oleh

Merasa Terlalu Dimanja, Seorang Istri di UEA Gugat Cerai Suaminya

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada banyak hal yang menjadi penyebab pasangan suami istri (pasutri) mengakhiri biduk rumah tangga mereka atau bercerai, antara lain adalah KDRT, perselingkuhan, masalah ekonomi, dan lain sebagainya.

Namun penyebab perceraian sepasang suami istri di Uni Emirat Arab (UEA) yang tidak disebutkan namanya ini, melansir Indiatoday, sungguh unik. Sang istri menggugat cerai suaminya di pengadilan Shairah, Fujairah, karena merasa bahwa sang suami terlalu mencintai dan memanjakan dirinya. Dan hal ini membuat perempuan itu merasa terganggu.

Suaminya juga selalu membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah sehingga membuat sang istri merasa tidak nyaman. Dikatakan, bantuan dan kasih sayang dari suaminya itu sebagai ‘neraka dunia’.

Mereka juga tidak pernah beradu argumen sedikit pun karena sang suami selalu sepakat dengan istrinya dalam hal apa pun. ** Baca juga: Katakombe Capuchin, Kampung Bagi Ribuan Mayat di Bawah Tanah Italia

“Dia tidak pernah berbicara dengan suara keras, dan dia tidak pernah membuat saya kecewa ataupun sedih,” ungkap sang istri. “Saya merasa tertekan oleh cinta dan perhatian yang begitu ekstrem dari dirinya. Dia bahkan membantu saya membersihkan rumah. Saya sangat mendambakan adanya perselisihan di antara kami, namun hal itu tidak mungkin terjadi dengan suami saya yang selalu memaafkan saya dan memberi saya banyak hadiah.”

Ditambahkan, dirinya membutuhkan sebuah diskusi atau perdebatan dalam membangun rumah tangga. Lantaran tak ada hal itu, dirinya merasa tidak sepaham dengan suami.

“Saya membutuhkan diskusi atau perdebatan yang nyata di antara kami, bukan hidup yang bebas dari aturan-aturan,” kata sang istri lagi.

Sementara sang suami merasa bahwa selama ini dia tidak merasa telah melakukan kesalahan pada istrinya. Dia hanya mencoba menjadi suami yang sempurna dan baik hati. Sayang, apa yang dilakukan itu justru membuat sang istri merasa tidak nyaman dan menggugat cerai dirinya.

“Rasanya tidak adil jika kita menghakimi rumah tangga yang baru berjalan selama setahun, dan semua orang bisa belajar dari kesalahan,” ujar sang suami yang berharap pernikahannya dapat diselamatkan.

Pihak pengadilan sendiri memutuskan untuk memberi waktu bagi pasutri itu. Diharapkan mereka melakukan rekonsiliasi dan membicarakan masa depan rumah tangganya.

Namun, jika sang suami tidak menunjukkan perubahan dan tetap memberi kenyamanan yang dianggap berlebihan oleh istri, mungkin perceraian mereka akan dikabulkan.

Jadi serba salah.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email