oleh

MUI Tangsel Harus Mampu Jadi “Susu” Ditengah Masyarakat

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebagai lembaga tempat berkumpulnya para alim ulama dan tokoh agama peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sangat strategis. Pun menentukan jatidiri suatu daerah, apalagi telah menyandang motto sebagai kota religius.

Demikian disampaikan Ketua MUI Kota Tangerang Selatan, KH Saidih, dalam acara penyerahan dan bantuan 2013 dari pemerintah daerah setempat. “Seperti lampu yang bisa menerangi masyarakat. Jadilah minuman susu ditengah-tengah masyarakat,” ungkapnya, Senin (16/1/2013).

Konotasi susu menurutnya mengandung makna suci dan positif ditengah masyarakat. Ia mengajak kepada seluruh para alim ulama dan tokoh agama di Kota Tangsel ini pandai membaca lahiriah dan batiniah. MUI harus

“Susu kalau dicampur kopi menjadi kopi susu, kalau dicampur jahe jadi susu jahe. MUI harus bisa menempatkan diri di segala lapisan masyarakat,” ujar KH Saidih

Dalam setiap interaksi sosial dan keagamaan itu tentunya harus sesuai dengan syariat dan pedoman dalam agama Islam. Tokoh agama, pejabat publik, tambah KH Saidih, biasanya selalu dijadikan panutan oleh masyarakat sekitar.

Oleh karena itu hendaknya tokoh dan pejabat harus mampu menjaga sikap, perkataan dan perbuatannya. Dia menyesalkan atas sikap dan ucapan calon hakim agung M Daming Sunusi, ketika menjalani tes uji kepatutan dan kelayakan (fit and propher test) di Komisi III DPR-RI.

“Kenapa sekalian aja dia (Damin) bilang pelaku pemerkosaan ga akan dihukum asalkan nggak goyang-goyang dan berisik,” sindir KH Saidih dengan gaya bercanda.

“Tidak pantas pejabat tinggi negara mengucap seperti itu” tambahnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email