oleh

Mitos atau Fakta, Penerbangan ke Arah Timur Bikin Jet Lag Lebih Parah

image_pdfimage_print

Kabar6-Perjalanan melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat terbang kerap dipilih banyak orang karena lebih efektif atau mempersingkat jarak tempuh.

Namun di sisi lain, tidak sedikit orang yang merasakan kantuk dan kelelahan secara fisik ketika sampai di tempat tujuan. Kondisi inilah yang disebut sebagai jet lag, ditandai adanya ketidakmampuan menyelaraskan dengan waktu lokal selama berhari-hari.

Studi dari para peneliti di University of Maryland, AS, melansir Femalesia, menunjukkan bahwa jet lag lebih buruk terjadi setelah bepergian ke arah Timur. Disebutkan, jet lag merupakan gangguan jam sirkadian otak (brain circadian clock) yang memungkinkan organisme mengoordinasikan fungsi biologis (seperti tidur) dengan lingkungan di sekitarnya.

Sel pada hipotalamus atau dikenal juga sebagai sel alat pacu jantung menjaga ritme tubuh kita. Namun, saat melewati banyak zona waktu, sel tidak dapat dengan cepat membentuk ritme baru. Akibatnya, seseorang akan mengalami pusing saat sel bekerja untuk menyesuaikan.

Rekan penulis studi bernama Michelle Girvan mengungkapkan, ritme sirkadian orang rata-rata sedikit melebihi 24 jam, sekira 30 menit. Saat bepergian melewati zona waktu, terutama ke wilayah Timur, ritme sirkadian akan bergabung dengan 30 menit ekstra tersebut.

Setiap orang memiliki jam sirkadian berbeda. Inilah alasan mengapa jet lag dapat terjadi lebih buruk pada beberapa orang. “Studi kami menunjukkan bahwa perbedaan antara periode alami seseorang dan 24 jam mengontrol bagaimana mereka mengalami jet lag,” urai Girvan. ** Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Anda Tak Sengaja Telan Permen Karet?

Jadi untuk menyesuaikan dengan zona waktu lebih cepat, solusi terbaiknya adalah berada di luar ruangan, di mana tubuh dapat terpapar siklus siang dan malam. Ini akan menemukan cara bagi tubuh untuk terjaga di siang hari dan tidur saat malam tiba.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email