oleh

Menebar Kebencian

image_pdfimage_print

Tindakan menebar kebencian di negeri ini makin hari tampaknya makin mengkhawatirkan, kalau tidak ingin disebut jadi trend baru.Entah apa yang akan terjadi bila kebencian itu sewaktu-waktu berubah menjadi anarkis tak terkendali dan memporakporandakan sendi-sendi kehidupan.

Kebencian itu tentu saja berpijak pada dasar kebohongan (hoax) dengan bantuan broadcast BBM atau WhatsApp, atau postingan berita di media sosial.

Dan kebohongan itu sendiri kata Robert Feldman, psikolog dari University of Massachusetts yang melakukan riset soal ini, punya keterkaitan dengan kepercayaan diri. Saat kepercayaan diri terancam, seseorang akan dengan mudah berbohong, sebagai modal dasar munculnya kebencian. 

Yang tragis lagi, lanjut Feldman, semakin banyak orang yang mau berbohong hanya karena ingin diterima dan membuat orang lain terkesima.

Sementara kolumnis The Daily Dot, Cabell Gathman berpendapat, di era media sosial sekarang ini semakin banyak orang yang gemar menyebarkan kebohongan. Sebahagian besar orang yang bergelut di media sosial, seringkali tak membaca dengan cermat konten yang mereka bagikan, sementara sebahagian lainnya hanya membaca judul lalu kemudian disimpulkan sebagai sebuah kebenaran, minimal versi dirinya sendiri, lalu kemudian menggunakannya untuk menyebar kebencian.

Definisi kebencian itu sendiri merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya. Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan.Tetapi banyak orang yang menganggap bahwa, lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.(wikipedia).Benci (hate)adalah salah satu bagian dari sifat-sifat manusia.

Definisi benci yang lebih baru menurut Penguin Dictionary of Psychology adalah “emosi yang dalam dan bertahan kuat, yang mengekspresikan permusuhan dan kemarahan terhadap seseorang, kelompok, atau objek tertentu”.

Sementara Dr.Sigmund Freud mendefinisikan benci dari sisi ilmu psikologi sebagai pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiaannya.

Apa manfaat yang bisa diperoleh dari memelihara kebencian.Tak ada satu katapun dari agama apapun, dari ilmu budi pekerti apapun yang menyatakan bermanfaat dan positif.

Dalam Islam disebutkan, labih baik kau gigit akar-akar pohon hingga kamu mati daripada harus menyebar kebencian. (HR Bukhari).

Pada Agama Buddha :Kita hidup berbahagia karena tanpa membenci di tengah-tengah orang yang penuh kebencian.Di antara orang-orang yang saling membenci kita hidup tanpa kebencian.(Dhammapada, Sukha Vagga 197).

Di Agama Kristen :Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu (Imamat 19:17-18).

Disamping itu, cukup banyak larangan menyebar kebencian dalam bentuk undang-undang, diantaranya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dan sejumlah undang-undang lainnya.

Kebencian selain sebagai alat yang dapat merampok kebahagiaan, juga membuat seseorang merasa selalu kenyang, sehingga selera makan berkurang atau bahkan hilang, tidur menjadi lebih sulit. 

Tanyakanlah pada dokter ahli, apa yang akan terjadi pada tubuh seseorang bila selera makannya rendah atau hilang dan tidurnya tak pernah nyenyak.Jawabannya bisa dipastikan imunsistem dalam tubuh akan drop dan seterusnya orang tersebut akan diserang berbagai macam penyakit, termasuk penyakit jiwa.(zoelfauzilubis@yahoo.co.id)

Print Friendly, PDF & Email