oleh

Miing Blusukan Di GPIB Kasih Karunia Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Tubagus Dedi Suwandi Gumelar yang akrab disapa Miing, siang tadi blusukan di Gereja GPIB Kasih Karunia, Tangerang. Anggota DPR dan calon walikota (Cawalkot) Kota Tangerang ini mengatakan, blusukan jangan dianggap membangun citra, justru untuk mendapatkan masukan faktual dari bawah.

“Jangan dianggap blusukan itu mau membangun citra, justru kita mendapatkan penetrasi dari bawah untuk mendapatkan informasi faktual,” kata Miing kepada jemaat yang tengah membangun sarana ibadah di Jalan Karya Agung, Parung Serab, Ciledug, Tangerang, Minggu (4/8/2013).

Ia mengungkapkan, kegagalan kepemimpinan terjadi karena pemimpin jarang mau turun bertemu rakyat. “Padahal pemimpin itu harus ke bawah, mesti turun. Kalau hanya mendengar dari bawahan, pasti tidak akan beres, karena laporan bawahan sifatnya hanya menyenangkan yang menjerumuskan atasan,” ujarnya.

Pemimpin yang terjun ke tengah rakyat, kata Miing, kalau dia ingin membuat kebijakan, maka kebijakannya akan sesuai dengan kebutuhan rakyat. “Jangan rakyat butuh pisang kita kasih jeruk,” tukasnya.

Miing mengakui, kehadirannya di tengah komunitas agama bukan hanya ke GPIB Kasih Karunia.

“Bukan hanya ini yang saya datangi, yang lain juga saya masuki seperti di Pasar Kaget di kawasan Cibodas. Ketika saya jalan-jalan, saya dipanggil masuk, dan begitu saya masuk ternyata gereja dan saya mendapat kesempatan untuk berbicara dengan mereka,” jelasnya.

Dengan turun ke komunitas agama, imbuh Miing, dirinya sebagai anggota dewan menjadi tahu problema di lapangan. Seperti membangun gereja misalnya, kata dia, terkadang mengalami hambatan terkait perizinan, padahal peraturannya sudah ada.

“Membangun rumah ibadah itu ada aturannya. Kalau semua persyaratan sudah dipenuhi, ya salah dong kalau kita bilang tidak boleh dibangun, kan semuanya harus kita tempatkan secara proporsional,” ucapnya.

Miing menegaskan, keyakinan tidak dapat diadili karena itu adalah hak dasar manusia.

“Keyakinan dan beragama itu adalah hak-hak dasar, termasuk menjalankan ibadah dan membangun rumah ibadah. Sebagai hak dasar, saya ini Islam, bapak-bapak nggak rugi. Bapak-bapak meyakini Kristen, saya juga nggak rugi selama saling menghargai,” pungkasnya.(yps)

Print Friendly, PDF & Email