjalan tertib. Namun belakangan aksi berubah ricuh, setelah keinginan pendemo untuk bertemu Walikota tidak mendapat respon.

Selain berorasi, warga pendemo juga sempat membakar spanduk tuntutan serta menyegel pintu gerbang Puspemkot Tangerang. Itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan dan keprihatinan atas kinerja Walikota dan Wakil Walikota Tangerang.

Diketahui, sejak menjabat sebagai Walikota Tangerang, Arief Wismansyah tercatat sudah melakukan 5 kali mutasi pejabat dilingkup Pemkot Tangerang.

Mutasi pertama dilakukan pada tanggal 6 Januari terhadap 10 orang PNS, 27 Januari 7 orang PNS, 13 Februari 65 PNS, 11 Maret 46 PNS dan 12 Maret 86 PNS. **Baca juga: Mahasiswa UMT Desak BTS Bodong Ditindak Tegas.

Sebelumnya, Walikota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan mutasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan program pembangunan, bukan balas budi ataupun balas dendam. **Baca juga: Mutasi Pejabat Kota Tangerang Dipertanyakan.

“Untuk tingkat kelurahan saya, kami mengalami 148 kekosongan jabatan, sehingga harus diisi. Begitu pula dengan lainnya.” kata Arief Wismansyah.(ali/ges)

Print Friendly, PDF & Email