oleh

Meteor Tertua yang Pernah Hantam Bumi Berusia 3,48 Miliar Tahun

image_pdfimage_print

Kabar6-Penemuan pecahan batu berusia 3,48 miliar tahun oleh para ilmuwan dari Australia, diduga sebagai meteor pertama yang menabrak Bumi. Pecahan baru tersebut dikenal sebagai spherules, yang mungkin terbentuk saat meteor menghantam Bumi, lalu menyemburkan batuan cair ke udara.

Batuan meleleh tersebut, melansir Livescience, lantas mendingin dan mengeras menjadi manik-manik yang terkubur selama ribuan tahun. Para ilmuwan menyimpulkan, batuan tersebut merupakan bukti tertua dari dampak bolide potensial dalam catatan geologis Bumi. Sebelumnya, bukti meteor tertua adalah spherule yang usianya 3,47 miliar tahun yang ditemukan di Pilbara Craton, dan fragmen berusia 3,45 miliar tahun yang ditemukan di Kaapvaal Craton, Afrika Selatan (Afsel).

“Penelitian baru ini mendokumentasikan ejekta di bebatuan yang sedikit lebih tua, yang berusia 3,48 miliar tahun (sekira 10 juta tahun lebih tua dari yang ditemukan sebelumnya),” terang Chris Yakymchuk, ahli geologi.

Dalam menentukan usia spherules yang ditemukan pada 2019, para ilmuwan menggunakan isotop, versi dari unsur kimia yang sama dan memiliki massa berbeda karena jumlah neutron dalam nukleusnya. Menurut Yakymchuk, teknik tersebut tergolong kuat dan andal.

“Kami memiliki gagasan bagus tentang usia mereka berdasarkan penanggalan isotop mineral zirkon,” ungkap Yakymchuk. ** Baca juga: Mengejutkan! Provinsi Shandong di Tiongkok Miliki Sekira 50 Ton Cadangan Emas

Setelah diteliti, komposisi kimia dari spherules tersebut berbeda dan asing. Mereka mendeteksi adanya unsur kelompok platinum seperti iridium dalam jumlah yang sangat tinggi dibandingkan batuan terestrial serta mineral yang disebut spinel nikel-kromium dan isotop osmium dalam kisaran tipikal kebanyakan meteorit.

Mereka juga mencatat bahwa fragmen tersebut memiliki karakteristik bentuk halter dan tetesan air mata dari spherule tumbukan dan berisi gelembung, yang cenderung terbentuk ketika percikan batuan meleleh menjadi padat setelah serangan meteor.

Para ilmuwan sendiri hingga kini masih sulit menemukan bukti tubrukan meteor dan Bumi sehingga sering menjadi perdebatan. Hal ini disebabkan lempeng tektonik dan erosi kerak planet yang dapat menghapus jejak tabrakan.

Saat ini tim ilmuwan tengah mempelajari batuan yang membungkus spherules dan menganalisis berbagai lapisan sedimen yang mereka bor untuk menyempurnakan pemahaman mereka tentang serangan meteor. Peristiwa lalu seperti ini tentunya menjadi petunjuk langka tentang sejarah planet Bumi.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email