oleh

Mirip IKN, Calon Lahan Relokasi Korban Banjir di Lebak Bakal Dikaji Pusat Air Tanah dan Geologi

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizki Pratama, mengatakan, calon lahan relokasi untuk korban banjir pada tahun 2020 lalu sudah diperiksa oleh Badan Geologi.

Dari luas lahan 46 hektare yang kini masih menunggu berita acara pelepasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), sekitar 8 hektarenya akan digunakan untuk pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi 219 keluarga yang masih tinggal di hunian sementara (Huntara) Cigobang, Lebakgedong.

“Pemda bersama Badan Geologi sudah mengecek kesiapan lahan. Ada catatan-catatan dari mereka (Badan Geologi-red) perlunya struktur yang baik dalam pembangunan pemukiman dan infrastruktur lainnya,” kata Febby kepada Kabar6.com, Sabtu (25/6/2022).

Febby menyampaikan, ada satu rekomendasi yang perlu dilakukan yakni kajian lanjutan oleh Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan.

“Nanti kan di sana akan banyak permukiman yang pastinya ada pengambilan air tanah dan drainase, kalau tidak dipetakan dari sekarang akan terjadi pembebanan terhadap tanah di atasnya yang lama-lama bisa terjadi pergerakan tanah,” terang dia.

Proses pengkajian yang akan dilakukan secara menyeluruh disebut mirip dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Hampir sama prosesnya dengan IKN, ada Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi melakukan kajian komperhensif, ini pun yang Lebakgedong memerlukan itu. Senin kami ke Bandung meminta mereka untuk turun,” ungkap Febby.

**Baca juga: PUPR Lebak Perpanjang Penutupan Tanjakan Tajur

Febby menjelaskan, proses pengkajian calon lahan relokasi di Lebakgedong memang berbeda dengan lahan-lahan relokasi di tempat lain yang memiliki tingkat kerentanan rendah-menengah.

“Nah kalau yang di Lebakgedong memiliki kerentanan tanahnya risiko menengah-tinggi, lalu berada di bukit, dan akan jadi komplek permukiman yang ke depan tidak hanya akan diisi oleh 219 keluarga pasti akan bertambah penghuni baru. Jadi kalau tidak diatur dan dianalisa sekarang khawatir kejadian seperti di Bogor, lahan relokasi terdampak bencana,” papar Febby.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email