oleh

Menjadi Perfeksionis Tidak Selamanya Menguntungkan

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Perfeksionisme adalah keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna untuk mencapai kondisi terbaik pada aspek fisik ataupun non-materi. Perfeksionis merupakan sebutan untuk orang yang memiliki pandangan perfeksionisme.

Pada bentuknya sebagai penyakit, perfeksionisme dapat menyebabkan seseorang memiliki perhatian berlebih terhadap detail suatu hal dan bersifat obsesif-kompulsif, sensitif terhadap kritik, cemas berkepanjangan, keras kepala, berpikir sempit, dan suka menunda.

Orang yang potensial, namun perfeksionis akan terhambat kemampuannya. Hasrat menciptakan produk atau sesuatu yang terbaik adalah hal yang perlu, namun seorang perfeksionis akan menemukan banyak rintangan yang sama sekali tidak perlu.

Apa saja efek negatif perfeksionis? Berikut uraiannya, dikutip dari aura.co.id:

1. Depresi
Kebutuhan perfeksionis untuk memenuhi standar tinggi dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, jika hasilnya tidak memenuhi harapannya.

2. Penyebab stres
Sebuah studi di Swiss menunjukkan bahwa perfeksionisme berkorelasi dengan kortisol yang meningkat lebih besar. Kortisol adalah hormon yang dilepaskan dalam respon terhadap stres, memungkinkan kita untuk mengaktifkan mekanisme ini dalam kasus yang mengancam jiwa.

Stres konstan dalam kehidupan kita sehari-hari dapat meningkatkan kadar kortisol dan memiliki efek merugikan pada kesehatan kita, termasuk sistem kekebalan tubuh yang lemah, berat badan, gula darah tinggi, risiko penyakit kardiovaskular, dan efek negatif pada memori.

3. Agresi
Penelitian yang sama pada perfeksionisme dan depresi menemukan bahwa ketidakpuasan perfeksionis terhadap tujuan yang belum terpenuhi sering diarahkan orang lain. Rasa  ketidakpuasan ini dapat berubah menjadi kemarahan dan bahkan agresi fisik.

4. Menyakiti diri
Perfeksionis dapat menjadi agresif kepada orang lain, bahkan bisa menyakiti diri akibat mengalami kegagalan ini. Menyakiti diri adalah mekanisme yang digunakan untuk mengatur emosi negatif dari sikap perfeksionis ini.

5. Rendahnya kualitas hidup
Depresi, agresi, menyakiti diri dan miskin keterampilan hanya akan menurunkan kualitas hidup keseluruhan. ** Baca juga: Hah, Media Sosial Sebabkan 1 dari 5 Orang Alami Depresi

“Perfeksionisme hanya akan mengarah ke tingkat kecemasan tinggi, rendah diri, rasa percaya diri yang rendah dan rating yang rendah secara keseluruhan dalam kualitas hidup. Orang-orang akan terjebak untuk menjadi sempurna, mereka justru kehilangan gambaran yang lebih besar akan berkat-berkat dalam hidup mereka. Karena, kita semua tahu, kesempurnaan adalah mustahil untuk dicapai,” ujar terapis Dr. Alisa Hoffman, seperti dilansir laman Huffingtonpost.

Mengerjakan sesuatu dengan sempurna adalah impian setiap orang. Namun Anda pun jangan terlalu “keras” dengan diri sendiri, dan berusahalah semampunya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email