Masyarakatnya Sederhana, Mimpi Walikota Dianggap Terlalu Besar

Kabar6-Ide-ide yang digagas Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, disepanjang kepemimpinannya saat ini, diakui memang terbilang hebat dan mendunia.

Sayangnya, kecemerlangan ide dan kreativitas dalam upaya memajukan pembangunan di kota akhlakul karimah itu, dipandang belum dapat dikejar oleh sebagian besar personil dijajarannya.

“Arief itu mimpinya terlalu banyak dan besar. Memang kita akui, semua konsep yang keluar dari gagasannya itu, sangat cerdas. Dan, Arief sangat kreatif serta inovatif. Tetapi, maaf saja, ini kita bicara fair ya, kelemahan dia justru adalah, dia tidak melihat terlebih dahulu, bahwa SDM dijajarannya belum mampu mengejar keinginan-keinginannya itu. Ucapan saya tadi sudah juga pernah saya sampaikan di forum Musrenbang. Disitu saya sampaikan langsung kepada pak Said Kepala Bappeda,” ungkap Ir. H. M Sjaifuddin Z Hamadin, MM, Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang, kepada Kabar6.Com, saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (20/8/2015) kemarin.

Sehingga, kata dia, implementasi terhadap konsep-konsep yang telah diusung, justru cenderung tak masuk logika bakan berpotensi malah akan menghambur-hamburkan uang semata.

“Salah satu contohnya adalah, program seribu ruang kelas. Jadi gini, waktu itu saya sendiri sudah bicara langsung kepada pak Lutfi (Kepala Dinas Pendidikan) serta pa Amarullah (Kabid), saya tanya mereka mengenai statistik dasar pendidikan di Kota Tangerang, namun ternyata mereka belum memiliki. Sekarang bagaimana ingin membangun gedung bila kita sendiri tidak tahu kebutuhannya,” tegas politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini lagi.

Dia menyesalkan, beberapa pelaksanaan pembangunan yang dinilai tak sejalur dengan visi misi Arief, dimana itu adalah bagian dari pada RPJMD Kota Tangerang.

“Mari kita lihat pembangunan estetika jembatan yang di dekat taman makam pahlawan dan Unis itu. Dari sudut keindahannya, memang masuk. Namun, apakah itu sudah menjadi prioritas yang mendesak serta seberapa besar efesiensinya. Itu semua harusnya juga menjadi dasar dipertimbangan,” cibir dia.

Padahal, sejumlah beberapa persoalan mendesak, hingga kini justru masih terkatung-katung. **Baca juga: Dua Tersangka Dugaan Korupsi Flyover Cibodas Ditahan.

“Tujuh RW di Kelurahan Selapajang saja, bangunan Posyandunya baru hanya ada satu. Kemudian di Gembor, sebanyak 14 warga tercatat belum memiliki fasilitas WC. Belum termasuk diwilayah-wilayah lain, karena informasi yang saya terima ada sekitar 8 ribuan lagi warga yang belum punya WC. Kemudian, realisasi program bedah rumah, sampai saat ini sudah sejauh mana,” beber pria yang akrab disapa Udin ini.

Fakta lainnya adalah, mengenai pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat, dimana telah diamanatkan oleh pemerintah pusat, kepada setiap daerah kabupaten/kota, untuk sudah memenuhi kebutuhan tersebut sebesar 80 persen, paling tidak pada Tahun 2015 ini.

“Mana, sudah tercapai belum. Sudah berapa besar PDAM kita mengcover kebutuhan air, untuk masyarakat Kota Tangerang. Pentingnya lagi adalah, ketika Walikota sudah mengumbar programnya, maka harus pula menjelaskan proses atau tahapan pelaksanaan selanjutnya. Ya, tadi itu, ketika dia bilang pembangunan seribu ruang kelas, ya terus sampaikan sudah sejauh mana tahapan-tahapan progres itu dilaksanakan,” tukasnya.

Apalagi, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), yang telah sejak lama di ajukan ke pihak kementerian lingkungan hidup, hingga kini belum juga terselesaikan.

“Disininya memang sudah selesai, hanya saja, legalitas oleh pihak pemerintah pusat, dalam hal ini adalah kementrian Lingkungan Hidup. Dan, itu sangat penting skali legislitasi itu, karena, jangan sampai semisal kawasan hutan lindung atau sebagimana, berubah fungsinya, lantaran hanya demi pembangunan semata,” ringkas dia.

Politisi yang akrab disapa Udin itu juga menambahkan, perihal besaran Sisa Lebih Pagu Anggara (Silpa), yakni Rp893,4 Miliar, pada tahun kemarin, ternyata kurang lebih 400 miliarnya berasal dari program pembebasan lahan.

“Artinya masih ada kelemahan soal perencanaannya. Maaf sekali lagi ini, saya bisa dikatakan hampir sering reses di dapil, walaupun itu hanya sekadar bertemu 4 atau 5 warga, namun ini adalah tanggungjawab moral saya, untuk menyerap aspirasi mereka. Dan ternyata, harapan masyarakat sebenarnya sangat sederhana saja. Cukup mereka mah ingin dibangun jalannya, bangun selokannya, bangun gedung sekolahnya, bangun rumah sakitnya. Aspek-aspek itu justru yang harus diprioritaskan,” pungkasnya.(Ges)