oleh

Meriahnya HSP ke 85 Ditengah Kecewa Blosso Club & Solusi Politisi Golkar

image_pdfimage_print

Kabar6-Semarak Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 85 tahun 2013, terlihat ramai diperingati disana-sini. Berbagai kegiatan digelar, guna memeriahkan moment pemuda tersebut.

Di Kota Tangerang, peringatan HSP yang digelar Minggu (27/10/2013) bahkan diwarnai dengan lomba jalan sehat, yang dikomandoi langsung oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai panitia acara. Beragam hadiahpun disebar dalam bentuk door prize.

Sayangnya, momen bahagia itu sama sekali tidak menarik minat Adit (16), untuk turut berperan serta. Ditengah hiruk-pikuk pemuda meneriakkan semangatnya, warga Jalan Warnasari, Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang, justru larut dengan kesibukannya mengais rezeki dari lagu-lagu yang dilantunkan, sembari berharap rupiah kecil hadir dari peduli pendengarnya.

Ya, Adit adalah satu dari 6 remaja putus sekolah akibat ketiadaan biaya yang kini beraktivitas sebagai pengamen jalanan dan ditampung di Sanggar Seni dan Budaya “Blosso Club” di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Bagi Adit, peringatan HSP hanya memberi kesempatan bagi pemuda yang mempunyai masa depan. Sedangkan dirinya (Adit) kini merasa sebagai pemuda yang masih berupaya meraih kesempatan untuk bisa tetap bertahan hidup.

Jadi, boro-boro Adit bisa bergembira memperingati HSP, bila pada kenyataannya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMU saja dirinya tak mampu. Bagi Adit kini, “Bloos Club” adalah teman, rumah, sekaligus hidup.

Fikiran simple Adit, juga seirama dengan apa yang dirasakan oleh Panglima “Blosso Club”, Sumangku Getar. Bahkan, pria ini mengaku kecewa dengan peringatan HSP ke 85 tahun ini, karena masih bernuansa monoton dari tahun ke tahun.

“Tanggal 28 Otober seharusnya menjadi hari intropeksi diri bagi Pemuda Indonesia, untuk belajar berdiri sejajar serta peduli terhadap sesama. Bukan sekedar gelar lomba dan bagi-bagi door prize semata, dan nyatanya pakai biaya,” ujar Sumangku Getar saat ditemui kabar6.com.

Pria yang dikenal kritis terhadap persoalan sosial ini bahkan mengajak pemerintah dan KNPI sebagai wadah pemuda, agar bisa melihat kebawah, tentang bagaimana sebenarnya nasib pemuda saat ini.

“Di Blosso Club sekarang ada enam pemuda, yang terpaksa tidak melanjutkan sekolah, hanya karena orangtuanya miskin alias tidak punya biaya. Lalu dimana korelasi door prize dan semangat HSP hari ini, dengan masa depan mereka yang terhenti,” ujar Sumangku Getar lagi.

Sumangku berharap, dengan semangat HSP, pihak KNPI Kota Tangerang sedianya bisa merangkul enam pemuda putus sekolah itu agar dapat kembali mengejar masa depan dan cita-citanya.

“KNPI jangan abai dengan pemuda dilingkungannya. Apalagi KNPI juga punya kegiatan sekolah Paket C yang dibiayai oleh dana hibah pemerintah. Harusnya, KNPI juga bisa menyelamatkan masa depan enam remaja itu,” katanya.

Fakta masih adanya remaja putus sekolah di Kota Tangerang karena ketiadaan  biaya, juga ditanggapi prihatin oleh politisi dari Partai Golkar, Muhamad Taufik. Baca juga: Begini Harapan Bupati Tangerang Untuk Pemuda.

“Kondisi saat ini, harus menjadi pembelajaran bagi kita guna menuju masa depan. Kiranya, sudah saatnya kini Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memaksimalkan program pendidikan gratis yang sudah ada, agar tidak ada lagi remaja putus sekolah karena biaya,” ujarnya.

Ya, memaksimalkan program pendidikan gratis yang dimaksud Taufik adalah, meningkatkan jangkauan program pendidikan gratis dari 9 tahun menjadi 12 tahun. Baca juga: Peringati HSP, 500 Massa KNPI Gelar Kirab Pemuda.

“Kalkulasinya mungkin seperti ini, pemerintah bisa memberlakukan sistem subsidi silang atau dengan memberikan kesempatan kepada siswa tidak mampu lewat program
beasiswa pilihan,” ujar Taufik lagi.(arsa)

 

Print Friendly, PDF & Email