oleh

Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Jerawatan

image_pdfimage_print

Kabar6-Selain karena tidak rutin membersihkan wajah, atau malas menggunakan krim perawatan, jerawat sering dihubungkan dengan jatuh cinta. Ya, banyak orang beranggapan bahwa jatuh cinta bisa bikin jerawatan.

Benarkah anggapan tersebut, ataukah hanya sekadar mitos? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis ‘Psychoneuroendocrinology’, melansir Klikdokter, menyebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam tubuhnya. Hormon kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya stres.

Bisa jadi, stres tersebut muncul saat Anda terlalu banyak memikirkan si dia atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk meluluhkan hatinya. Cemburu saat melihat si dia dekat dengan orang lain juga bisa menyebabkan stres, sehingga dapat memicu jerawat.

Ketika dinamika percintaan itu sudah usai dan tergantikan dengan terbalasnya perasaan, kadar hormon yang meningkat adalah dopamin. Hormon tersebut bertanggung jawab atas munculnya rasa bahagia.

Dengan demikian, jatuh cinta dan stres bukanlah penyebab utama timbulnya jerawat. Pasalnya, ada juga orang yang mengalami stres berat tetapi kulitnya tidak ditumbuhi jerawat. Ketimbang menimbulkan jerawat baru, stres itu sendiri lebih mungkin memperparah kondisi jerawat yang sudah ada.

Seorang profesor dari Departemen Dermatologi Universitas Southwestern Texas, Amerika Serikat, bernama Lisa Garner mengatakan bahwa mekanisme pasti bahwa stres dapat memperparah jerawat memang belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa kelenjar sebasea pada kulit orang yang sedang stres memproduksi sebum lebih banyak, sehingga masalah jerawat akan bertambah parah.

Dalam dunia medis, jerawat dikenal dengan istilah acne vulgaris. Jerawat adalah peradangan kulit yang mengenai kelenjar sebum dan folikel rambut akibat tersumbatnya pori-pori kulit. Jerawat dapat muncul di mana saja, sepanjang terdapat kelenjar sebum dan folikel rambut.

Sumbatan pori-pori kulit penyebab jerawat ini dapat disebabkan oleh kotoran, sebum (lemak yang dihasilkan oleh kelenjar lemak kulit), dan bakteri yang menumpuk. Itu semua dapat menyebabkan reaksi peradangan dan infeksi.

Jerawat umumnya muncul pada sekira usia pubertas (11–12 tahun), yakni saat hormon-hormon seksual mulai aktif bekerja menstimulasi kelenjar minyak. Karena itu, tidak heran kalau jerawat banyak muncul saat usia remaja.

Masa remaja merupakan waktu kebanyakan orang pertama kali jatuh cinta. Itulah mengapa jerawatan kerap dikaitkan dengan fenomena jatuh cinta. ** Baca juga: Berpikir Positif Ternyata Bisa Jadi ‘Racun’ yang Justru Bikin Orang Lari dari Masalah

Jadi, anggapan jatuh cinta bikin jerawatan itu hanya mitos. Jatuh cinta bukanlah faktor utama penyebab jerawat. Faktanya, jatuh cinta yang disertai dengan perasaan stres bisa merangsang peningkatan hormon, yang pada akhirnya menyebabkan jerawat, apalagi jika ditambah dengan banyaknya kotoran yang menumpuk.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email