oleh

Mengenang Pertempuran Laut, Merebut Irian Barat Ke Pangkuan NKRI

image_pdfimage_print

Kabar6-Laksamana Madya TNI (Ant) Yosaphat Soedarso atau yang lebih dikenal Dnegan Komodor Yos Sudarso, gugur di atas KRI Matjan Tutul, saat melakukan operasi pembebasan Papua Barat untuk kembali ke pangkuan Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada 15 Januari 1963, di Laut Aru, 56 tahun silam.

“Kita melaksanakan kegiatan doa bersama, dalam peringatan hari Dharma Samudera 2019, memperingati peristiwa pertempuran laut paling heroik,” kata Kolonel Laut (P) Baroyo Eko Basuki, Danlanal Banten, saat ditemui di Mako Lanal Banten, Kota Cilegon, Selasa (15/01/2019).

Pria kelahiran Salatiga, Jateng, 24 November 1925, gugur bersama prajuritnya di dalam KRI Matjan Tutul, akibat di tembaki oleh torpedo dari kapal Belanda, bernama Hr. Ms. Eversten.

KRI Macan Tutul bersama dua kapal lainnya, KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang kalah persenjataan. Akhirnya, Komodor Yos Sudarso memerintahkan KRI Harimau dan Macan Kumbang untuk mundur sementara. Belanda mengira gerakan itu merupakan manuver untuk menyerang.

Yos Sudarso berfikir, harus ada KRI dan prajurit yang selamat malam itu. Hingga akhirnya, dia merelakan diri menjadi umpan agar dua kapal lainnya selamat.

KRI Macan Tutul harus berhadapan dengan kapal perang Belanda bernama Karel Dorman yang siap menembak. Tembakan pertama meleset, tembakan kedua telak mengenai KRI Macan Tutul yang akhirnya menenggelamkan kapal buatan Jerman tahun 1960 itu.

Saat gugur dalam pertempuran di Laut Aru, Yos Sudarso menjabat sebagai Deputi Operasi KSAL atau orang nomor dua di Angkatan Laut Republik Indonesia.

“Dimana Komodor Yos Sudarso dengan jiwa patriotisme mengorbankan diri. Peristiwa heroik yang penuh dengan art of Beatle, seni pertempuran laut,” terangnya.

Diputar juga film dokumenter berdurasi sekitar 30 menit, yang menggambarkan sengitnya pertempuran di Laut Aru.

Di film hitam putih itu, terlihat KRI Macan Tutul ditembaki torpedo oleh kapal perang Belanda, hingga meledak hebat dan tenggelam bersama beberapa prajuritnya.**Baca juga: Wanita ini Ditemukan Satpol PP Kota Tangerang Sedang Pingsan di Emperan Ruko Karawaci.

“Beliau tidak pernah mengibarkan bendera Victori atau bendera kenangan, tapi bendera kewajiban yang harus selalu kita kibarkan,” jelasnya.(dhi)

Print Friendly, PDF & Email