oleh

Mitos Dalam Tradisi Pernikahan

image_pdfimage_print

Kabar6-Pernikahan adalah momen sakral yang banyak dinanti setiap pasangan, untuk menuju tahap lebih tinggi, membangun mahligai rumah tangga.

 

Mempersiapkan sebuah pernikahan agar berlangsung lancar dan meriah tentu saja harus lebih detail agar tidak ada yang terlewatkan. ** Baca juga: Haaah.. Ayam Ini Tetap Hidup Tanpa Kepala?

 

Di Indonesia, tradisi pernikahan dilakukan berdasarkan asal suku si calon pengantin. Nah bagaimana dengan tradisi pernikahan di beberapa negara?

 

Berikut hubungan antara tradisi pernikahan dan mitos yang masih dianut sebagian negara:

 

1. Di Yunani dan Romawi Kuno, pengantin perempuan memakai cadar agar terlindungi dari roh jahat yang akan menghadiri pernikahan. Roh jahat tersebut dikisahkan selalu datang pada setiap pernikahan, untuk mengutuk pengantin baru.

 

2. Tradisi tukar cincin dipercaya berasal dari Mesir kuno. Cincin disematkan pada jari manis di tangan kiri pengantin, karena dianggap mengarah langsung ke jantung.

 

3. Kebudayaan mengikat tangan pengantin merupakan tradisi Irlandia, Hindu, dan Mesir. Mengikat tangan mempelai bersama-sama ini diartikan sebagai simbol komitmen satu sama lain.

 

4. Pada zaman Romawi kuno, baju pengiring pengantin dibuat senada karena dipercaya akan membuat bingung, sekaligus mengusir roh-roh jahat yang berusaha mengutuk pengantin.

 

Dengan baju yang sama, diyakini roh jahat akan bingung menentukan siapa pengantin yang sebenarnya, sehingga melindungi pengantin dari kutukan, dan membawa keberuntungan dalam pernikahan.

 

5. Dalam mitologi Yunani, Dewi Juno adalah dewi pelindung pernikahan. Banyak orang percaya jika bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan adalah Juni, sesuai nama Dewi Juno. Dewi Juno juga dijuluki sebagai Lukina atau dewi kelahiran.

 

Juni dinilai sebagai bulan suci bagi Juno. Oleh karena itu, beberapa orang meyakini jika menikah pada bulan ini akan membawa keberuntungan bagi mereka. Juni baik untuk berumah tangga maupun mendapatkan keturunyanan kelak.

 

6. Kue pernikahan berasal dari Romawi kuno, dan menjadi tradisi masyarakat Yunani yaitu memecahkan roti di atas kepala pengantin perempuan. Tradisi ini merupakan simbol pengharapan untuk pasangan pengantin.

 

Di inggris pada abad pertengahan, para tamu membawa kue untuk mempelai yang kemudian ditumpuk hingga membentuk pilar. Semakin tinggi kue, maka pengantin akan hidup baik dan makmur.

 

7. Dalam tradisi Romawi kuno, ada tradisi menggendong pengantin perempuan melalui pintu, sebagai simbol untuk melindungi mereka dari roh jahat dan membuang sial. Jika pengantin tersandung pintu saat memasuki rumah, makan akan tertimpa nasib sial.

 

Orang Romawi percaya jika pengantin menjadi wadah nasib buruk dan menarik roh jahat untuk mengganggunya. Pengantin perempuan dinilai sangat rentan, dan pintu menjadi jalur yang memiliki banyak roh jahat untuk menghadang.

 

Roh jahat cepat merasuki saat kaki pengantin menginjak tanah. Karena itulah dengan menggendong pengantin memasuki rumah barunya, dipercaya mampu menangkal semua kesialan.

 

Bagaimana dengan tradisi pengantin di Indonesia? Pasti akan jauh lebih menarik ya, karena Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dengan adat istiadat yang juga berbeda. (ilj)

Print Friendly, PDF & Email