oleh

Miris, Demi Sesuap Nasi Banyak Nenek di Seoul Terpaksa Jadi PSK

image_pdfimage_print
Bacchus sedang mencari pelanggan.(channelnewsasia.com)
Bacchus sedang mencari pelanggan.(channelnewsasia)

Kabar6-Tidak seperti indahnya jalan cerita kisah drama yang digandrungi banyak orang, Korea Selatan ternyata menyimpan sisi gelap kehidupan. Salah satunya adalah kisah wanita paruh baya yang terpaksa menjual diri demi menyambung hidup.

Bacchus adalah sebutan untuk pekerja seks komersial (PSK) lansia di Seoul. Mirisnya, jumlah bacchus terus meningkat beberapa tahun terakhir. Dikutip dari brilio.net, sebenarnya istilah bacchus ditujukan untuk wanita lansia yang mencari nafkah dengan menjual botol kecil minuman.

Nah, minuman itu terkenal sebagai ‘Minuman Energi Bacchus’ untuk kaum pria. Pada praktiknya bukan minuman yang dijual, melainkan mereka justru menjajakan seks.

Jongmyo Park yang terletak di taman terdekat jantung kota Seoul adalah lokasi yang dipilih para bacchus. Di sana para pria tua datang dan menikmati waktunya sambil bermain catur.

Dikatakan oleh salah seorang kakek, sebagian besar dari mereka sudah pernah menggunakan jasa bacchus. “Kami adalah lelaki, jadi kami penasaran tentang perempuan. Kami beli minuman dan menyelipkan uang ke tangan mereka dan tiba-tiba saja hal itu terjadi!” kata Kim (60), dikutip dari BBC.

Seorang bacchus bernama Madam Park (78) yang biasa mangkal di jalanan distrik Jongo di Seoul, memutuskan untuk menggelut profesi ini di usia 70 tahun. Hal yang membuat iba, keputusan tersebut diambil ketika ia didiagnosis arthritis parah dan harus membayar sekira Rp3,3 juta setiap bulan agar bisa mendapat obat.

Bacchus saat sedang bertransaksi.(channelnewsasia.com)
Bacchus saat sedang bertransaksi.(channelnewsasia.com)

Setiap harinya Madam Park terpaksa harus berjalan-jalan selama minimal enam jam untuk menunggu pelanggan, meskipun ia tidak bisa berjalan karena nyeri akut.

“Bahkan jika saya akan mati, saya perlu obat. Sehari setelah berikutnya, saya akan pergi ke rumah sakit dan mendapatkan suntikan untuk tulang. Hal ini sangat menyakitkan,” katanya.

Menurut Madam Park, jika beruntung setiap hari ia bisa bertemu 3-4 orang dan menerima sekira Rp1 juta. Wanita tua itu tidak punya pilihan selain bekerja sebagai PSK, meskipun sudah beberapa kali tertangkap dan didenda.  “Ini memalukan. Aku malu karena saya sudah tua,” katanya.

Sementara itu menurut Dr Lee Ho-Sun, peneliti fenomena kemiskinan di masa tua di Korsel, fenomena penjaja bacchus adalah hasil dari jenis baru kemiskinan di masa tua. ** Baca juga: Kaki Lima di Kota Ini Terbaik di Dunia

“Ini menyedihkan saat membayangkan bagaimana orangtua bahkan mungkin seorang nenek di Korea Selatan harus bekerja sebagai PSK di tengah citra negara yang terkenal mewah dan glamor dari ketenaran K-Pop,” katanya.

Sungguh miris.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email