Kabar6-Selama ini mungkin Anda mengira jika seorang wanita yang memiliki tubuh ideal artinya sudah bebas dari lemak. Benarkah pendapat tersebut? Lemak merupakan bahan dasar pembentukan hormon. Jadi, jika kadar lemak terlalu rendah dapat membawa beragam dampak bagi tubuh, salah satunya terganggunya pola menstruasi.
Wanita yang memiliki kadar lemak rendah dalam tubuhnya, dilansir Femina, dapat mengalami amenore sekunder, yaitu menstruasi yang seharusnya sekali sebulan, bisa jadi sekali dalam tiga bulan.
Sementara, bila massa otot kurang dari ukuran ideal, maka tubuh akan mudah lelah dan letih. Otot memiliki beragam fungsi, salah satunya sebagai tempat penyimpanan gula yang diubah oleh hormon menjadi glikogen (cadangan gula).
Diketahui, sekira 70 persen tubuh manusia diisi oleh cairan. Kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi, kekentalan darah, tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat, dan lain-lain.
Kadar lemak, khususnya lemak subkutan yaitu lemak yang berada di bawah kulit, mudah terlihat di beberapa bagian tubuh. Pada tubuh wanita, lemak ini terkumpul di panggul atau perut, sedangkan pada pria umumnya berkumpul di bagian perut.
Tidak hanya membuat penampilan kurang sedap dipandang mata, kelebihan kadar lemak juga dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, stroke, atau penyakit jantung koroner.
Massa otot yang tinggi sangat baik untuk pembakaran lemak. Orang yang sering berolahraga biasanya memiliki massa otot yang baik, terlebih jika didukung asupan protein yang mencukupi. Massa otot yang banyak tidak memiliki dampak buruk, tapi biasanya akan menambah berat badan. Itu sebabnya, berat badan tidak bisa menjadi acuan bahwa program diet seseorang berhasil atau tidak. ** Baca juga: Uang Bisa Membeli Kebahagiaan?
Cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui suksesnya program diet dapat dilihat dari ukuran lingkar perut, paha, dan lengan. Bandingkan ukurannya dengan ukuran sebelum menjalankan program diet.(ilj/bbs)
