oleh

Misteri Cara Kupu-kupu Terbang Akhirnya Terpecahkan

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah penelitian baru menunjukkan, kupu-kupu mengembangkan cara yang efektif untuk mengepakkan sayap agar menghasilkan daya dorong yang maksimal.

Para ilmuwan, melansir phys, mengatakan bahwa kemampuan ini membantu kupu-kupu untuk menghindari predator. Spesies terbang telah mengembangkan berbagai metode untuk menghindari pemangsanya. Beberapa telah mengembangkan sayap yang kuat dan efisien untuk melarikan diri.

Lantas, bagaimana dengan kupu-kupu yang bergerak lambat dan berkelok-kelok? Masalah bagi kupu-kupu adalah mereka memiliki sayap yang besar dibandingkan dengan tubuh mereka, yang secara aerodinamis tidak efisien untuk terbang.

Kembali pada 1970-an, para peneliti mengembangkan teori bahwa sayap besar mereka memungkinkan kupu-kupu untuk mengepakan sayap bersama-sama saat melakukan gerakan naik untuk terbang. Tapi belum ada yang menunjukkan bagaimana ini bekerja dalam kondisi terbang alami.

Kini para ilmuwan Swedia berhasil memecahkan misteri itu dengan menggunakan terowongan angin dan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam keahlian terbang kupu-kupu yang unik.

“Sayap-sayap itu berperilaku cukup menarik,” kata rekan penulis Dr Per Henningsson, dari Lund University, Swedia. ** Baca juga: Ilmuwan Rekayasa Embrio Buatan untuk Selamatkan Badak Putih dari Kepunahan

Tepi depan dan tepi belakang bertemu sebelum bagian tengah. “Kami pikir perilaku semacam itu akan meningkatkan kepakan karena membentuk kantong udara di antara sayap. Ini membuat daya dorong lebih besar dan lebih efisien,” terang Dr Henningsson.

Selain merekam video gerak lambat kupu-kupu yang sedang terbang, para peneliti membuat dua pasang klep mekanis sederhana untuk menguji gagasan mereka. Satu kaku sementara yang lainnya fleksibel dan lebih mirip dengan sayap kupu-kupu yang diamati dalam uji terowongan angin.

Tim menemukan, sayap fleksibel secara dramatis meningkatkan gaya yang diciptakan oleh kepakan tersebut. Ini juga meningkatkan efisiensi sebesar 28 persen untuk menghasilan tenaga dorong yang besar.

Para penulis percaya, penelitian mereka mungkin berguna di bidang lain. Beberapa perangkat drone dan kendaraan bawah air sudah menggunakan sistem propulsi berdasarkan gerakan kepakan sayap tetapi belum maksimal.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email