oleh

Mengejutkan, Penelitian Ungkap Ada 20 Kuadriliun Semut di Bumi

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah penelitian baru mengungkapkan, sedikitnya ada 20 kuadriliun atau 20 ribu triliun semut di Bumi. Angka ini kemungkinan masih jauh dari total populasi serangga, yang merupakan bagian penting dari ekosistem di seluruh dunia.

Menentukan populasi semut secara global, melansir Newscientist, penting untuk mengukur konsekuensi dari perubahan pada habitat mereka, termasuk yang disebabkan krisis iklim. Ya, semut memiliki peran penting seperti menyebarkan benih, menampung organisme, dan berfungsi sebagai pemangsa atau mangsa.

Sejumlah penelitian telah berusaha memperkirakan jumlah populasi semut global, tapi hasilnya jauh lebih kecil dari hasil terbaru ini yaitu 20 juta miliar. ** Baca juga: Pria Inggris Pecahkan Rekor Dunia, Kunjungi 67 Pub dan Minum dalam 17 Jam

Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini, para peneliti menganalisis 465 penelitian yang mengukur jumlah semut.

Ratusan penelitian menggunakan dua teknik standar, yaitu memasang perangkap yang menangkap semut lewat selama periode waktu tertentu, atau menganalisis jumlah semut pada sepetak daun tertentu di tanah.

Meski survei telah dilakukan di semua benua, beberapa wilayah utama hanya memiliki sedikit data atau tidak ada sama sekali, termasuk Afrika tengah dan Asia. Inilah alasan mengapa jumlah semut jauh lebih besar dari yang diperkirakan.

“Sangat penting bagi kami untuk mengisi celah yang tersisa ini untuk mencapai gambaran komprehensif tentang keanekaragaman serangga,” demikian penjelasan para peneliti dalam jurnal tersebut.

Ada lebih dari 15.700 spesies dan subspesies semut bernama yang ditemukan di seluruh planet ini, dan kemungkinan jumlah semut yang belum dideskripsikan atau diberikan nama juga sebanyak itu. Namun hampir dua pertiganya hanya ditemukan di dua tipe ekosistem, hutan tropis dan sabana.

Berdasarkan perkiraan jumlah semut, total biomassa global mereka diperkirakan 12 megaton karbon kering, lebih banyak dibanding gabungan burung dan mamalia liar, dan 20 persen dari manusia.

Mendatang, para peneliti berencana untuk mempelajari faktor lingkungan yang memengaruhi kepadatan populasi makhluk kecil tersebut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email